"MENYINGKIR, INI TEMPATKU" bentak seorang wanita yang merasa tempatnya diambil oleng orang asing, dan wanita tersebut tentu saja jessica.
.
.
.Jessica membentak Chengxiao dan jili. Mereka menjadi pusat perhatian semua pelanggan yang ada di kafe, melihat situasi yang tidak nyaman itu berlangsung Xiaozhan langsung keluar dari posisi kasir dan mendatangi mereka.
"Jessica, tidak perlu berteriak untuk berbicara dengan orang dan kalau kamu mau masih ada kursi kosong di bagian sana" Xiaozhan menunjuk meja kosong yang berada disudut ruangan, tentu saja jessica tidak mau karna akan berjauhan dengan Xiaozhan tapi dia sedikit senang ketika Xiaozhan menyebut namanya.
"Aku tidak mau ge, aku maunya disini. Inikan sudah jadi tempat dudukku dari dulu, aku tidak mau berjauhan dengan gege" adu jessica dengan wajah yang dibuat segemas mungkin.
"Maaf jessica, tapi kamu tidak bisa menyuruh orang untuk pergi hanya karna kamu sering duduk disini. Siapa yang duluan datang maka dia yang berhak duduk disini" Chengxiao mengangguk setuju namun jili masih dengan tatapan kagum dengan mulut terbuka dan bahkan air liurnya jatuh karna melihat kecantikan Serta ketegasan Xiaozhan, Chengxiao menyiku jili dan jilipun tersadar serta mengelap air liurnya.
"Hmm, baiklah ge, kalau begitu aku duduk disana, aku pesan seperti biasa" ucap Jessica dengan sedikit terpaksa namun mengikuti ucapan Xiaozhan, dia takut akan dianggap egois oleh pria yang ia sukai, sebelum pergi dia menatap nyala pada 2 orang yang ia anggap pelaku, dan para pelaku tidak mempedulikannya.
.
.
🕚11:22"Jie jadi kapan jiejie datang kesini dan membawa kakak iparku?" Sekarang Zhoucheng sedang berbicara dengan Xuan lu melalui sambungan telfon, ia berada diruangan karyawan karna menunggu Xiaozhan pulang.
"Entahlah dd, Yu chen bilang dia sedang sibuk mempersiapkan untuk pernikahan kami 2 bulan kedepan"
"Uhui, piu piu Zhan ge pasti super senang mendengar kabar gembira ini"
"A iya mumpung kamu membahasnya, bagaimana kabar Xiaozhan, terakhir aku menelponnya seminggu yang lalu katanya kafe sangat sibuk ya?"
"Iya jie, Zhan ge sangat kelelahan tapi dia bilang cukup dengan liburan yang dia dapat beberapa minggu yang lalu, dia tidak mau ambil libur lagi, dan mau tetap bekerja, mungkin karna itu beberap hari yang lalu dia agak capek"
"Benarkah? Kalau begitu nanti cari pegawai tambahan ya, biar dia tidak terlalu capek mengurus cabang disitu"
"Baik jie, akan aku carikan. Aku juga khawatir pada gege"
"Baiklah kalau begitu, aku titip salam untuk Xiaozhan ya, dan beri tahu dia tentang kabar gembira tadi, hihihi"
"Siap jie, itu sudah pasti, kalau begitu sampai jumpa jie, cepat-cepat kesini ya"
"Baiklah, dah, jaga kesehatan"
Tutt tutt
Sambungan terputus dan Zhoucheng keluar ruangan ketika kafe sudah kosong dan tinggal pegawai serta 2 pelanggan baru yang tetap setia menatap ggnya.
"Ge, kenapa 2 pelanggan itu belum pulang?"
"Cheng gg, kesini sebentar" fanxing menarik Zhoucheng untuk menjauh dari Xiaozhan.
"Ge. Sekarang keadaan Zhan ge sedang tidak baik, maksudku dia lagi badmood, jadi jangan dulu ditanya-tanya, dan masalah 2 ekor pelanggan itu aku juga tidak tau kenapa mereka belum mau pulang"
"Zhan ge badmood? Memangnya kenapa?" Zhoucheng bertanya dan Fanxing mulai membisik ditelinganya.
15 menit yang lalu
Yang yang datang dan menghampiri Xiaozhan.
"Sayang, kamu sudah hampir pulang,kan? Aku akan tunggu dibagian sana" ucap yang yang sambil menunjuk kursi tidak jauh dari kasir.
"Yang yang maaf, hari ini aku ingin pulang dengan adikku"
"Kenapa? Kamu tidak suka pulang bersamaku?"
"Bukan begitu, tapi adikku duluan yang meminta, dan juga aku sudah tidak pernah pulang bersamanya, jadi aku harap kamu bisa mengerti"
"Tidak bisa, kamu harus pulang bersamaku dan juga jika adikmu ingin pulang bersama ajak saja dia naik mobilku aku akan mengantar kalian berdua"
"Maaf yang yang, tapi adikku sudah membawa mobil, dan juga dia yang lebih dulu mengajakku pulang bersama, jadi lain kali saja kita pulang bersama"
Yang yang tidak terima, dia tidak mau tahu. Yang dia inginkan adalah Xiaozhan tetap bersamanya, bukan dengan orang lain, dia tidak terima walaupun kepada adik Xiaozhan itu sendiri.
"TIDAK BOLEH!" yang yang berteriak kemudian menarik tangan Xiaozhan untuk megikutinya pulang
Ji li dan Chengxiao yang melihat kejadian itu berdiri dan menahan yang yang
"Maaf atas kelancangan kami tuan, tapi saya rasa gg cantik ini mengatakan dia tidak ingin ikut dengan anda, jadi saya harap anda tidak memaksanya" ucap Chengxiao dan di angguki oleh jili.
Xiaozhan yang merasa rematan di pergelangannya mulai mengendur langsung menghempas tangannya.
"Yang yang aku harap kamu tidak bertindak berlebihan, bagaimanapun aku sudah menolakmu dan dari awal aku juga tidak pernah menyuruhmu untuk menungguku, aku membiarkanmu menjemputku hanya untuk menghargaimu tapi sepertinya aku tidak bisa mentolerirnya lagi, jadi aku mohon pergi dari sini, jangan datang lagi padaku jika kamu hanya ingin membuat keributan"
Yang yang diam, bukan karna terkejut tetapi dia marah karna Xiaozhan menolaknya secara jelas di depan orang lain.
"Sepertinya anda tidak ada urusan lagi di tempat ini" ucap jili sambil memangku tangannya di depan dada dengan ekspresi mengejek.
"Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu!" Yangyang keluar sambil membanting pintu kafe.
"Maaf atas keributan yang terjadi" Xiaozhan mengucapkam maaf pada Chengxiao dan jili atas kejadian barusan, untunglah pelanggan lain sudah pulang, jadi hanya 2 pelanggan ini yang menyaksikan.
.
.
.Zhuocheng mengangguk mengerti "jadi begitu, tapi kenapa kamu dan pegawai lainnya tidak membantu gege malah 2 pelanggan itu yang membantu ggku?" Zhuocheng bertanya dengan satu alis menekuk.
"Ge kamu kan tau, badan pak yangyang kan besar, sedangkan aku kecil begini kayak miniatur. Kalo aku maju yang ada aku malah dilempar ke atas meja, bahkan jiejie yang membantu gg lebih besar dariku" Fanxing menjelaskan dengan bibir dimajukan, sedih mengakui tapi dia memang tuyul.
Cheng xiao dan jili merasa sudah terlalu larut, dan memilih untuk pulang tapi sebelum pulang mereka mencoba berbicara pada Xiaozhan.
"Mmm ge, maaf kalo lancang, tapi apa gg belum punya pacar? Ah dan namaku cheng xiao" chengxiao mengulurkan tangan.
"Aku xiaozhan" Xiaozhan menerima uluran tangan itu dan tak menjawab pertanyaan satunya, sebenarnya dia agak canggung dan merasa pertanyaan tersebut agak lancang, tapi bagaimanapun mereka pelanggan, tidak sopan rasanya menegur.
Jili menari kerja baju Chengxia karena tahu Xiaozhan tidak nyaman dan juga ini sudah tengah malam.
"Ge maaf ya atas pertanyaan temanku, ah iya aku jili, senang berkenalan denganmu ge, maaf lagi karna kami menetap agak lama padahal kafenya sudah tutup, kalau begitu kami pulang dlu, sekali lagi maaf ge"."Iya tidak apa, hati-hati dijalan" Xiaozhan sedikit tertawa melihat tingkah 2 orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The BEAT
General FictionWarning🔞⚠️ Mungkin memuat konten dewasa, dan cerita ini murni berdasarkan imajinasi author dan tidak ada sangkut pautnya dengan para karakter yang berperan dalam cerita ini, jadi nama dan karakter murni hanya untuk penggambaran tokoh di cerita ini...