BAGIAN KELIMA

582 12 0
                                    

Hari demi hari, Minggu demi Minggu, bulan demi bulan. Rasa sayangku makin bertambah pada adikku Ronald. Entah kenapa semakin hari semakin sering kami melakukan hubungan dewasa, dan saking seringnya mungkin aku seperti sudah paham kode yang selalu digunakannya untuk ' meminta '.

Suatu malam , saat sedang tertidur, Ronald tiba - tiba membangunkan aku, dan ia memandangku dengan tatapan yang amat manja , sebuah kode keras yang sangat biasa bagiku. Dan akupun berusaha untuk menolaknya secara halus, karena hari itu kita sudah melakukannya beberapa kali. Aku takut jika saat dewasa nanti dia menjadi ' maniac seks ' karena terlalu sering dilayani keinginannya.

Tapi toh, akhirnya malam itu kami pun melakukannya lagi, meski hanya sekedar saling berciuman dan berpelukan.

Malam itu, entah kenapa , perasaanku tidak begitu nyaman. Aku merasa seperti sudah menjalin ikatan yang lebih dari sekedar kakak adik pada Ronald,  tapi aku mencoba untuk menganggap itu wajar, dengan alasan bahwa kami melakukannya atas dasar suka sama suka.

Tapi aku yang dari dulu penasaran, di malam yang amat romantis itu aku mencoba untuk bertanya pada Ronald.

" Nald, kakak boleh nanya gak sama kamu ? "

" Ummm nanya apa kak ? ", jawab Ronald

" Kalau boleh tahu kamu kok bisa sih , umur masih 12 tahun tapi kenal konten kayak begini, sampe mau ngelakuin lagi ? "

" Hmmm , iya kak, aku dapet semua gambar itu dari salah satu temen aku "

" Temen Sekolah ? "

" Iya "

" Trus ? "

" Iya , trus aku liatin aja terus kak , makin lama kayaknya makin enak trus pas kalo nonton itu aku ngerasa geli di burung aku, akhirnya aku mainin sendiri sampe keluar air putih nya "

Pengalaman yang kurang lebih sama denganku, sebagai seorang anak tunggal, yang memang tidak punya adik atau kakak, serta dengan didikan kaku dan kerasnya mama papa yang tak pernah menyentuhku sedikitpun , membuat aku haus akan belaian. Dan membuat aku akhirnya mencari ' belaian ' versiku sendiri yakni konten video porno.

Aku jadi merasa bersalah sebenarnya, karena sudah mengajarkan hal yang terlalu jauh ke Ronald.

Tapi entah kenapa, ketika aku ketemu bocah ini rasanya seperti klop banget, kayak colokan ketemu stop kontak, nyambung. Ah entahlah memang rasanya hubungan ini tidak lazim, tapi aku merasa sangat spesial dengan hadirnya sosok Ronald.

Akupun berusaha buat menasihatinya

" Ron , jujur, kakak juga punya pengalaman yang sama sepertimu. Sampe akhirnya bisa kenal dengan hal - hal seperti ini. Tapi kakak seneng akhirnya dipertemukan dengan orang yang punya pengalaman yang sama dan kita bisa berbagi cerita sampe ke melakukan bersama, tapi ingat , kamu harus janji, ini cuma rahasia antara kamu dan kakak, dan kamu gak boleh samasekali membawa ini kemana - mana , okey ? "

Ronald pun mengangguk tanda mengerti.

Setelah itu kemudian aku membelai wajah dan rambut Ronald. Dan ia tampak menangis terharu, ah entahlah , anak ini cengeng sekali , pikirku , dikit - dikit nangis , tapi tak apalah , mungkin itulah ekspresi kebahagiaannya saat bisa bertemu dengan sosok yang bisa menjadi kakak dalam kesendiriannya.

" Yaudah Ron, kamu tidur aja , besok kan masih ada aktivitas lain. Takutnya kamu bangun kesiangan, nanti dimarahin deh sama mama " , ucapku lirih

" Kak Nath " , ucap Ronald

" Iya " , jawabku

" Aku sayang banget sama kakak " , ucapnya

Akupun terkejut mendengar ucapan itu, karena untuk pertama kalinya dia mengatakan itu.

Aku tidak banyak berucap, yang ada hanya kecupan selamat tidur di kening adikku Ronald tersayang.

N & RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang