Akhir-akhir ini hubungan Alvaro dan Lily mulai merenggang. Pekerjaan keduanya yang sama-sama menyita waktu, belum lagi keluarga besar Mahendra yang mendesak Alvaro untuk segera ke pelaminan.
"Apa hari ini kamu sibuk, sayang?" Alvaro tersenyum mendengar suara gadis kesayangannya dari seberang telepon.
"Lumayan sayang, masih ada beberapa dokumen yang harus diperiksa" jawabnya sembari melirik tumpukan kertas diatas meja kerjanya.
Sedangkan diseberang sana, Lily menghela nafas merasakan jarak dalam hubungan mereka.
"Semangat sayang, mau aku bawakan makan siang?" Ujar Lily menawarkan, ia ingin berusaha agar hubungan mereka membaik.
"Terima kasih, sayang. Tapi bukannya kamu masih ada pemotretan lagi?"
"Tak masalah, manager bisa menghandle untukku"
Alvaro terkekeh gemas karena tau baik tabiat kekasihnya yang agak keras kepala itu, jadi ia tidak bisa melarang lebih.. Toh ia juga merindukan kekasihnya itu.
Setelah sejam kemudian, handphonenya kembali berdering.
"Selamat siang, apa anda mengenal pemilik handphone ini?"
Dahi Alvaro menyerjit mendapati suara asing yang menyapanya, ia kembali melihat id penelepon disitu jelas tertulis nama kekasihnya. "Ya"
"Mohon maaf sebelumnya, kami dari kepolisian ingin menginfokan kalau pemilik handphone ini telah mengalami kecelakaan beruntun beberapa menit yang lalu dan sedang dibawa menuju rumah sakit"
"A-apa? Bagaimana bisa? Baiklah, tolong beritahu saya dimana alamat rumah sakit yang dituju"
Setelah mendapatkan kabar jika Lily kecelakaan, Alvaro segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat Lily dilarikan. Jantungnya terus memompa dengan kencang, ia sungguh takut terjadi hal yang fatal pada kekasihnya.
Tak ia pedulikan beberapa pegawainya yang tadi melihatnya berlarian dikantor. Sesampainya di rumah sakit, ia segera menuju ruang operasi dimana kekasihnya sedang berjuang hidup.
Ia melihat beberapa orang juga menunggu disana, mungkin manager Lily yang juga sempat dihubungi oleh pihak kepolisian dari riwayat panggilan terakhir telpon Lily.
Dengan keadaan kalut, Alvaro hanya menyapa dengan senyum tipis. Pria itu berdiri didepan ruang operasi sembari menunggu kabar dari dokter yang tengah menangani Lily.
Beberapa jam kemudian, salah seorang dokter keluar dari ruangan tersebut dan segera dihampiri oleh Alvaro. "Bagaimana keadaan kekasih saya, dok?"
Dokter tersebut menunduk dan menghela nafas sejenak sebelum menyentuh pundak Alvaro. "Maaf, kami tim dokter telah berusaha sebaik mungkin tapi-"
Ucapan dokter tersebut segera ditepis oleh Alvaro, "Tidak, jangan katakan apapun! Kekasih saya adalah gadis kuat, dia tidak akan menyerah secepat ini"
Salah satu manager Lily yang mengenal pria itu mencoba untuk mendekat dan menenangkan Alvaro ketika melihatnya sangat terpukul.
Dokter tadi masih berusaha untuk menyelesaikan perkataannya tadi tapi pria tersebut tidak ingin mendengarnya.
Tim dokter yang lainnya mulai keluar dari ruangan itu dan menghampiri mereka. "Ada apa ini? Dimana keluarga atau wali dari pasien yang bernama Lily?"
Alvaro yang sejak tadi menunduk pun segera melihat kearah beberapa tenaga medis yang berjalan kearahnya. "Tolong katakan jika itu tadi tidak benar, kekasih saya tidak mungkin meninggalkan saya kan, dok?"
"Maaf, kekasih anda memang sempat mengalami henti jantung tapi keadaan segera membaik dan jantungnya berdetak normal kembali. Tapi keadaan pasien masih koma untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Adapun luka-luka yang berada ditubuh pasien tidak ada yang perlu dikhawatirkan selain cedera pada bagian kepala akibat benturan yang cukup keras"
YOU ARE READING
COMPLICATED LOVE | YONGLIS
RomanceGenrenya agak complicated dan aku tambahkan unsur fantasy yang mulai pertengahan cerita. Semoga kalian suka🙏😊 -2nd book from The Story Of Us- *Cerita terpisah dan bisa dibaca tidak berurutan