"Hey, love. Kau sudah siap untuk pertandingan hari ini?" Seorang pria dengan netra berbeda tersebut mendatangimu, kemudian duduk di hadapanmu. Kamu mengangguk dengan semangat, walaupun ada rasa gugup dalam dirimu.
Ia menyerahkan sebuah kotak bekal kepadamu. Membukanya, kamu menemukan kotak tersebut berisi makanan kesukaanmu yany telah ia masak, tidak lupa dengan beberapa kudapan.
"Gula akan menambah energimu, semangat untuk hari ini!" Ia mengusak kepalamu dengan lembut, kegugupanmu berkurang mendapati perlakuan seperti itu.
Kamu dengan hati berbunga-bunga, memakan makanan yang sudah pria itu masak, sementara pria tersebut asik menatapmu. "Pemandangan yang indah."
"Kau mengatakan sesuatu, Uki?"
"Tidak, fokus saja pada makananmu." Kamu memutuskan untuk tidak lanjut bertanya. Usai menyantap, kamu bersiap-siap untuk turun ke arena, melakukan pemanasan.
Selama bertanding, kamu terlalu fokus dalam permainan sehingga tidak menyadari bahwa sesosok pria tengah menatapmu intens. Disaat penonton lain fokus pada permainan, hanya netra tersebut yang masih terfokus pada dirimu. Kamu memergoki sosok tersebut yang tengah menatapmu, kemudian tersenyum.
Kamu mengusap peluhmu, berjalan ke luar lapangan. Sementara netramu menelusuri satu persatu sosok pada keramaian, mencari sesosok surai ungu dengan yang tadi fokus menatapmu. Harusnya sosok itu masih menunggumu sampai selesai melaksanakan lomba badminton. "Mencari seseorang?"
Kamu menoleh ke sumber suara, menemukan sosok yang engkau cari. "Uki!"
"Hi, love." Ia mengusap pucuk kepalamu lembut. "You did a great job, you deserve a present." Matamu berbinar mendengar pria itu mengatakan bahwa ia akan memberikanmu hadiah atas kerja kerasmu.
Kamu bergegar membereskan barangmu, lalu langsung melompati pembatas diantara kalian, membuat Uki langsung menangkap tubuhmu yang kehilangan keseimbangan. "Tolong jangan lakukan itu, bagaimana jika kau terjatuh?" Kamu hanya tertawa kecil menanggapinya.
Menangkup pipimu dan menatap netramu lekat-lekat, Uki menyingkap helai suraimu yang menutupi kepalamu, kemudian membersihkan wajahmu menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan cairan bernama micellar water. "Itu saja? Hadiahku adalah skincare?"
"Tentu saja tidak." Uki menempelkan bibirnya pada dahimu, meninggalkan sebuah kecupan tiba-tiba. Ia lantas mengusap lembut kepalamu, lalu pipimu.
"What a wonderful job, that's my Violeta."
ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
(n.) asmaraloka - noctyx
Fanfictionhanya sebuah dunia rekayasa dengan kalian sebagai protagonis utamanya.