Part 8 : Obses, hah?

311 19 2
                                    

Kasih emot ❤️ dulu dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kasih emot ❤️ dulu dong

Oh, ya, aku bakal pake target sekarang, biar kalau udah full langsung up!

Kita mulai dari 50 komen dulu 20 vote, tes ombak dulu ini hehe

Happy reading ❤️

.......

Alara mendapati Damian termenung, lagi. Sudah beberapa kali malam ini ia dapati tunangannya itu hanya melamun yang entah karena apa. Sedari tadi ia bertanya  tapi hanya di jawab tidak apa-apa. Awalnya ia percaya, tapi melihatnya kembali melamun  membuat Alara merasa ada yang tidak beres.

"Kakak kenapa, sih? Dari tadi tuh Ara perhatiin melamun terus,"

Damian sedikit tersentak namun secepat kilat la lantas tersenyum, tangannya yang sedari tadi mengelus pundak sempit Alara ia alihkan ke rambut gadisnya membuat Alara mau tak mau semakin merasa nyaman dalam pelukan Damian.

Damian membubuhkan satu ciuman di kening Alara setelahnya menaikkan sedikit selimut untuk menutupi tubuh gadisnya. Yap! Sekarang mereka sudah bersiap untuk tidur.

Setelah sesi makan malam selesai keduanya langsung bersih-bersih lalu berniat mengistirahatkan tubuh mereka, setelah Damian menghukum Alara tentunya dan sukses membuat bibir kekasihnya itu sedikit bengkak, untung saja ia mendapat izin membawa Alara beberapa hari, jadi ia tidak akan khawatir jika ia sudah mencumbu bibir gadisnya agak bruntal. Apalagi tadi ia sempat meremas dua bongkahan pantat Alara yang membuatnya melenguh dan  sekaligus menjadi boomerang untuknya karena kecebong nya harus berakhir di toilet.

Ia masih punya otak untuk tidak termakan nafsu lebih jauh,  bisa-bisa pertunangannya dengan Alara batal jika ia sampai kebablasan sebelum waktunya.

"Kakak sakit kah?" Tanya Alara lagi, tangannya terangkat untuk di tempelkan pada kening sang tunangan

Damian menggeleng, sedikit merasa bersalah karena membuat sang tunangan khawatir. Ia raih tangan kekasihnya lalu mengecupnya penuh sayang

"Gak apa-apa, sayang."

Alara berdecak,"dari tadi jawabnya itu mulu, deh,"

"Ya emang beneran gak apa-apa kok," kilah Damian

"Terus apa? Apa gara-gara Ara gigit pipinya tadi?" Tebak Alara lagi

"Dih, cuma segitu mah gak buat kakak sakit, gigitan kamu kayak semut, gak kerasa," balas Damian membuat Alara mendengus samar. Bukan ini yang ia mau dengar.

Mata Alara menyipit curiga,"atau ciuman Ara kurang kah?"

Mendengar itu Damian sontak pura-pura berpikir. "Hmm gimana ya? Kayaknya iya, deh,"

Alara's Fiance (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang