Siska Menerima Tawaran Hasan Dirgantara

77 74 26
                                    

"Ayah, ini dia gadis yang ayah maksud." Ucap Arman

Ayahnya yang duduk di kursi pimpinan itu membalikkan badannya dan melihat kearah belakang.

"Akhirnya kita bertemu."

"Iya" Jawab Siska lalu tersenyum

Hasan kemudian menjelaskan tugas apa yang ia berikan kepada Siska.

"Bagaimana?" Tanya Hasan

"Sepertinya menarik, aku menyetujuinya." Jawab Siska

Siska dan Arman kemudian keluar dari ruangan kantor Hasan.

"Apa kau yakin?" Tanya Arman

"Tentu saja, memangnya kenapa?" Tanya Siska

"Aku harap kau tidak menyesalinya." Ucap Arman, lalu ia berjalan duluan

"Apa maksudnya ya?"

Mereka lalu kembali ke kampus namun Siska masih terheran-heran dengan semua yang diucapkan Arman tadi.

"Apa sebenarnya yang dimaksud Arman tadi? Apakah nanti semua itu akan berpengaruh padaku? Sepertinya tidak. Sebab dari penjelasan yang diucapkan ayahnya itu tidaklah berbahaya sama sekali. Tapi kenapa Arman mengatakan itu tadi, seharusnya dia mendukung ayahnya dong. Apa mereka bermusuhan? Tapi tidak mungkinlah, dari yang ku lihat mereka seperti ayah dan anak pada umumnya. Ah, sudahlah mengapa aku memikirkan itu. Mungkin saja Arman tidak menyukaiku itu sebabnya dia mengatakan itu tadi." Ucap Siska yang sendirian di dalam perpustakaan

____DI SISI LAIN____

"Gadis itu memang bodoh, mengapa dengan mudahnya ia menerima tawaran ayah?" Gumam Arman

"Ada apa Arman?" Tanya Satria

"Tidak ada apa-apa. Memangnya kenapa?" Tanya balik Arman

"Kau melamun saja dari tadi itu sebabnya aku menanyaimu." Ucap Satria

"Aku hanya sedang berpikir tadi." Ucap Arman

"Memangnya apa yang kau pikirkan man?" tanya Satria

"Alah, kamu ini kepo banget sama urusan orang." Ketus Arman

"Astaga, galak amat kamu Arman. Kayak psikopat aja." Kata Satria

Arman hanya diam saja mendengar ucapan dari Satria, ia sama sekali tidak menanggapi perkataannya.

Tak lama kemudian Siska masuk ke dalam kelas, wajah Arman seketika berubah melihat Siska masuk bersamaan dengan Hasan.

"Apa yang kau lakukan dengannya?" ketus Arman

"Siapa? Aku? Siska?" seketika Hasan tertawa mendengar hal itu

Satria yang melihat kejadian itu terheran-heran. Lalu bertanya-tanya di benaknya ada apa dengan Arman sebenarnya, mengapa ia begitu aneh.

"Beraninya lo tertawa begitu." Arman langsung berdiri dan mendekati Hasan

"Dengarkan ini baik-baik. Jauhi Siska, kalau tidak kau akan mengalami hal buruk!" Dengan nada kesal

"Siapa lo, yang berani merintah gue seperti ini ha?!"

Arman semakin tidak bisa menahan emosinya, tanpa berpikir panjang ia langsung menojok mata Hasan.

Murid yang ada di dalam kelas langsung terdiam melihat kejadian tersebut.

"Arman, apa yang kau lakukan?" Tanya Siska dengan wajah syok melihat kejadian tadi

"Siska...." Ucap Arman

Queen Mafia & King MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang