BAGIAN KETIGA

667 8 0
                                    

Setelah itu kamipun tidur.

Besok paginya Ronald bangun lebih dulu daripadaku, dan saat aku terbangun ia sudah berdandan rapi dan wangi sekali.

" Pagiii kak , gimana tidurnya ? Nyenyak atau engga ", sapa Ronald sambil tersenyum manja

" Wahh ini pengalaman tidur yang paling nyenyak sih Ron , aku ngga pernah tidur se nyenyak Ini sebelumnya " , jawabku sambil meregangkan badanku

" Mantapp..  , kak kita mau main ke FunCity nih , Kaka ga usah ikut yaa ,dirumah aja " , ejek Ronald

" wah kurang ajar kamu mau main asik sendiri gak ngajak kakakmu ya , liat aja kamu " balasku sambil mengejar dia

Ronald pun berlari dan berlompatan di kasur. Kami bercanda dan bener - bener tertawa lepas seperti sepasang kakak dan adik. Tidak ada beban ataupun rasa canggung.

Saat aku berhasil menangkapnya, lalu aku membantingkan pelan badannya ke kasur, dan aku menatap matanya dalam - dalam.

Aku merasa kasihan dengan anak ini, sejujurnya , dia mengalami penderitaan yang sama denganku.

Dari sorot matanya nampak bahwa ia betul - betul merasa kesepian dan merindukan sosok kakak yang sangat menyayangi dan menjaganya.

Saat aku menatapnya, tiba - tiba Ronald menangis.

Akupun bertanya sambil memeluknya

" kenapa nangis de ? ... Cup .. cup ... Ga usah nangis ya , ada Kaka disini "

" Gapapa ka , aku nangis karena aku terharu aja , ga nyangka bisa ketemu Kaka sebaik ka Nathan "

" udah kamu tenang aja Ron , ga usah nangis , Kaka janji bakalan selalu ada buat kamu ,dan jagain kamu terus "

" bener ya ka , janji ya "

" iya janji, percaya sama Kaka "

Setelah itu aku memeluk Ronald dan mencium kening dan pipinya. Kemudian mengusap air mata yang jatuh di pipinya

Moment itu membuat aku makin sayang sama Ronald, dan entah kenapa chemistry kami makin terbentuk disana.

Aku senang dan bersyukur sekali bisa bertemu dan berjumpa darat dengan sosok adik yang selama ini aku rindukan , yang hadir dalam diri Ronald. Dan komitmenku benar - benar serius kali ini, aku akan berjuang sekuat tenaga untuk tidak mengecewakan Ronald.

Sekejap akupun teringat bahwa kami akan pergi , dan aku belum mandi, akhirnya akupun segera berlari menuju kamar mandi.

Namun setibanya di kamar mandi aku baru ingat bahwa aku tidak sedang berada di rumahku sendiri 😂😂😂, tak ada sabun disana dan handuk ku pun masih tertinggal di rumah. Akupun segera memakai pakaianku kembali dan keluar untuk membeli sabun. Saat aku baru membuka pintu kamar mandi, tiba - tiba Ronald menyodorkan peralatan mandi lengkap dan berkata :

" Kakak Nathan , sabun , shampo , odol , sikat gigi sama handuknya , silahkan "

" waduhh, makasih Ron , kamu baik banget sih "

" Ya elah kak , udah kayak sama siapa aja , adek juga harus selalu nolong kakaknya disaat kesulitan kan "

Duh Ronald, dalam hatiku amat terharu dengan ucapan dia , sepertinya memang dia tidak main - main. Walaupun usianya baru menginjak 12 tahun , namun ia sudah sangat paham bagaimana memperlakukan seseorang yang amat sangat dicintainya.

Sungguh sosok seperti inilah yang aku butuhkan sebagai seorang adik , walaupun aku tidak mengenalnya dari kecil, dan kami baru kenal beberapa saat namun bagiku, Ronald sudah melebihi ekspektasiku.

Akupun bergerak cepat untuk mandi sat set sat set dan mengeringkan badan kemudian segera mengenakan pakaian, parfum dan tak lupa , gel rambut.

Setelah aku keluar dari kamar mandi , dan meletakkan handuk di tempat jemuran handuk di depan kamar mandi, aku berpapasan dengan Mommy Ronald , dan kamipun terlibat dalam obrolan singkat

" eh Nathan, sudah seger ya, wangi pula "

" iya Tante "

" Hari ini kita mau ke FunCity nih , itu si adekmu yang nagih janjinya , katanya kan kemarin nilai bahasa Inggrisnya dapet A , nah dia minta ke FunCity sebagai hadiahnya , trus karena mumpung ada kamu juga jadinya kita ajak kamu , gapapa kan ? "

" iya gapapa Tante "

" nanti habis dari FunCity , kita sarapan bentar terus kamu kita anter pulang ya "

" waduh , kok dianterin sih Tant "

" udahh gapapa , tenang aja , aku udah ngomong sama mommy kamu juga buat ga usah jemput "

Ya ampun , Mommy Ronald benar benar keibuan dan berhati malaikat, dia benar - benar tahu bagaimana caranya memperlakukan seorang anak dan memberi reward apabila anaknya berprestasi. Singkat kata , aku menjadi iri dengan keluarga mereka , karena keluargaku tidak se loyal keluarganya mereka.

Tapi aku bersyukur karena paling tidak aku sudah lebih dari dianggap menjadi bagian dari keluarga mereka.

Akupun segera menuju ke kamar Ronald untuk mengambil tas ku, dan baru selangkah berjalan di depan pintu Ronald sudah membawakan tasku.

Ahhh😀 Ronald , benar benar anak yang manis , baik , supel dan perhatian.

N & RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang