"Kau gugup?" tanya seorang pria dengan surai peek-a-boo navy dan cyan tersebut menatap lekat netramu yang tengah melamun. Kamu mengangguk sebagai tanggapan pertanyaan tersebut.
Pria itu mengusap kepalamu lembut, berusaha untuk mengurangi rasa khawatir untuk berada di atas panggung. "Kau tidak sendiri, aku juga akan tampil bersamamu, bukan?"
Benar, kamu akan tampil bersama pria marga Asuma itu untuk pentas seni pada classmeeting kali ini. "Hei, Yugo. Kenapa kau memilihku sebagai partnermu untuk tampil?"
"Well, maybe because I fell in love with your voice?"
Benar juga, kamu tidak akan berani bernyanyi diatas panggung jika bukan karena Yugo, pria itulah yang memancingmu agar berani memperdengarkan suaramu pada publik, setelah ia secara tidak sengaja mendengar nyanyianmu.
"And you too." Kamu samar mendengar sesuatu keluar dari bibir Yugo, namun memutuskan untuk lanjut melakukan latihan sebelum tampil.
Seorang guru menginterupsi latihan tersebut, memberitahukan bahwa sebentar lagi adalah waktu kalian untuk tampil.
Menunggu di belakang panggung, kamu menggosok kedua tanganmu untuk mengurangi rasa dingin dan gugup. Sangking fokusnya menghilangkan rasa gugup, kamu tersentak ketika tanganmu diapit oleh sesuatu yang sama dinginnya.
Yugo mengapit tanganmu dengan tangannya, lalu meniupinya untuk menyalurkan rasa hangat dari suhu tubuh. "Aku juga gugup, sudah lama sekali aku tidak merasakan perasaan ini."
Kamu mengernyitkan dahimu. "Bukankah kau sudah sering tampil, Yugo? Setidaknya kau sudah terbiasa."
Yugo tertawa kecil. "Kali ini berbeda, ini spesial."
Baru saja ingin bertanya pasal maksud dari Yugo, kalian dipanggil karena sudah giliran kalian untuk menaiki panggung.
Kamu duduk di kursi yang disediakan, sementara Yugo mengatur instrumen yang sudah ia aransemen. Menarik napas panjang, kalian mulai bernyanyi saat dirasa ketukan datang.
Semuanya berjalan lancar, kamu dan Yugo bernyanyi sesuai tempo, dan para penonton yang menyoraki kalian yang lihai bermain dengan suara dan nada.
Puncaknya adalah ketika sorak sorai semakin mengudara, kamu yang tengah menutup netra guna mendalami lagu, membuka matamu dan melihat apa yang tengah terjadi.
Kamu mendapati Yugo berjalan kearahmuㅡsetelah mengambil sebucket bungaㅡlalu memberikannya kepadamu.
Kamu terdiam membeku sambil menerima karangan bunga tersebut, sementara Yugo melanjutkan bagiannya pada lagu.
"If life is a movie, you're my best part"
ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
(n.) asmaraloka - noctyx
Fanfichanya sebuah dunia rekayasa dengan kalian sebagai protagonis utamanya.