Tandai kalau ada typo!______
Kadang yang Alara rasakan memiliki Damian sebagai tunangannya itu seperti roller coaster kadang suka, kadang duka, kadang senang, kadang juga tertekan.
Untung saja Alara sudah terbiasa sadari kecil dengan segala sifat overprotektif orang terdekatnya. Jadi, ia tidak begitu terkejut dengan segala perilaku keluarga maupun tunangannya, tapi tentu saja, ia masih saja merasa jengkel jika menurutnya terlalu berlebihan.
Mau menolak pun, ia tidak bisa, tidak berani juga, sih.
"Nggak mau nurut balik ke markas?"
Alara menggigit bibirnya meras terintimidasi oleh suara rendah milik Damian. Dalam hati, gadis itu terus saja menggerutui Syerin yang se enak nya meninggalkan nya bersama Damian.
"Jangan gigit bibirnya, nanti luka," ucap Damian yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya.
Sontak saja Alara langsung melepaskan gigitan pada bibirnya saat tangan Damian menyentuh bibir yang tadi ia gigit, takut semakin membuat tunangan posesif nya itu marah.
"Emangnya sekali aja nggak boleh makan mie ayam?" Cicit Alara, namun masih bisa Damian dengar
"Boleh, siapa bilang nggak boleh? Malah kan aturannya dua kali seminggu, asal tetep check up tiap bulan," jawab Damian berucap pelan
"Terus kenapa tadi nggak boleh? Terus malah di buang, kan sayang banget mie nya di buang gitu," kesal Alara sedikit menghentak kan kakinya di bawah meja.
Meski begitu, tak ada yang berani menoleh ke arah pasangan itu, orang-orang lebih memilih diam dan hanya bisa menyimak dalam diam.
Raut Damian semakin datar," Sayangan mana kamu, aku atau mie ayam itu?" Tanya Damian ngawur
"Kakak ngomong apa sih, ih, kok tanya gitu!" Kesal Alara, ia tidak mengerti sekaligus kesal, perasaan tadi ia bahas tentang mie ayam, kenapa malah lari ke sayang atau nggak?
"Padahal Ara dari seminggu lalu nggak pernah makan junk food loh kak,"
Damian menghela nafasnya, padahal ia masih sedikit kesal tentang Alara yang tidak menjawab pertanyaannya tadi.
"Siapa yang ngelarang, kakak nggak ngelarang,"
"Tadi?"
"Kamu bisa sakit perut kalau kuahnya aja kayak gitu, Ara," jawab Alara berusaha sabar.
Damian bukan tipe orang yang bisa mengontrol emosinya dengan baik, tapi di depannya sekarang adalah Alara, ia harus sebisa mungkin menahan amarahnya jika tidak mau tunangannya ini takut padanya.
"Kalau masih mau makan mie ayam, ke Markas kan bisa,"
Alara menggeleng," beda rasanya,"
"Tapi lebih sehat sayang," bujuk Damian
"Tapi tetep beda rasanya, Ara maunya yang di kantin," kekeuh Alara
Menutup matanya sejenak adalah cara paling ampuh untuk mereda emosi, itu yang Damian lakukan. Tunangannya ini benar-benar keras kepala.
"Ya udah, kali ini aja. Tapi pesen lagi, oke, jangan pake sambel kayak tadi,"
Alara kembali menggeleng ribut, gadis itu menggoyangkan lengan Damian memohon,"Tapi pengen yang merah merah terus pedes biar kayak yang di YouTube," mohon Alara
"Ya udah nggak usah makan mie ayam kalau gitu," Damian berdiri menyorot tunangannya dengan dingin, diam-diam tangannya terkepal erat dalam saku celana nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alara's Fiance (On Going)
Fiksi RemajaSequel Alara's Brother. Bisa di baca terpisah *** "Ara udah gak tahen lagi sama kakak! Ara mau selingkuh aja!" gemas Alara Damian menaikkan sebelah alisnya menatap tunangannya. Sedetik kemudian tersenyum miring. "Yakin mau selingkuh dari kakak?" Al...