Part 9 : Kangen

351 19 2
                                    


Warning part ini cukup panjang, jadi enjoy ya bacanya, semoga nggak bosen

Happy reading ❤️

****

Varo menyesap kopi buatan istrinya, pandangan nya lurus ke arah taman yang banyak di tumbuhi bunga mawar kesukaan istri juga putri bungsunya,  ia ingat taman dengan air mancur itu dulu permintaan putrinya saat ia akan merayakan ulang tahunnya yang ke 12, tentu saja dalam waktu dua hari semuanya selesai  karena apapun keinginan putrinya harus bisa ia kabulkan.

Meski sudah bertahun-tahun taman itu masih terlihat indah dengan bunga-bunga yang kini bermekaran. Tentu saja Varo tidak akan membiarkan apapun yang membuat dua wanita istimewa dalam hidupnya bersedih sebab apa yang ia bangun untuk mereka rusak begitu saja.

Taman itu justru di rawat oleh tangan-tangan profesional yang ia bayar untuk merawat taman itu meski hanya satu Minggu sekali, namun masih terlihat begitu indah

"Suruhan saya bilang beberapa bulan ini ada yang mengikuti Alara,"ucap Varo memecah keheningan

Varo kembali menyesap kopinya lantas  menaruhnya kembali ke atas meja. Kini ia tatap tunangan putrinya dengan sorot tajam, "kau jelas tau itu bukan?"

Damian mengangguk. Ya, dia memang sudah tau beberapa hari setelah nomor anonim itu di kirim padanya. Besoknya ia langsung menyuruh anak buahnya untuk mencari tau siapa dalang dari pesan tersebut. Anak buahnya mengatakan jika memang benar ada yang menguntit Alara selama ini, namun anak buahnya belum bisa menangkap siapa dalang karena seseorang itu berhasil kabur

"Dan kau baru mulai mencari tau sekarang?"

Tangan Damian terkepal, ia menunduk, untuk kali ini ia juga mengumpati dirinya karena   menyepelekan masalah ini, jika dulu ia tidak abai mungkin sekarang dia sudah bisa membunuh pelakunya.

"Dami kira itu cuma iseng, jadi Dami nggak terlalu bawa serius,"

Alis Varo terangkat sebelah,"jadi menurut mu harus ada kejadian serius lebih dulu baru kau akan bertindak, begitu?"

Damian diam

Melihat keterdiaman Damian, ia kembali melanjutkan ucapannya,"Dengar Damian, kalau kau sudah tidak bisa menjaga putri saya lagi, lebih baik kembalikan dia pada Saya. Saya akan jauh lebih mampu menjaganya tanpa bantuan mu sekalipun,"

Mendengar itu, Damian sontak mendongak, ia tidak terima, rahangnya mengeras, buku-buku jarinya terlihat menonjol, hingga tanpa sadar dirinya membentak Varo.

"Dad!"

"Why do you look so angry?  Bukannya kau juga tidak benar-benar ingin menjaga Alara?"

Damian menggeleng,"Dad, bukan begitu, Dami_"

"Kau tau bagaimana  saya menjaga Alara selama ini, bukan? Saya tidak akan membiarkan biarkan sekecil apapun bahaya yang akan mengancam keselamatan putri saya satu-satunya,"

"Dan kau dengan mudahnya menyepelekan keselamatan putri saya hanya beralasan orang iseng?"

Damian menelan ludahnya, sial! Ia tidak bisa berkutik.

"Sorry, Dad." Ucapnya penuh penyesalan

"Dami janji akan menemukan siapa dalangnya," lanjut Damian

"Tidak perlu janji, cukup buktikan saja. Dan selama itu, jangan harap bisa menemui Alara sebelum pelakunya kau dapatkan,"

Kepalan Damian semakin mengerat."Dad, please, Don't ," Demi Tuhan, ia tidak bisa membayangkan dirinya jika sehari saja tidak bertemu dengan belahan hati

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alara's Fiance (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang