*Happy Reading*
______
"Babang!!"
Bintang meringis memegangi telinganya yang berdengung. Padahal jaraknya beberapa langkah dari tempat Alara berdiri, tapi tetap saja telinganya berdenging sebab suara sepupunya yang cempreng.
"Ini mulut atau toa sih, nyaring banget perasaan," Yang di tegur hanya tersenyum tanpa dosa sembari bergelayut manja pada sepupunya
"Mau liat telinga Abang jadi budek, ya?" Alara menggeleng kembali tersenyum menampakkan deretan gigi putihnya.
"Maaf. Kan Ara cuman refleks. Seneng banget Ara liat Babang udah pulang. Ara kangeeeen."
Bintang terkekeh gemas. Ia juga sama merindukan celotehan sepupunya ini. Baru-baru ini, Bintang di pilih untuk mewakili kampus nya untuk pertukaran pelajar di Australia dengan beberapa temannya yang lain selama tiga bulan.
Selama itu pula, ia tidak bisa mendengar celotehan serta rengekan sepupu tersayang nya ini karena ia sibuk dengan projects nya di sana.
"Babang lebih kangen Baby Al. Apalagi sama suara kamu yang cempreng."
"Ara gak cempreng, ya. Ara cuma terlalu semangat aja karena Babang udah pulang." Alara merenggut membuat Bintang terkekeh gemas.
"Oleh-oleh Ara mana?" Pinta Alara
"Ada di luar. Babang lupa bawa tadi."
"Iiiis kenapa gak di bawa sih. Ara kan penasaran pengen liat."
"Ya udah sih. Tinggal keluar aja." Gemes Bintang
Alara mendadak lesu. "Ara kan masih di hukum gak boleh keluar kamar."
Ah, ya, Bintang baru ingat kalau sepupunya ini sedang dalam masa hukumannya. Ia sudah di beritahu beberapa hari lalu masalah Alara yang pergi ke club malam. Tidak habis pikir dia, bisa bisanya gadis seperti Alara bisa ke tempat terlarang seperti itu.
"Aw-iss kok sentil sih kening Ara. Sakit tau," dumel Alara saat Bintang menyentil pelan kening Alara.
Bintang menggeleng, padahal sentilannya sangat pelan, tapi sepupunya ini berlebihan sekali. Namun tak urung laki laki bermanik indah itu mengelus pelan kening adiknya.
"Siapa suruh nakal? Sok sok-an pergi ke club malam. Gak kabarin orang orang rumah lagi. Kalau terjadi apa-apa gimana? Masih untung Bang Damian dateng nya tepat. Kalau nggak, Babang gak kebayang gimana jadinya kamu di sana," Omel Bintang tiba-tiba kesal
Alara berdecak. Ia menghentakkan kakinya dan berjalan ke arah balkon dengan sebal menghiraukan Bintang yang menatapnya heran, membuat Bintang mau tak mau mengikuti adiknya.
"Babang kok ikut ikutan marah sih ke Ara. Kan Ara udah jelasin kalau Ara udah bilang Daddy. Hp Ara lowbat jadi gak bisa kabarin kak Dami,"
Dengan kesal, gadis itu duduk di sofa putih yang tersedia di balkon kamarnya. Posisinya membelakangi Bintang dengan wajah cemberut.
"Kalau Babang ke sini cuma mau omelin Ara, mending pergi aja. Ara udah bosen dari kemarin di omelin mulu." Jeda Alara, gadis itu bersekedap dada, melirik dengan ekor matanya Bintang yang berjalan ke arahnya.
"Gak Daddy, gak Bang Kenan, gak kak Damian, semuanya marah ke Ara, ngomel-ngomel juga ke Ara. Di kira Ara juga mau apa ke club club gitu? Kalau gak karena Bianca yang bohongin Ara, Ara juga gak mau ke sana." Sungut Ara menggebu-gebu
"Udah ngeluh nya?"
Alara yang matanya sudah berkaca-kaca menatap Bintang yang entah sejak kapan sudah bersimpuh di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alara's Fiance (On Going)
Teen FictionSequel Alara's Brother. Bisa di baca terpisah *** "Ara udah gak tahen lagi sama kakak! Ara mau selingkuh aja!" gemas Alara Damian menaikkan sebelah alisnya menatap tunangannya. Sedetik kemudian tersenyum miring. "Yakin mau selingkuh dari kakak?" Al...