Bab 1

258 22 26
                                    

Sedikit cerita kenapa aku dulu unpub cerita ini.

Jadi, aku bikin book ini waktu aku ngerjain skripsi kan, aku takut kualat sama dosen pembimbing aku, takut kayak senjata makan tuan gitulah, makanya aku unpub

Tapi ternyata kisah perskripsianku tidak semengerikan yang ada di book ini. Ya aku bisa publish lagi sekarang karna aku sudah lulus. Semoga menghibur sih ya, terima kasih!




















Suasana di warmindo siang hari ini cukup ramai. Banyak mahasiswa sedang berkumpul dan menghabiskan waktu sambil menunggu jam berikutnya dimulai, atau sekedar mengisi perut usai mata kuliah hari ini berakhir, atau ada juga yang gabut karena sudah berada di semester akhir. Seperti yang dilakukan Chana, Rona dan Nolan.

Ketiganya nongkrong di warmindo yang sudah jadi langganan sejak mereka maba ini. tipikal orang-orang gabut. Bingung di kos mau ngapain. Jadi, mereka memutuskan untuk nongkrong di luar sambil menunggu pembagian dosen pembimbing untuk skripsi mereka nanti.

Bagian yang paling menegangkan adalah dibimbing dengan dosen yang mana nanti?

Nolan, Rona dan Chana sudah bersahabat sejak mereka duduk dibangku kelas 10 SMA. Berasal dari sekolah yang sama, bahkan pernah satu kelas dulu, mereka memutuskan untuk masuk ke kampus yang sama dengan jurusan Manajemen Bisnis.

Dari semester satu sampai semester delapan, mereka tidak pernah renggang, pertengkaran itu ada tapi Nolan selalu punya cara untuk membuat kedua sahabatnya senang. Walaupun pemuda itu punya banyak teman, tetapi yang menjadi prioritasnya hanya Chana dan Rona.

Dering notifikasi muncul secara bersamaan. Rona segera mengambil handphone miliknya, kedua matanya kontan melotot kaget saat melihat Juna membagikan daftar nama mahasiswa dan juga dosen pembimbing. Gadis itu memukul pelan lengan Nolan dan Chana bergantian.

“Daftar pembimbing skripsi udah muncul! Lan, bagi hotspot dong, gue belom beli paketan!” seru Rona.

“Serius lo? Sabar sayang sabar.” Nolan menyambar handphone di atas meja tanpa menaruh gitar di pangkuannya itu menjauh. Ia menyipitkan matanya yang sudah sipit itu saat mencari dimana namanya berada. Bibirnya mengulum sebuah senyuman saat pemuda itu tahu siapa dosen yang akan membimbingnya. “Yes gue dapet Bu Yeri! Enak nih nanti kalau konsultasi bisa sekalian nongkrong di luar,” seru Nolan heboh.

“Pak Kevin I’m coming huhu, itu dosen ganteng banget sialan gue naksir, akhirnya jadi anak bimbingannya dia. Kakak tingkat juga pada bilang kalau dibimbing Pak Kevin itu santai,” kata Rona.

Chana menatap layar handphonenya dengan tatapan kosong. Ia kembali melihat pada file yang dikirim Juna tentang pembagian dosen pembimbing. Ia mencari secara perlahan siapa tahu ada yang salah.

Gadis itu mengusap matanya beberapa kali. Hasilnya tetap sama. Gadis itu akan dibimbing oleh Marvellio Bevan Baskara. Dosen muda yang galak juga perfeksionis. Membaca namanya saja sudah membuat Chana malas duluan. Pembawaannya saat mengajar itu tidak pernah ramah.

Chana pernah ada dendam karena nilai salah satu mata kuliahnya mendapat nilai C. Padahal jika tidak mendapat nilai C, IPK Chana bisa dapat 4 sempurna. Ia menjambak rambut panjangnya frustasi. Menoleh pada Rona dan Nolan yang menatapnya bingung.

“BANGSAT! KENAPA HARUS PAK MARVEL YANG JADI DOSBIM GUE?” teriak Chana membuat semua orang yang ada di warmindo itu menoleh kearah meja mereka.

“Lah abang gue noh. Yang sabar ya Chan dibimbing sama doi.” Nolan tertawa kecil lalu meneguk es jeruk di gelasnya sampai habis. Menyisakan beberapa buah es batu berukuran besar. Nolan menunggu sampai semua ukurannya menyusut, ia tidak mau kalau giginya ngilu karna mengunyah bongkahan es yang masih besar itu.

The Skripsweet Thingy - Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang