Cermin itu menampilkan sosok perempuan cantik namun berantakan. Dengan kantung mata yang kian menghitam dan kulit yang kusam. Tak ada cahaya yang tersirat dari wajahnya.
Dia tersenyum sangat lebar, tapi tak ada ketulusan yang tersirat di senyumnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
Sudah dua hari Jian cuti kerja. Karna tubuh nya sudah tak kuat lagi menahan rasa sakit yang kian menyiksa. Memar memar ditubuhnya makin bertambah, dan tak diketahui penyebabnya. Dia harus lekas sembuh agar bisa bekerja lagi. Karna semakin ia lama cuti, semakin banyak hari liburnya harus dikurangi. Karna dia harus menggantinya dengan hari libur kerjanya.
Punggungnya terasa kaku karna jarang digerakkan. Tubuhnya mengeluarkan suara ketika direnggangkan. Jian tertunduk lesu, melihat makanan yang dibawakan Dion siang tadi. Padahal dia belum makan dari kemaren. Tapi perutnya tak kunjung mengeluarkan bunyi. Jian tak merasa lapar masa sekali. Tapi tubuhnya terasa begitu sakit. Ntah apa yang terjadi padanya.
Sempat berfikir yang tidak tidak sebelumnya, Jian mengira mungkin ada orang lain yang berniat jahat padanya atau ini karna ilmu sihir dari hogwarts nyasar ketubuhnya sehingga tubuhnya tak sanggup menampung kekuatan yang besar itu. Atau jangan jangan dia adalah keturunan harry potter. Bahkan bukan hanya tubuhnya yang sakit, tapi mental Jian tampaknya harus dipertanyakan.
'Tinggg....'
Sebuah pesan masuk ke handphone Jian. Jian menatap ponsel itu dengan sangat fokus. Ntah apa yang difikirkan oleh manusia itu kali ini. Setelah lima menit, akhirnya Jian menyerah. Karna tak mungkin ponsel itu akan berada ditangannya hanya dengan tatapan saja.
"Gua ngapain si. Kaya orang bego aja."
Jian menggapai ponsel itu dengan ujung jaringnya. berharap ponsel itu sampai di genggamannya. Karna ia terlalu malas untuk beranjak dari posisinya saat ini. Dan akhirnya dapat.
Jian mengotak atik handphone nya. Ada pesan dari nomor tak dikenal. Jian mengernyitkan dahinya. Bingung siapa gerangan orang diseberang sana.
●"kamu gapapa kan? Sakit kenapa emang."
Tanya orang tersebut. Jian masih bingung, siapa orang ini. Hanya sedikit manusia yang mempunya nomor nya. Itupun untuk hal yang penting penting saja. Bahkan teman kerjanya sekalipun tak mengetahui nomornya.
Jian memilih untuk tidak menjawab. Meskipun dirinya penasaran, tapi bagaimana jika orang tersebut berniat jahat padanya. Berniat minta pulsa contohnya.
'Tingg...'
Satu pesan lagi, Jian hanya melihat notifikasinya . Ternyata orang itu mengirimkan sebuah foto. Ntah foto apa itu, tapi Jian cukup ragu untuk membukanya karna trauma dengan bapak bapak india yang ada di facebook. Dengan pertimbangan yang sangat matang, sekitar 3 detik. Jian memutuskan untuk membuka pesan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●"ini aku, masih inget ga?"
Jian melempar ponselnya. Takut jika ia akan mimisan bila melihat lebih lama lagi. Jantung Jian berdegup sangat kencang, bahkan ia mendengar detakan jantungnya sendiri.
Jian kembali meraih ponselnya. Melihat sekali lagi foto pria tersebut. Yup, dia adalah orang yang sama. Dia adalah pria aneh yang selalu ada di restoran tempatnya bekerja. Karna tak kunjung mendapat balasan, pria itu menelfon Jian. Sekali lagi Jian tersentak kaget. Berani sekali pria ini menelfon nya. Bahkan dia lupa kapan terakhir kali ada pria yang menelfonnya kecuali Dion.
Dengan gugup Jian menjawab telfon pria itu. Pria yang tak diketahui namanya sampai sekarang. Dengan gagap serta mengumpulkan keberanian, layaknya balita yang baru bisa berbicara. Jian bahkan mengulang kata 'Halo' di dalam hatinya. Damn, whats wrong with you Jian.
☆'Halo...'
Hening sejenak, Jian masih membisu. Tak kunjung mendapatkan jawaban. Pria itu kembali mengulang kata 'Halo' beberapa kali, sebelum akhirnya Jian menjawab.
☆'Iyaa..'
☆' kirain gada orang. Hehehe. Eeh kamu gimana kabarnya? Masi sakit ?'
Kamu? Jian sedikit kaget dengan penggunaan kata yang dipilih pria ini. Karna kata aku-kamu sedikit asing terdengar ditelinganya.
☆'Ini siapa si? Tau dari mana gua sakit? Dapet nomer gua dari siapa? Ato jangan jangan lu stalker? Gua kasi tau ya. Jangan macem macem ama gua ato gak gua botakin palalu.'
Celoteh Jian bak rel kereta, Hanya satu tarikan nafas tapi ia bisa membuat kata tersusun sepanjang itu. Terdengar gelak tawa renyah diseberang sana. Jian bingung, kenapa pria itu masih tertawa.
☆' HAHAHAH kamu lucu banget si Jian . Kirain judes gitu orang nya. Hahaha'
Jian membela dirinya sendiri. Ada berbagai hal yang ia tanyakan dan jawab di percakapan itu. Obralan yang awalnya akan dikira singkat , ternyata berakhir cukup lama. Jian sudah tak gagap lagi ketika berbicara dengan pria diseberang sana. Ada banyak hal aneh yang mereka bincangkan seperti hewan yang paling kecil bukanlah semut melainkan cacing, karna semutnya cacingan. Bahkan jokes recehpun bisa membuat Jian tertawa. Tangan Jian ikut bergerak saat berbicara , seolah ia sedang mengobrol dengan orang dihadapannya.
Diketahui pria itu bernama Kevin. Dia adalah teman dari owner tempat Jian bekerja. Awalnya Jian kaget mendengar hal itu. Kevin bilang mereka sudah berteman dari kecil.
Kevin awalnya jarang berkunjung kerestoran itu. Tapi suatu hari , ada kejadian yang membuat ia harus menggunakan busway menuju ke suatu tempat. Kondisi busway sangat penuh kala itu. Jadi dia harus berdiri dan menghadap ke jendela besar busway. Posisi yang menurutnya sangat tidak nyaman. Apalagi ada seorang wanita duduk dibawah sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wanita itu tampak asyik membaca manga di sebuah aplikasi. Dengan senyum yang selalu mengembang di wajah wanita itu membuat Kevin sedikit terpesona. Kevin melihat wanita itu membawa appron dengan kalimat yang tak asing baginya, disana tertulis ART..en caffe and resto, milik sahabatnya Joan. Tapi beberapa detik kemudian dia kaget ketika tau apa yang dibaca oleh wanita itu. Yup, itu adalah manga BL. Kevin sedikit tersedak shok ketika tau hal itu. Bagaimana bisa seorang wanita membaca manga BL di tempat umum. Dan dia sama sekali tidak terganggu dengan kerumunan orang yang mungkin saja melihat apa yang ia baca.
Merasa di perhatikan, Jian menoleh ke atas. Siapa yang berani beraninya mengganggu aktifitas hariannya. Mata mereka bertemu beberapa detik, sebelum akhirnya Kevin menoleh ke arah lain.
'Kenapa ngelihatnya harus lucu gitu si.' Telinga kevin memerah.
Awalnya Jian sangat malu ketika hobi lamanya terbongkar. Dan ia juga mendapatkan jawaban kenapa ia merasa tak asing dengan wajah Kevin.
☆'HAAA !!!! MALU BANGEETT !!! AAKHHH'.
☆'HAHAHHA.. HAHHAHA .. HAHAHA'
. . ### . Guys kalo ada typo yang bertebaran tolong di maafin ya. Dan please komen biar author tau typonya bagian mana.