03.Tangan lo sakit?, tapi lebih sakit lagi hati gue

35 34 25
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Erlan berdiri di depan gadis yang tingginya hampir sama dengannya. Dia menatap gadis itu sembari memperhatikan sekitar dengan was-was. Sedangkan gadis yang berdiri di depannya tampak biasa-biasa saja. Dia justru dengan santainya ngemut permen kaki.

"Kenapa lo ngajakin gue ketemuan di kampus, kalau ada yang liat terus ngasih tau Yora gimana?"Tanya Erlan membuka suara. Jujur saja cowo itu benar-benar takut jika ada orang lain yang melihatnya bersama gadis yang sedang bersamanya saat ini.

Gadis yang menjadi lawan bicaranya itu tampak acuh. Gadis itu bahkan melangkah ke arah pohon beringin yang ada di halaman belakang kampus. Lalu, duduk dibawahnya degan bersender di pohon.

"Ini hari kita jadian, dan gue tau lo pasti bakalan mutusin gue kan?"gadis memejamkan matanya sebentar kemudian kembali membukanya"tapi sebelum itu terjadi, gue gak bakal biarin lo mutusin gue gitu aja"

Dahi Erlan mengernyit langkahnya membawa dirinya mendekat kearah gadis yang sedang duduk santai di bawah pohon beringin itu.

"Gue gak mau putus"gadis berambut pendek itu mendongak menatap Erlan tepat di matanya. Lalu sedetik kemudian senyuman miring muncul menghiasi wajahnya yang cantik.

"Lo gak akan bisa nolak permintaan gue ini Erlan. Kalau lo berani nolak gue demi cewe sialan lo itu, gue pastiin dia gak bakalan hidup lama"lanjut gadis itu penuh tekanan.

Erlan masih memasang wajah datar. Cowo itu memasukkan satu tangannya kedalam saku celananya. Lalu, ia membungkukkan badannya agar sejajar dengan gadis yang telah mengancamnya itu.

Senyum miring diciptakan oleh bibir Erlan, satu tangannya beralih mencengkeram dengan kuat dagu milik gadis yang masih berada di posisi yang sama"lo ngancem gue, hmm? Lo tau gue paling benci sama orang yang mainnya lewat ancaman"kata Erlan semakin mengeratkan cengkeramannya.

Gadis itu meringis pelan namun masih terdiam degan posisi yang sama. Mata hitamnya menatap  mata Erlan yang tajam. Dengan sekali hentakan dia berhasil melepaskan cengkraman cowo itu pada dagunya.

"Lo benci sama orang yang mainnya pake ancaman, tapi lo sendiri main pake cara itu. Erlando Radika!"balas gadis itu menekan kata terakhirnya"kalau lo lupa biar gue kasih tau. Yora bertahan sama lo semua itu karena paksaan dan ancaman lo"

Erlan mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal dengan kuat. Sudah dibilang Erlan paling tidak suka jika ada orang yang mengatakan bahwa Yora bertahan padanya karena sebuah paksaan. Ia benci mengetahui fakta itu.

"Tutup mulut lo bitch, lo gak tau apa-apa jadi mending lo diam aja"

"Cewe yang lo katain bitch ini temen pacar lo sendiri. Ah ralat, cewe yang ada di depan lo ini selingkuhan lo sendiri"

YORLANDO(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang