"Mau kemana?"
Langkah Eri terhenti mendengar pertanyaan Suho barusan.
"Beli bakso..."
"Kenapa pakai celana pendek? Uang kamu kurang buat beli pakaian yang sopan?"
Eri menggigit bibir bawahnya kencang. Kak Suho selalu over protective kepadanya.
"Enggak, tapi gerah kak. Suhunya 29°C."
"Malam-malam gerah?" Suho tersenyum remeh.
"Ya... Kenyataannya gitu."
"Masuk, ganti pakaian atau makan di rumah."
"Kyungsoo udah nunggu di bawah."
"Kyungsoo?" Suho berdiri, membenarkan kerah kemejanya yang terbuka dua kancing atas. Dia selalu penasaran dengan Kyungsoo, dan sekarang cowok itu masuk ke dalam kandang macan. "Wow... Nggak izin ke kakak? Mau bawa kamu lari?"
Rahang Eri mengeras, "Di bawah ada Kak Chanyeol! Kak Suho bisa nggak, sih? Sekali aja jangan terlalu paksain Eri nurut!"
Suho baru mengambil napas, tetapi Eri sudah berteriak keras.
"Kenapa? Kakak mau marah? Bilang Eri enggak sopan? IYA! ERI ITU SELALU SALAH DI MATA KAK SUHO DAN SELAMANYA BAKAL JADI KAYAK GITU! MAKA DIBANDING KAKAK SELALU FITNAH ERI, LEBIH BAIK ERI MELAKUKAN SEMUA HAL YANG KAKAK TUDUH KE ERI!"
"KALAU KAMU TURUN NGGAK AKAN KAKAK KASIH UANG JAJAN KAMU SATU MINGGU!"
Eri tersenyum pahit mendengar gertakan Suho barusan.
"Kakak ngancam Eri?"
"Kenapa? Nggak suka? Kakak itu orang yang bertanggungjawab akan kamu."
"Iya. Bertanggungjawab akan uangku, bukan aku apalagi mentalku. Iya 'kan kak? Ya udah, ambil semua jatah Eri bulan ini. Lagian juga Kak Suho nggak pernah bener-bener kasih Eri 100% jatah jajan dari almarhum Papa Mama."
.
.
.
"Kenapa nggak angkat telepon temen-temen kamu?"
"Malas. Pasti Eri lagi pamer habis dibelanjain Kak Jong In." Jong In tertawa lebar. "Kenapa tertawa? Enggak lucu."
"Maaf ya, bikin kamu ada di situasi ini. Semua ini pasti sulit untuk kamu."
Gadis itu tersenyum kecil. "Aku nggak tahu hubungan pura-pura kamu dengan Eri sejauh apa. Mungkin aku nggak bisa memberi kepercayaan buat kamu sepenuhnya. Jadi jika nanti melihat aku dengan cowok lain, anggap aja Kakak lagi berkaca."
"Sayang..."
"Maaf ya, Kak. Mungkin menyembunyikan kita aku setuju. Tapi kalau hanya untuk hubungan kakak dengan Eri, kakak adalah cowok paling brengsek yang pernah aku kenal."
"Dia adik aku, Sayang... Dia adik kandung aku. Ketakutan yang kamu pikirkan itu mustahil. Di rumah, Eri benar-benar berbeda dengan yang kamu kenal di sekolah. Jadi hanya ini satu-satunya cara aku bisa memberi Eri kebahagiaan..."
.
.
.
"Bakso bulat sambalnya dua." Eri menoleh ke arah dua kakaknya. "Kak Suho sama Kak Chanyeol mau pesan apa?"
"Samain aja." Ujar Chanyeol kepada Eri.
"Tapi Kak Suho nggak suka pedas."
Suho tertegun mendengar ucapan Eri barusan. Sejak kapan bocah itu peduli Suho suka atau benci dengan makanan pedas?
"Mmh... Mie ayam bakso aja." Suho menganggukkan kepala, sebagai kode bahwa ia yakin dengan apa yang laki-laki itu pesan.
"Noted! Minumnya apa?"
"Air putih aja." Ujar Kyungsoo.
"Kakak juga." Ujar Suho.
Eri menuliskan pesanan mereka dengan teliti.
"Kakak mau es kopi instan." Ujar Chanyeol.
"Okay... Eri mau susu es aja deh, biar nggak kepedesan."
Kemudian Eri berdiri, ingin menyerahkan notes tersebut kepada penjual baksonya. Tetapi Kyungsoo buru-buru berdiri. "Sini, biar aku aja yang kasiin Mamang Bakso."
"Eh?" Eri berhenti. "Nggak usah, Kyungsoo. Eri aja."
"Ya udah aku temenin."
Eri mengangguk, senyumnya tidak lepas dari bibir itu. Sama seperti Kyungsoo yang terlihat jarang tersenyum, tetapi selalu tersenyum saat berdua dengan Eri. Ya... Meski itu jarang terlihat karena Kyungsoo lebih senang jika memperdebatkan Eri. Eri itu berpikir terbuka, sementara Kyungsoo realistis. Jadi mereka benar-benar cocok untuk berbincang-bincang hal-hal serius.
Ah, iya. Hari ini Baekhyun tidak jadi ikut dengan alasan harus mengantar adiknya membeli sepatu baru. Tetapi Baekhyun bilang, jika sempat ia akan mampir dengan adiknya, tetapi jika tidak mungkin akan lain waktu.
"Kyungsoo gimana, Yeol?"
Chanyeol menoleh ke abangnya. "Apanya yang gimana? Mereka itu hanya teman. Lagipula masih SMA. Buat apa kamu memikirkan hal-hal yang belum waktunya dibahas?"
"Dia gentle. Gue suka."
"Belum tentu juga mereka bersama, Bang."
Suho tersenyum kecil, apa yang Chanyeol bilang barusan benar adanya. "Eri akan aman sama dia. Dia nggak seburuk yang Kai bilang."
"Kai..." Chanyeol terkekeh. "Mereka beda kelas dan angkatan, gimana bisa saling kenal?"
.
.
.
"Lo tuh, harus perjuangan apa yang mau lo menangkan, Soo. Dan ini satu-satunya cara gue sebagai sahabat lo memposisikan diri."
Baekhyun tersenyum pahit di dalam mobilnya. Ia membuka ponsel, memperhatikan lock-screen ponselnya yang ada mereka bertiga.
Jika dulu Kyungsoo tidak sering memperhatikan Eri diam-diam, mungkin Baekhyun tidak akan pernah mau berkenalan dengan Eri untuk Kyungsoo. Tapi siapa yang bisa mengira? Jika hati tidak bisa dikendalikan? Baekhyun juga suka.
Iya, sekarang Baekhyun suka Eri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME
FanfictionMereka bilang; menjadi adik terakhir dan satu-satunya perempuan di sebuah keluarga itu menyenangkan. Well, big no!! Dia akan menarik kata-katanya lagi setelah masuk ke keluarga gue. Gue berani jamin itu!