3

74 5 0
                                    

Hai... Apa kabar?

Sebelum baca jangan lupa follow akun wattpad aku:)

Jangan pelit kasih bintang ya:)

Kritik dan sarannya aku tunggu..

****
Sampai di UKS Adrian membaringkan Nayla di brakar UKS dengan hati-hati.

" Sayang kamu kenapa?" Tanya pada sang gadis dan hanya mendapatkan gelengan.

" Ini kak Nayla, kenapa kak?" Tanya adek kelas yang bertugas PMR.

" Tidak tau, tapi dari tadi dia pegang perutnya aja!" Kata Adrian melihat Nayla kesakitan.

" Awas.. hiks... Sakit!" Meringis kesakitan yang semakin terasa diperutnya.

" Sayang, haii lihat aku." Khawatirnya melihat sang kekasih.

" Biar aku ambilkan obat kak, tunggu sebentar!" Ujar adek kelas dan berjalan mengambil obat.

" Buka masker sayang, nanti kamu sesak dalam keadaan gini!" Tangan ingin membuka masker yang dipakai Nayla. Tapi ditahan oleh Nayla.

" Jangan" sambil menunduk tidak berani menatap pacarnya.

" Kenapa emangnya sayang?" Tanyanya karena mera aneh dengan sang gadis. Tapi gadis itu hanya menggeleng.

"Uhhhh..." Dia hanya bisa menghela napas kasar.

" Kak ini obatnya diminum dulu kak!" Petugas PMR memberikan obat itu pada Adrian dan keluar meninggalkan mareka berdua

" Makasih" kata Adrian merima obat itu dan duduk di kursi dekat brakar.

"Sayang minum obatnya ya coba buka maskernya!" Membungkuk sang gadis agar mau membuka maskernya. " tapi kamu udah sarapan tadi?" Sambungnya bertanya. Dan lagi hanya mendapatkan gelengan.

" Kenapa kamu tidak Saparan, pantasan perut kamu sakit sayang!" Adrian pasti ada yang disembunyikan sama kekasih.
" Tunggu ya aku beli makan dulu buat kamu." Dan mendapatkan kan anggukan dari gadis itu.
Dan dia berjalan keluar menuju kantin. Nayla hanya diam Diatas brakar menatap tembok dengan tatapan kosong. Tiba-tiba Suara pintu dibuka dengan keras membuat dia sadar dari lamunannya.

Brak..brak

" Pelan-pelan bego rusak ini pintu!" Suara ribut dari pintu

" Kevin setan bisa gak sih Lo jalan enggak sudah dekat-dekat!" Ujar Raena kesal kepada manusia selalu mengganggu dari tadi.

" Ya ni emang anak setan" Rina ikut juga karena dia kesal dengan teman kelasnya ini.

" Berisik" suara dingin dari si Zidan membuat mareka lasung bukam.

" Mampus lopada" Ucap Nino melihat teman debat tidak jelas.

" Lo juga" ucap jidan pada Nino dan lasung masuk tanpa memperdulikan temannya dan yang lainpun mengikutinya.

" Nay, Lo enggak apa-apa kan?" Tanya Rina melihat temannya bersandar dibrakar.

" Kalian kok disini bukan masih jam pelajaran?" Bukan menjawab temanya malah dia balik tanya.

" Ya Allah Nay, kita khawatir sama Lo. Ini udah jam istirahat kok!" Kata Nayla

" Bagaimana keadaan Lo Nay?" Tanya Kevin

" Udah mendingan" jawabnya.

"Kenapa kalian kesini?" Mendengar suara dari belakang mareka mengolah dan melihat Adrian membawa mapan makanan ditangannya.

" Yealah bos kita kesini mau lihat buk bos" ujar Kevin dengan nada kesal.

" Oh" cuma itu yang keluar dari mulut Adrian. Membuatnya cenggo dengan jawaban ketuanya.

" Sabar orang sabar jodohnya Rina" katanya dengan keras membuat gadis nama disebut melotot

" Amit-amit Lo" tak terimanya.

" Keluar Kalian. Cewek gue lagi sakit!" Kata Adrian sambil duduk didekat Brakar Nayla yang diam.

" Sayang makan dulu ya, coba lepas maskernya" tangan sambil membuka masker gadisnya dan betapa kagetnya melihat muka sang gadis dan jangan lupa bibirnya yang sedikit robek. Dan sahabatnya pun kaget ternyata ini alasan sahabatnya memakai masker.

" Sayang ini kenapa, sayang" cemas nya pada sang gadis. " Jawab sayang" sambungnya dengan lembut.

" Hiks.. hiks Bu...Nn..daa hiks..." Jawab nya dengan tangisan dan memeluk kekasihnya. Karena cuma kekasihnya da sahabatnya tempat dia bisa menumpahkan kesedihannya.

Dan sahabatnya merasa kasih melihat kondisinya yang begitu sungguh tidak habis pikir sikap ibu dari sahabatnya selalu mendapatkan kekerasan dari ibunya.

" Ya Allah Nay, hiks" ucap Rina menangis mengelus punggung sahabatnya yang didekapan cowoknya.

" Cerita sayang ada aku sini, jangan takut" menenangkan gadisnya. Dan Nayla hanya mengeleng. "Ya udah nanti aja ceritanya kamu makan terus minum obat!" Pasrahnya karena pasti gadisnya belum siap cerita. " Ya udah ayok, tapi nanti cerita ya sayang, jangan pendam sendiri ada aku disini " sambungnya masih dengan mengusap rambut sang kekasih.

Setelah itu selsai meminum obatnya dan dia merasa baikan dan ini waktunya untuk pulang sekolah telah tiba. Dan teman telah menunggunya diparkiran sekolah karena ketualah menyuruh mareka.

" Sayang hati-hati" ujar ya kerena sang kekasih berjalan dengan cepat padahal masih lemas.

Sekarang mareka berjalan bersama keparkiran sekolah.

" Sayang benaran kamu enggak barang aku" ujar pada sang kekasih

" Aku sama Rani, Raena dulu ya pulang" jawab gadis itu.
Tadi emang bilang kalau dia itu mau pulang sama sahabat karena karena dia enggak mau bundanya marah lagi karena diantarkan oleh Adrian. Karena bundanya tidak suka dengan Adrian, karena cowok itu geng motor.

" Iya Nayla kami pinjam dulu ya" kata Rani dia mengetahui kalau sahabat minta bantuan

" Ya udah, tapi hati-hati ya sayang" jawab gadis itu sambil mengelus pipi gadis itu dengan lembut

" Makasih udah ngerti'in aku ya!" Jawab ya dengan senyuman dan melapas tangan sang kekasih dari pipinya dan berjalan menuju mobil sahabatnya yang menunggu disana dan melambaikan tangannya

" Gemas bangat sih bidadari aku" ujarnya yang melihat mobil yang teman sang kekasih yang meninggalkan halaman sekolah dan tiba-tida ada yang menepuk pundaknya

" Bucin terus" sindir orang itu Kevin pada ketuanya

" Biarin bucin cewek sendiri dari pada lu ptkt aja gagal terus" jawabnya dengan mengejek sahabatnya yang tak lain Kevin

" Ha.. ha.. ha mampus Lo mulut bos sekali Gomong pajang ke kita pedas woee" Tawa Nini yang meledak dan melihat sahabatnya.

" Balik" perintah Adrian yang di ikuti sahabatnya.

Dan mareka mengendarai motornya meninggalkan sekolah.

****

Telah sampai perkalangan rumahnya. Nayla keluar dari mobil sahabatnya dan beterima kasih pada sahabat yang telah mengaturnya.

" Makasih Rae, Rin mau masuk" tawarnya pada dua sahabatnya.

" Lain kali aja kami cabut dulu ya!" Pamitnya dan meninggalkan rumah Nayla.

Setelah itu Nayla berjalan memasuki rumahnya. Sampai di dalam dia di kagetkan dengan suara.

" Anak tidak tau diri Udah pulang" suara tinggi seseorang yang dibelakangnya.

Deg.

****
Haii kembali lagi dicerita aku yang enggak jelas ini:)

Jangan lupa untuk follow wattpad aku ya:)

Jangan lupa bintang dan komentar ya:)




Nayla Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang