Asmara sudah menunggu Jong In sejak tadi di balkon. Tapi, apa pria itu datang? Tentu saja lebih mementingkan Eri.
Makan bersama di kantin, adalah hal yang tidak pernah pria itu lewatkan.
"Sorry. Nunggu lama, ya?"
Eri bersembunyi di balik dinding. Hari ini Jong In tampak buru-buru. Jadi ia memilih untuk mengikutinya diam-diam.
Tapi yang tidak pernah Eri duga, Jong In berinteraksi dengan Asmara. Iya Asmara. Sahabat Eri. Teman sebangku Eri. Asmara tidak pernah bilang jika ia berhubungan dengan Jong In dan selalu mendukung mereka.
Jadi apa yang mereka lakukan sekarang?
"Iya... Lama. Kak Jong In asyik banget makan berdua bareng Eri."
Jong In merapikan rambut Asmara yang beterbangan karena angin kencang.
"Kan aku udah bilang, kamu boleh cemburu sama cewek lain tetapi bukan Eri."
"Aku juga nggak pernah pengen buat cemburu sama calon adik ipar aku. Tapi Kak Jong In tuh bener-bener kayak pacaran sama Eri, bukan kakak adik."
Loh?
Jantung Eri berdegup kencang.
Asmara tahu ini?
Sejak kapan?
Dan kenapa Asmara selalu mendukung Eri dengan Jong In jika dia tahu kalau Eri adalah adik dari Jong In?
"And then? What should I do? Supaya kamu memaafkan aku."
"Kiss me!" Asmara menahan napas sebentar. "Dan bilang sama semua orang kalau aku itu pacar Kak Jong In, bukan Eri."
.
.
.
"Hyun..." Eri mengambil tasnya. "Gue duduk sebelah lo boleh?"
"Wih... Ada apa?" Baekhyun menatap Eri dengan tatapan heran. "Sebelah Kyungsoo ajaㅡ"
"Enggak dulu deh, Kyungsoo banyak diem. Nggak bisa diajak ngobrol. Dia lebih cocok di samping Asmara." Eri menatap Kyungsoo. "Iya 'kan, Soo?"
"Kalau tujuan lo pindah tempat duduk buat ngobrol. Lebih baik lo di samping gue. Gue nggak mau lo tambah bego karena brisik mulu sama Baekhyun."
"Kyungsoo, lo..."
"Nggak apa-apa, Ri. Kyungsoo bener kok."
Eri menggigit bibir bawahnya kesal. "Lo nggak naksir Asmara 'kan, Hyun? Pengen banget duduk di samping Asmara kayaknya.." Nyinyir Eri dengan kesal.
Gue suka lo, Ri. Tapi Kyungsoo jauh lebih baik dari gue untuk lo. Dia orang yang lebih dulu suka lo. Jadi buat gue, dia yang lebih layak bersama lo.
"Emang kenapa kalau suka?"
Eri menatap Baekhyun dengan kesal sekaligus sedih. Ah, semua orang menyukai Asmara ternyata. "Jangan... Hati lo akan sakit kebanyakan ditipu."
Kyungsoo menaikkan alis, begitu juga dengan Baekhyun.
"Sama kayak yang lo bilang kemarin, Hyun. Orang yang diem itu aslinya menakutkan."
Eri dan Baekhyun bertukar tempat duduk. Membiarkan Asmara yang baru masuk ke kelas menatap mereka dengan tatapan bingung.
"Kenapa kalian tukeran?" Tanya Asmara hati-hati.
"Ya kan lo tahu kalau gue benci penghianat."
"Maksud lo?"
Eri menaikkan bahu. Lalu membaca buku di hadapannya. Sepanjang pelajaran, Eri benar-benar fokus kali ini. Meski sedikit frustasi karena harus menatap punggung Asmara yang tegak di hadapannya. Tanpa rasa bersalah.
"Soo?"
Kyungsoo diam.
"Lo inget nggak, gue dulu pernah nyelametin korban bully?"
"Mulai..."
Maksud Kyungsoo, Eri mulai berisik.
Berbeda dengan Baekhyun, cowok itu menyandarkan punggung di kursi, mendengarkan percakapan Eri diam-diam.
"Sekarang gue tahu, Soo. Kenapa orang-orang bully dia. Dia kan selalu support aku ya sama Kak Jong In. Kok tadi aku lihat dia berduaan sama Kak Jong In di atap."
Kyungsoo dan Baekhyun menatap Eri yang raut wajahnya sedih. Ah... Bukan Kyungsoo, juga bukan Baekhyun. Hati cewek ini benar-benar hanya untuk Jong In.
Sementara Asmara... Dia berhenti mencatat yang guru tulis di papan tulis. Mendengar ucapan Eri dengan seksama.
Kini Baekhyun menatap Asmara dengan tatapan kecewa.
"Gue kan, nggak pernah benci sama orang kecuali mereka mulai duluan. Jadi... Tolong jangan halangin gue ya, kalau sesuatu terjadi sama penghianat itu. Besok. Atau kapan-kapan."
.
.
.
"ERIYA, STOP!!!"
Jong In menarik tangan Eri yang menjambak rambut Asmara di belakang sekolah. Bersama teman-temannya yang lain, tentu saja. Tetapi bukan Kyungsoo dan Baekhyun.
Mereka sudah memperingati Eri supaya tidak melakukan hal macam-macam dengan Asmara. Tetapi, teman Eri bukan hanya Kyungsoo dan Baekhyun. Teman-teman Eri sangat setia kepada Eri.
"Kenapa Kak Jong In belain dia? Kakak suka sama dia?"
"Kamu nggak ada hak buat nyakitin orang lain, Eri!"
Jong In menghempaskan tangan Eri, kemudian beralih untuk membantu Asmara. Lebam di pipi Asmara, rambut yang berantakan.
"I know you love her, Kak." Eri tersenyum sinis. "Jadi biarin Eri buatㅡ"
"Eri!!" Baekhyun memeluk erat Eri. "Jangan ngelakuin hal bodoh, Ri... Ini masih di Sekolah. Lo nggak takut dikeluarkan dari sekolah cuma buat cowok brengsek kayak Jong In? Banyak orang yang sayang sama lo, Ri..."
"Diem, Hyun! Lo nggak tahu rasanya dikhianatin! Dan, ya! Nggak ada orang yang sayang sama gue! Nggak ada orang yang peduli sama gue! Gue mau berbuat sebaik apa pun cuma dilihat sisi buruknya aja!" Air mata Eri jatuh. "Lo nggak tahu apa-apa, Hyun... Lo nggak tahu, nggak tahu sesakit apa gue buat bertahan hidup di dunia ini."
"Buka mata lo, Ri... Lo punya gue, Kyungsoo, Lala, dan Rahma." Bisik Baekhyun. Dia menggenggam kedua tangan Eri. "Tangan lo terlalu cantik buat berbuat jahat. Jangan... Jangan diulangi lagi, Eri..."
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME
FanfictionMereka bilang; menjadi adik terakhir dan satu-satunya perempuan di sebuah keluarga itu menyenangkan. Well, big no!! Dia akan menarik kata-katanya lagi setelah masuk ke keluarga gue. Gue berani jamin itu!