tanggung jawab

393 21 0
                                    

06.30 AM, adiba sudah bangun dan mandi dan duduk dikursi kayu ruang tamu dengan baju kaos cream dan celana training milik afkar. Sedangkan afkar ia sedang berkutat dengan dapur karena katanya diba pingin nasi goreng buatannya. Dengan senang hati ia membuatkan mungkin diba sedang ngidam pikirnya afkar.

"ini dia nasi goreng telur ceploknya" seru afkar dengan senyum manisnya.

Diba yg mendengar itu mengalihkan tatapannya dari hp bermerk apel gigit. Kening diba menyerit melihat hanya satu porsi nasi goreng, apakah afkar tidak sarapan? Ia mau bertanya tapi gengsi lah nanti dikira peduli lagi.

"makasih"ketus diba.

"iya sama-sama, nanti kalau ngidam lagi bilang aja sama saya, kalau saya mampu pasti saya turutin, saya gamau anak kita nanti ileran"ucap afkar lembut.

Diba berdehem mempercepat makannya, wajah diba memanas mendengar anak kita? Tetap stay cool walaupun salting brutal:) 

"setelah ini kita langsung kerumah orang tau kamu yah? Soalnya sore saya ada kerjaan"

"katanya ga dagang hari ini?"

"saya jadi kuli, buat nambah nambahin uang tabungan, buat kita nikah nanti sama lahiran kamu"

"maaf ya" ucap diba tak enak.

"sudah gapapa udah jadi tanggung jawab sebagai laki-laki"

"ohya kandungan kamu udah berapa bulan?"

"gatau lupa"

"yaudah nanti kita periksa ke dokter ya?"

Diba tak menghiraukan pertanyaan afkar ia fokus menghabiskan makanannya. "sudah abis" seru diba.

"yaudah yu kita berangkat piringnya taruh di sana aja". Diba mengangguk ia juga malas untuk mencucinya--lebih tepatnya tidak bisa mencuci piring.

Setelah mengunci pintu langkah diba terhenti melihat kearah sepeda motor afkar bisa dibilang sepeda motor butut? Lalu menoleh kearah afkar.

"kita pakai motor ini?" tunjuknya kearah motor butut tersebut.

"iya, soalnya cuma itu yg saya punya"

"gamau! Kamu mau bikin aku malu hah?" sentak diba. Mendengar sentakan dari diba afkar terkejut, ia tak bermaksud seperti itu, ia ingin memesankan taksi namun uangnya hanya tinggal 50 ribu itupun untuk isi bensin dan makan siang nanti buat besok saja ia tidak ada. Bukannya afkar pelit atau sebagainya ia hanya lebih berhemat lagi untuk ia tabung agar kebutuhan istri dan anaknya terpenuhi nantinya.

"bukan gitu maksud saya diba"

"kenapa? Ga punya uang buat mesan taksi? Ganteng sih tapi miskin!"

Afkar hanya tersenyum mendengar hal itu, ia sudah kebal dengan hinaan orang-orang tentang dirinya. Tapi tunggu? Ganteng?ah mendengar itu ia jadi senyam senyum tidak jelas, secara tidak langsung diba memuji dirinya kan? :)

"apa senyam senyum?" ucap diba melotot

"pokonya aku mau pakai TAKSI" lanjutnya.

"yasudah didepan gang sana baru ada taksi jadi kita naik motor saya dulu ya?". Afkar hanya pasrah uangnya habis, mungkin hari ini ia akan puasa saja.

Diba mengangguk,dengan enggan lalu menaiki motor-butut afkar. "sudah siap?". Diba mengangguk lagi.

🌻🌻🌻

Ting...nong...

Kini afkar dan diba sudah didepan rumah orang tuanya diba. "aku takut mas". Ucap diba

Cinta Pria BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang