CELI Versi 2 [18]

6.8K 929 43
                                    

Happy reading🌹

"Tidur."

Rion menarik selimut bergambar animasi barbie itu sampai sebatas dada Celi, hendak beranjak pergi sebelum tangan mungil menahannya.

"Papa jangan pergi dulu." Celi meraih tangan papanya dan membawa tangan besar itu ke pipinya.

Mata Rion melirik jam dinding yang terletak diatas kaca fulbody yang berada di samping pintu walk in closet. "Udah jam sembilan, mau ngapain lagi?"

"Celi mau nanya sesuatu, penting dan mendesak."

Pemuda itu mendengus, namun tak ayal dia kembali duduk di pinggiran ranjang dan membiarkan tangan kanannya tetap berada di pipi Celi.

"Nanya apa?" Satu alisnya dinaikkan, memikirkan kemungkinan kemungkinan pertanyaan yang akan Celi lemparkan padanya.

Apakah soal masalah tadi pagi di sekolah?

"Mama itu seperti apa?" Celi bertanya setelah mempertimbangkan kata katanya untuk beberapa saat, walau jiwanya adalah jiwa dewasa, tetap saja kepastian identitas itu perlu. "Apa dia baik? Atau dia juga cantik?"

Rion tampak terdiam beberapa saat sebelum menarik tangannya dari pipi putrinya. Dia mematikan lampu kamar Celi dan mengusap lembut surai gadis kecil itu.

"Udah malam, tidur."

Celi tidak merespon apapun, dia hanya diam membiarkan Rion membelai rambutnya. Saat pemuda itu sudah berdiri dan hendak meraih handle pintu mulutnya bersuara.

"Apa benar Celi anak haram?" Sepertinya dia sudah terbawa perasaan di kehidupan keduanya ini, terbukti dari rasa sesak yang kentara sekali terasa ketika kalimat itu meluncur dari mulutnya.

"Celi hanya hasil sebuah kesalahan satu malam?"

Rion mengepalkan kedua tangannya, dia tidak berkutik sama sekali, karena apa yang dikatakan Celi benar adanya. Gadis kecil itu ada dari hasil sebuah kesalahan satu malam yang tidak dia sengaja saat mabuk di club. Dan karena alasan itulah sampai saat ini Rion enggan memijakkan kaki di tempat haram itu lagi.

Celi mengusap air matanya yang menetes, merasa sangat lemah menjaga perasaannya agar tidak terlalu hanyut dalam luapan kasih sayang yang di berikan keluarganya di kehidupan keduanya. Efek kekurangan kasih sayang dari orang tuanya di kehidupan lalu membuat dia mudah baper dan jatuh dalam luapan kasih sayang yang di berikan padanya.

"Jadi ucapan tante tadi pagi itu benar? Celi anak hara-"

"Gak ada yang namanya anak haram di dunia ini, setiap anak yang lahir ke dunia baik itu dengan cara yang benar atau yang salah sekalipun sudah menjadi takdir yang ditentukan Tuhan. Setiap anak yang lahir kedunia pastinya melalaui restu Tuhan, jadi gak ada yang namanya anak haram." Ujar Rion tanpa berbalik, di kegelapan malam matanya mengkilat tajam dengan sorot sendu.

"Tuhan mempercayakan kamu ke papa tanpa adanya sosok ibu, karena Tuhan percaya papa dapat menjadi sosok ayah sekaligus ibu untuk kamu." Kepalan tangan Rion mengendur, perlahan tangannya menengadah ke atas, pria itu memperhatikan telapak tangannya. "Meskipun papa gak tahu dan gak yakin kasih sayang dan sikap papa cukup untuk membuat kamu bahagia."

"Yang pasti, papa gak mau dengar kamu berbicara seperti tadi. Nenek dan kakekpun pasti akan sedih saat mendengar ucapanmu tadi."

CELI versi 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang