"Hey! ada masalah apa, Honey. Kuperhatikan sedari tadi melamun terus" ucapan Lily membuyarkan lamunan Alvaro.
Lily memang sudah tiba diparis sejak kemarin dan Alvaro sendiri lah yang menjemputnya.
Kini mereka berdua sedang berada di hotel yang ditempati Lily sejak kemarin. Alvaro menjemputnya setelah kemarin berjanji menemani gadis itu untuk shopping.
Alvaro memandangi wajah cantik yang selalu muncul difikirannya akhir-akhir ini.
Dia ragu, haruskah ia jujur kepada gadis itu sekarang? Kalau keluarganya telah merencanakan perjodohan untuknya saat ini.
Tapi dia juga belum siap jika gadis itu pergi meninggalkannya sekarang."Kenapa menatapku seperti itu? Apa make-up ku jelek?" Tanya Lily bergegas mencari cerminnya.
"Tidak, kau terlihat sangat cantik hari ini" jawab Alvaro yang membuat pipi Lily bersemu.
"Ck, dasar tukang gombal"
"Aku mengatakan yang sebenarnya"
"Ya, kau sangat beruntung. Mister"
"Kau benar, aku sangat beruntung bertemu gadis sepertimu"
Mereka kemudian tertawa bersama, melihat wajah bahagia Lily sungguh Alvaro berharap waktu tidak cepat berlalu dan dia selalu bisa menikmati saat-saat seperti ini bersama gadis itu.
Disisi lain, sebenarnya Lily merasakan jika pria itu sedang menutupi sesuatu darinya. Tapi ia juga tidak ingin ambil pusing dan memilih untuk menikmati waktunya bersama Alvaro.
Seperti janjinya kemarin, pria itu mengajak Lily untuk berbelanja disalah satu Mall yang tentunya tidak akan disia-siakan oleh sang gadis.
Dimana Mall tersebut sengaja dikosongkan oleh Alvaro karena ingin menjaga privasi gadisnya karena mereka merupakan orang terkenal.
"Kok mall-nya kosong? Dimana orang-orang?" Heran Lily menatap sekitarnya.
Alvaro tidak menjawab, dia hanya terus menggandeng tangan mungil gadis itu. Hal yang membuat Lily menjadi kesal karena pertanyaannya diabaikan.
"Jangan bilang kamu sengaja mengosongkan mall ini karena kita akan berbelanja?" tanyanya lagi dengan menatap tepat Dimata pria itu yang kemudian dijawab dengan anggukan singkat.
Lily terpengarah dengan mulut yang terbuka kecil, tak habis fikir. Sekaya apa pria dihadapannya itu hingga bisa menyewa sebuah mall hanya karena ia ingin berbelanja sebentar?
Terkekeh, pria itu kemudian mengacak rambut gadisnya pelan sebelum merangkulnya dan membawa gadis itu menjelajah toko-toko branded dimall itu.
Mereka berkeliling dan memasuki berbagai toko dengan Brand ternama yang kebanyakan pernah bekerjasama dengan gadis itu sebagai Brand Ambassador-nya. Bahkan tak jarang foto modelling Lily terpajang didepan etalase toko-toko tersebut.
Tak lupa Lily juga menarik pria itu menuju etalase Make-up yang selalu menjadi favoritnya."Lipstick-nya bagus yang ini atau yang itu?" Tanya Lily menunjuk 2 buah lipstick yang tidak jauh beda sebenarnya.
"Yang ini saja" tunjuk Alvaro ketika memperhatikan lipstick itu.
"Tapi aku juga ingin mencoba yang itu" gumam Lily pelan.
Alvaro menahan untuk tidak memutar bola matanya mendengar itu, perempuan dan dilemanya saat berbelanja.
Semua perempuan sama saja.
"Kalau begitu ambil saja dua-duanya"
Melihat wajah Lily yang masih dilema dengan bibir mengerucut, membuat Alvaro gemas dengan mengacak rambutnya. "Atau ambil saja semua warnanya? Biar bisa puas mencoba semuanya" ujarnya santai.
Lily mencebik "Aku sudah memiliki banyak koleksi lipstick yang bahkan belum pernah kupakai dikamar"
"Lalu kenapa beli lagi? Sayang kan malah tidak terpakai"
"Aku kan hanya mau mencobanya. Lagipula ini keluaran terbaru, sepertinya bagus" sanggah Lily cepat.
Ingatkan Alvaro untuk menebalkan rasa sabarnya. Syukurlah Lily sedang berhadapan dengan pria itu, jika Yuta mungkin sedari tadi dia sudah dilempar ke atas gunung Fuji?
***
Setelah puas berbelanja, Alvaro dan Lily berpindah menuju restoran Jepang karena sang gadis mengatakan ingin memakan sushi dan sashimi.
"Disini tempatnya nyaman ya" puji Lily menatap interior dalam restoran mewah tersebut.
Alvaro pun berpendapat yang sama.
"Pemilik restoran ini adalah salah satu sahabatku, dia kebetulan berasal dari Jepang asli. Orangnya memang sangat artistik"
"Lalu apakah kita akan mendapatkan diskon khusus disini?" Tanya Lily semangat. Membuat kekehan Alvaro terdengar keras.
"Entahlah, aku tidak pernah memikirkannya"
"Yah, sayang sekali"
"Pesanlah yang banyak, aku bahkan sanggup membelikanmu satu restoran tanpa perlu diskon apapun" canda Alvaro yang mendapat cibiran dari gadis itu.
Mereka kemudian menghabiskan makan malam dengan tenang.
"Oh iya, apa kamu ingin ikut makan malam dengan keluargaku?" Sahut Alvaro setelah memakan dessertnya.
Hal itu membuat Lily yang sedang menikmati minumannya spontan tersedak.
"Maaf, aku mengagetkanmu" panik Alvaro segera menepuk pelan punggung gadis itu.
"Ti-tidak apa. Aku hanya sedikit kaget" jawab Lily.
"Jika belum siap tak apa, aku tidak akan memaksamu" Tambah Alvaro.
"Beri aku waktu, akan kufikirkan" balas Lily dengan menatap mata pria itu yang terlihat memancarkan kekecewaan disana meskipun dia berusaha menutupinya.
"I'm sorry, Honey" ucapnya sekali lagi.
Lily hanya tidak tahu, jika jawabannya malam itu sangat berpengaruh kedepannya.
***TBC***
Jangan lupa Vote 😊
Btw besok Bubu Tiway ultah💚💚💚
YOU ARE READING
COMPLICATED LOVE | YONGLIS
RomansaGenrenya agak complicated dan aku tambahkan unsur fantasy yang mulai pertengahan cerita. Semoga kalian suka🙏😊 -2nd book from The Story Of Us- *Cerita terpisah dan bisa dibaca tidak berurutan