Chapter 1

106 8 0
                                    

AKU DISINI
Hari ini adalah hari ulang tahun ku yang ke-7 dimana hari yang begitu menyenangkan dan sangat berarti bagiku.

Kami rayakan bersama-sama dengan penuh suka cita dan canda tawa.

Dari ibu, ayah, kak Hali dan kak Ais mereka memberikan masing-masing hadiah untuk ku.

Semua hadiah itu sangat menarik dan bagus. Tapi ada satu hadiah yang sangat menarik dari yang lain yaitu 2 foto album aku bersama orangtuaku dan aku bersama saudara-saudara ku.

Hadiah itu dari ibu kemudian dia berpesan padaku untuk menjaga 2 foto album itu dengan baik.

Aku mengangguk pertanda iya, aku akan menjaganya dengan baik.

Sehari setelah ulang tahun seluruh anggota keluarga ku sibuk satu persatu.

Ibu yang memasak di dapur untuk makan siang, kak Hali dan kak Solar yang sedang bermain video game, ayah yang sedang membaca koran di teras rumah dan aku yang sedang menggambar langit mendung di atas.

Beberapa menit menggambar langit mendung aku mengajak ayah untuk bermain bola dihalaman untuk menghilangkan rasa bosanku.

Tapi karena ayah sudah terlalu nyaman membaca koran ayah sempat menolak dan menyuruhku untuk bermain sendiri saja.

Tentu aku tidak mau. Aku merengek dan mulai menangis.

Mengetahui hal itu, ayah langsung saja meletakkan korannya dan mulai menenangkan ku.

Di waktu yang tepat, kak Hali keluar rumah dan mengatakan sesuatu padaku.

"Duri, kau benar-benar cengeng. Ayah tidak mau bermain bola saja kau menangis."

"Hali, apa yang kau katakan?! Ini salah ayah karena tidak mau bermain bola dengannya. Sudah ya, Duri. Kita akan bermain bola." Tegur ayah pada kak Hali sembari menenangkan aku.

"Hmph!" Kak Hali memalingkan wajahnya dan masuk.

Aku berhenti menangis karena ayah mau bermain bola dengan ku.

Kamipun bermain bola dihalaman dengan penuh riang.

Ketika ibu memanggil kami untuk makan siang, aku mengakhiri bermain bola ini dengan lemparan bola yang cukup tinggi hingga ayah saja tidak dapat diraihnya.

Bola itu jatuh ke tengah jalan. Karena kami sudah terlalu lama bermain, kak Hali keluar dan memanggil kami.

Sebelum itu ayah mengambil bola ku yang di tengah jalan.

Belum sempat memegang bola, tiba-tiba...

Braak!

Aku menyaksikan itu di depan mata. Ayah tertabrak oleh mobil hitam yang kemudian kabur dari tempat kejadian.

Suara gaduh itu membuat ibu, kak Hali dan kak Solar keluar rumah.

Melihat kejadian itu tanpa pikir panjang mereka langsung menghampiri ayah yang tergeletak tak bernyawa di tengah jalan.

Tapi kenapa? Kenapa aku tidak menghampiri mereka? Kenapa aku tidak bergerak malah diam saja?

-:| Akan Selalu Ada |:-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang