Cermin itu menampilkan sosok perempuan cantik namun berantakan. Dengan kantung mata yang kian menghitam dan kulit yang kusam. Tak ada cahaya yang tersirat dari wajahnya.
Dia tersenyum sangat lebar, tapi tak ada ketulusan yang tersirat di senyumnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
Rue menatap nanar pantulan dirinya di dalam cermin. Hanya satu kata yang dapat menggambarkan semuanya, Menyedihkan. Dengan wajah yang lebam dan memar di sekujur tubuh. Ntah sedang sial atau tuhan hendak merencakana apa sehingga ia mengalami hal semenyedihkan ini. Rue memperhatikan wajah nya, tak ada ekspresi apapun yang tersirat disana. Tak ada kesedihan, tak ada kekesalan, kemarahan , hanya hambar. Seolah luka luka itu tak sakit sama sekali. Sebutir cairan bening menetes dari mata itu, seolah sudah terlalu lelah untuk berpura pura. Rue terduduk lesu di lantai, menyalahkan kesalahan pada dirinya sendiri. Seolah terlahir didunia adalah jalan salah yang ia pilih dulu.
Tiga jam yang lalu ....
Rue berjalan sendirian di pinggir trotoar menuju kediamannya. Setelah memakan mie instant di toserba yang ada di seberang kompleknya. Ia bersenandung dengan nada yang sumbang, dengan suara yang sangat pelan sehingga hanya dirinya yang dapat mendengarnya.
Tak lama datanglah segerombolan remaja yang seumuran dengannya. Dengan 3 sepeda motor. Jumlah nya ada 6 orang. Tiga perempuam dan tiga laki laki. Dan satu laki laki memegang tongkat baseball di tangan kanannya.
Nyanyian sumbang itu terhenti, berganti dengan suara jantung Rue yang bisa didengarnya sendiri, saking kencangnya degupannya. Salah satu perempuan bernama Angel, salah satu siswi yang tak menyukai nya di SMK dulu. Mengitari Rue, melihat penampilan itu dengan tatapan jijik . Dan dengan sengaja ia membuka kupluk hoodie yang Rue pakai. Membuat kepala plontosnya terpampang dengan nyata.
"HAHAHAHA. ANJING JELEK BANGET. HAHAH "
"DIH, NAJIS BANGET. AMIT AMIT GUA LIATNYA"
"IH SEREM BANGET. GUA BAKAL MIMPI BURUK NIH NTAR MALEM."
"HAHAHAHA"
"HAHAHAHAHHA"
"HAHAHA" .
Rue membeku. Bahkan bernafaspun terasa begitu sulit untuk kali ini. Dadanya begitu sesak seolah ada benda tumpul yang menghantamnya terus menerus. Rue berjalan hendak menghiraukan ocehan remaja tersebut. Tapi setelah dua langkah, angel menarik hoodie Rue dari belakang yang menyebabkan ia jatuh tanpa persiapan. Rasanya sakit sekali, kedua sikunya bahkan belum sempat menahan bobot tubuhnya.
"Upss. Sorry... lagian si lu ngelunjak. Gua kan belom kelar ngomong." Ucap Angel dengan berjongkok di hadapan Rue.
"Emang lu ga kangen sama kita. Kan udah lama ga ketemu."
"Lihat deh palanya. Jijik banget ga si. Orang tuanya gagal banget si ini." Ucap sonya dengan nada prihatin yang dibuat buat.
Satu ucapan itu sukses membuat Rue tersentak. Kenapa orang orang aneh ini membicarakan omong kosong. Justru Ruelah seharusnya berkata seperti itu. Didikan macam apa yang di berikan orang tua mereka. Sehingga mereka berubah menjadi makhluk mengerikan seperti ini.
Rue menggenggam sesuatu, batu. Ntah mendapatkan kekuatan dan keberanian dari mana. Ia melempar batu iti tepat ke arah sonya. Membuat perempuan manja itu berteriak histeris karna kesakitan.
"HARUSNYA GUA YANG NGOMONG GITU BITCH. LU GADA HAK BUAT IKUT CAMPUR URUSAN GUA. DAN BILANG AMA NYOKAP LU, LU ANAK GAGAL."
Suasana hening sejenak. Nafas Rue masih tersengal sengal. Seolah mengucapkan kalimat pendek itu mengeluarkan energi yang sangat banyak. Tubuh Rue bergetar, menahan amarah yang kian menggunung.
"HAHAHHAH . KOCAK BANGET .LU NGELUNJAK YA"
"ABIS NYABU KALI DIA"
"HAHAHA"
"UDAH UDAH WOI, AYO CABUT. UDAH MALEM BANGET INI."
Perkataaan pria itu sukses membuat semuanya menoleh. Pria yang tak turun dari motor nya sama sekali itu tampak risih dengan kejadian yang berlangsung di hadapannya. Rue tak mengenalnya sama sekali. Pandangan mereka bertemu. Hanya sedetik lalu pria itu me oleh entah kemana. Tak mau melihat pemandangan yang sangat menyedihkan itu.
'TTAAAKK.'
Tongkat baseball melayang ke bahu Rue. Rasanya perih sekali, ketika tubuhnya yang tersisa tulang harus dihantam dengan benda itu. Iya yakin bahunya akan patah jika terkena benda itu sekali lagi. Rue meringis kesakitan. Melihat nanar kesekitar, tak ada belas kasihan sama sekali yang ditunjukkan oleh mereka. Entah dosa apa yang sudah ia perbuat sehingga tuhan memberikan hukuman ini padanya.
"Bantar lagi ken. Gua belom puas." Ucap angel menolak tarikan dari temannya.
Tak sampai disitu, sonya dan satu temannya juga ikut memeriahkan pesta itu. Mereka menampar, memukul, dan menuangkan cairan merah ke tubuh Rue. Rue hanya diam, toh apa mau dikata jika semuanya sudah menjadi begini.
Setelah puas dengan aksinya mereka pergi meninggalkan Rue disana. Malam yang awalnya tak begitu dingin, sekarang terasa sangat dingin hingga menusuk tulang. Rue merangkak naik ke atas pembatas jalan. Kakinya sangat sakit untuk digerakkan karna di tendang beberapa kali tadi. Dia membenci dirinya sendiri.
Ada beberapa orang yang lalu lalang disana. Tapi sepertinya sifat empati sudah mengilang dari muka bumi ini. Sehingga mereka lupa bagaimana cara memanusiakan manusia.
□ FalshBack off
Sudah satu jam Rue berendam di bathub. Setidaknya cara ini dapat menenangkan hati serta fikirannya yang bak benang kusut. Tubuh ringkihnya terendam di disana. Meskipun perih ketika ada gesekan yang terjadi pada lukanya. Tapi Rue tak menghiraukannya. Pikirannya tetap berkelana entah kemana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rue mencoba untuk terpejam. Menikmati sensi perih di tubuhnya. Ia berharap semua ini hanya mimpi, ia berharap semua ini tak pernah terjadi. Ia tak bisa bayangkan bagaimana ekspresi mamanya ketika melihat anaknya dirundung seperti ini. Rue hanya ingin tidur,semoga mimpi nya kali ini tak seburuk kondisinya saat ini .