Bab 30

832 125 0
                                    

"Audi, kenapa pipinya merah?" Tanya Kenant polos ketika Audi baru pulang dari bekerja. Mereka kembali tinggal di rumah pondok. Rumah yang dirasa lebih menenangkan. Rumah yang bisa memberi kenyamanan.

"Ini tadi pipi Audi kejedot tembok kamar mandi. Gak apa-apa kok Ken. Diobati juga sembuh. Ken lagi apa? Ken punya mainan baru?" Audi memang mobil-mobilan kecil yang disusun Kenant pada jalur lintasnya.

"Ini mainan Monika yang ngasih. Dia kadang baik, kadang jahat bikin Kenant bingung."

Audi mendesah. Monika tidak bisa dikategorikan ipar baik tapi setidaknya wanita itu tidak membuat masalah. Monika terlalu sibuk dengan kehidupannya sebagai desainer. Yang jadi masalah...

Plakk

"Berani kamu memberi dukungan pada Bryan di depan mata mamah. Kurang apa mamah sama  kamu. Semua mamah kasih termasuk kekuasaan yang Kenant yang mamah lemparkan dengan suka rela ke tangan kamu. Ini balasan kamu setelah kemewahan yang mamah beri?"

Audi sudah lelah menangis. Ia sering dihina baik secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. "Semua yang mamah kasih pun Audi bayar dengan pengabdian tanpa batas. Audi jadi istri, wadah menciptakan anak bahkan Audi selama ini udah banyak bantu mamah di perusahaan."

Plakk

Tamparan kedua Inggrita daratkan. Ia menjadi ibu mertua kejam dan bengis jika keinginannya tidak terwujud. "Kamu sudah berani menjawab. Aku bisa mengambil semua yang kamu punya sekarang Audi! Kamu sekarang lupa kalau cuma mahluk dari comberan, dari daerah kumuh. Aku yang angkat derajatmu sampai tidak ada bekas noda kotor dalam tubuhmu. Aku meminta balasan, balasan kebaikan. Aku mau inseminasi itu dilakukan dengan segera. Mamah tidak peduli kamu mau atau tidak. Kamu cuma alat Audi. Harga kamu cuma segitu dan jangan buat mamah marah lagi. Lakukan semua perintahku maka hidupmu akan damai dan aman." Inggrita menepuk pipinya sebelum beranjak pergi.

Audi kali ini benar terluka. Ia mengingat perihnya tamparan Inggrita. Mengingat sakitnya kehilangan anaknya. Buat apa sekarang ia bertahan kalau bukan karena sangat menyayangi Kenant. Audi mengelus kepala suaminya. Kenant membalasnya dengan tersenyum gembira seolah anak kecil yang diberi limpahan perhatian. Audi sadar, hanya Kenant yang ia miliki, hanya pria ini yang mencintainya tulus tanpa mengharap dibalas.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

"Monika!" Panggil Bryan keras.

"Monika!" Panggilnya berulang entah sudah ke berapa kalinya. Sang mpunya nama tak muncul untuk menampung segala kemurkaan yang Bryan akan luapkan.

"Nyonya Monika mengalami masalah pada kesuburannya. Ia dinyatakan mandul setahun lalu. Ini hal yang serius. Apa anda tidak pernah diberi tahu."

Bryan mengepalkan tangan kalau tidak ingat ini rumah sakit maka pria itu akan menonjok dinding. Bisa-bisanya Monika menyembunyikan hal seberat ini darinya. Monika dinyatakan tidak bisa memiliki keturunan.

"Apa ada solusi untuk hal ini? Terapi atau pengobatan lain?"

Dokter itu meringis tak enak. "Teknologi memang sudah maju tapi tetap saja masalah kesuburan terutama wanita akan menjadi hal yang fatal. Indung telur Nyonya Monika sulit dibuahi bahkan tidak mungkin."

"Jadi kesimpulannya Monika tidak akan memiliki anak?"

"Iya. Kasarnya begitu."

Bryan sekarang tahu kenapa hal ini disembunyikan darinya. Monika yang keterlaluan sudah tahu dari lama tifka bisa memberinya keturunan tapi perempuan itu nekat menikah dengannya. Baiklah Monika harus disuguhi neraka sesungguhnya sebelum akta perceraian Bryan lempar.

"Kenapa sih Bry, teriak-teriak. Aku lagi belajar masak sama bibik."

Belum sempat Monika melanjutkan kegiatannya. Ia sudah ditarik paksa Bryan ke ruang kerja.

"Kenapa kamu Bry. Kenapa kasar sama aku? Lepas Bry!"

Bryan melepasnya sekaligus melempar kertas hasil kesehatan Monika yang diberikan dokter Gustav.

"Ini Apa?" Mata Monika yang berwarna coklat gelap itu membulat ketika membaca beberapa baris keterangan yang ada di kertas. Ia ingat ini merupakan salinan data kesehatan rahimnya. "Dari mana kamu dapatin ini Bry?"

"Gak penting! Beraninya kamu bohong sama aku, menipuku. Kamu udah tahu kelemahan kamu itu sebelum kita nikah tapi kamu malah gak bilang! Kamu mempercepat pernikahan kita Monika!"

"Aku bisa jelasin Bry. Ampuni aku Bry.. tolong jangan ceraiiin aku." Mohon Monika sambil menangkupkan kedua tangannya. Ia sampai berjongkok, menyentuh kaki Bryan. "Tolong Bry. Aku cinta sama kamu. Aku gak mau kita pisah. Ini semua berawal dari ide mamah. Mamahmu nyuruh aku nyembunyiin hasil kesehatanku dari kamu. Aku semula pengen terus terang Bry karena aku yakin kita akan tetap menikah karena kita saling cinta."

"Mamah?" Bryan terperanjat kaget. Wanita itu berani menyembunyikan kenyataan sebesar ini atau wanita itu sengaja melakukannya agar keturunan Bryan berhenti lalu mengusahakan inseminasi agar keturunan Kenant yang meneruskan trah Brawijaya. Itu rencananya?

"Iya mamah kamu berada di belakang ini semua!" Ini saatnya Monika mencari kambing hitam. Ia tidak salah. Bukan idenya untuk membohongi Bryan. "Dia tahu hasilnya setahun lalu. Dia nyuruh aku bohong dan bertahan selama mungkin."

Bukannya mendapatkan pengampunan. Bryan malah menendang Monika supaya menyingkir. Ia sangat marah mengetahui fakta menyakitkan ini. Inggrita sudah bertindak jauh, merencanakan masa depan keji untuknya. Bukankah selama ini Bryan cukup baik dengan menjadi anak berbakti dan putra andalan padahal Bryan tahu jika Inggrita bukan ibu kandungnya. Bahkan Bryan selalu berprasangka baik, Inggrita juga menyayanginya walau sedikit.

Tapi nyatanya wanita tua itu menyimpan dendam atas pengkhianat suaminya dulu. Inggrita melampiaskan amarahnya karena disuruh membesarkan anak haram suaminya tanpa boleh mengeluh. Apalagi Inggrita kesulitan hamil setelah melahirkan Kenant.

Bryan sekarang tahu siapa musuhnya. Beberapa saat lalu ia masih mempertimbangkan akan mengampuni ibunya tapi kini ia rasa Inggrita juga harus ia beri pelajaran.

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Lebih lengkapnya ke KBM. Nanti kalau udah tamat akan naik ke karya karsa dalam bentuk file full atau ke google play book.

my idiot boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang