****
Yora arsella. Sepanjang perjalanan menuju kampus yang hanya terhalang oleh lapangan besar antar sekolahnya, gadis berusia delapan belas tahun itu terus menggerutu. Gadis yang kerap disapa Yora itu memaki seseorang yang menggangu jam makan siangnya di kantin.
"Sialan. kalau bukan karena duit, gak bakalan gue mau nemuin si brengsek Erlan"gerutunya sejak tadi. Hingga tak sadar langkah kecilnya sudah memasuki area kampus gedung Fakultas dimana si brengsek Erlan berada.
Ditengah perjalanan menuju taman belakang tempat di mana Erlan dan teman-temannya biasa berkumpul, mata Yora tak sengaja melihat objek di depan sanaa yang langsung menyegarkan mata, hati dan pikirannya.
Buru-buru Yora memperbaiki penampilannya. Memasang senyum sebaik mungkin, dan berjalan dengan anggun memperlihatkan bahwa dirinya merupakan anak yang kalem.
"Hi, kak Arthan"sapa Yora saat Arthan dan dirinya sudah berhadapan.
"Hi, Yora"balas Arthan dengan senyuman manisnya yang tentunya dibalas senyuman tak kalah manis oleh Yora.
Arthan melirik jam dipergelangan nya"Jam istirahat. Gak makan?"
Yora menggeleng"Engak kak"jawabnya lesu
"Ken..."ucapan Arthan terpotong, kala seorang laki-laki meneriaki Yora dari kejauhan
"YORA DITUNGGU PAK BOS DI TAMAN BELAKANG. SATU MENIT DARI SEKARANG"
"Mampus gue"gumam Yora
"Yor..."
"Maaf kak, tapi gue permisi dulu. Gue buru-buru"
Yora berlari meninggalkan Arthan yang nampak kebingungan.
Sampai di taman belakang, Yora bisa melihat Erlan yang sedang menatap dirinya dengan tatapan kemusuhan.
Yora melangkah dengan pelan menghampiri Erlan yang sedang duduk di salah satu kursi panjang yang ada di taman itu.
"Enak yah lo, jam istirahat udah mau habis tapi lo baru nyampe sekarang. Gimana, lancar pdkt nya sama si Arthanjing?"sindir Erlan saat Yora sudah duduk di sampingnya.
"Apaan banget sih lo"
"Apa emang bener kan?. Masih kecil udah pintar selingkuh"
"Astaga man..."
"Nyenyeneye bodo amat. Balik sana, bel bentar lagi bunyi"dengan lempeng nya Erlan menyuruh Yora untuk pergi padahal gadis itu baru saja sampai.
Sabar. Tarik nafas."MAKSUD LO APAAN, ENAK BANGET LO YAH MAIN NYURUH-NYURUH GITU AJA. LO TAU GAK SIH GUE SAMPAI NGOS-NGOSAN LARI KE SINI"pekik Yora dengan satu tarikan nafas.
Erlan memutar bola matanya malas"Gosah lebay"
Kesal? Tentu saja.
"Emang babi lo"Yora berdiri lalu menendang kursi yang diduduki Erlan. Hingga cowok itu jatuh kejengkang kebelakang bersamaan dengan kursinya.
Mata Yora membola. Gadis itu menutup mulutnya. Kaget dengan ulahnya sendiri. 'astaga ini seriusan gue yang nendang. Gila, ternyata tenaga gue bukan main'. Batinnya tak menyangka. Namun tak urung ia bangga dengan hasil tendangannya yang sangat memuaskan.
Sedangkan Erlan, cowok itu hanya bisa meringis memegangi kepalanya yang berbenturan dengan tanah yang ber rerumputan. Tidak sakit hanya sedikit nyut-nyutan.
"Tolol. Lo, ngapain diam aja. Bantuin gue setan!"masih sempat-sempatnya cowok itu berkata kasar.
Yora berdecih lalu membantu Erlan bangun dengan sangat malas.
"Lo, ada dendam apa sama gue hah?!"hardik Erlan menatap Yora dengan sengit.
Yora gelagapan"Gue gak sengaja. Lo, sih ngeselin. Udah tau gue baru nyampe eh malah langsung disuruh balik, kan gue erosi gitu"jawab Yora
"Darah tinggi gue lama-lama"
Memilih tak melanjutkan pertengkaran, Erlan meraih tasnya lalu mengeluarkan satu kantong plastik bertuliskan Indomaret.
"Gue habis beliin lo, jajan. Mau ngak?"tanya Erlan kembali ke nada lembut.
Yora senyum-senyum ditempat. Lalu ia memeluk lengan Erlan"ih sayang baik banget sih. Sini jajanannya"
Yora menatap Erlan dengan tatapan genit. Kontan cowok itu berdegik jijik melihatnya.
Tiba-tiba Erlan tersenyum nakal. Hal itu membuat perasaan Yora langsung tidak enak.
"Ada syaratnya"
Sudah Yora dugong.
"Apa?"
"Ayo cipokan dulu baru gue kasi jajanannya"
Plak
"Awshhh"Erlan meringis. Bagaimana tidak, Yora baru saja menggeplak bibir seksi nya dengan sangat kencang"Gila lo ya"
"Eh sakit yah?"tanya Yora dengan polosnya.
"Goblok! Pake nanya lagi"kesal Erlan.
"Sory, gue kan refleks. Abisnya mulut lo ngomongnya ngelantur"
Sudahlah mood Erlan sudah hancur. Niat hati ingin bercanda malah kena geplakang di bibir seksinya.
Erlan menyerahkan kantong plastik nya pada Yora dengan sedikit kasar"Pergi lo sana. Kesel gue sama lo"
Apakah Yora peduli? Oh tentu saja tidak. Dengan senang hati cewek itu mengikuti perintah tuan Erlando.
"Makasih banyak yah, buat jajannya sayang. Sering-sering kayak gini biar aku tambah sayang"Yora berjalan mundur sambil memberi Erlan kiss jauh"Muach byebye babi"
Yora mengedipkan sebelah matanya. Kemudian ia balik badan dan berlari meninggalkan Erlan yang misuh-misuh ditempat.
"Tetap sabar. Meskipun ayang kek anjing"
****
"30 januari 2020 hari pertama aku mengenalmu. Nona, Yora Arsella"
-Erlando Radika
KAMU SEDANG MEMBACA
YORLANDO(On Going)
Teen Fiction"pilih pergi atau bertahan"unknow "Kamu adalah definisi nyaman dan sakit secara bersamaan. Jadi, kamu adalah obat sekaligus lukanya"Yora Arsella. "Tetap sama gue, dan semuanya akan baik-baik aja"Erlando Radika. Ini kisah tentang sepasang kekasih yan...