2

105 4 0
                                    

Haii..... Aku kembali lagi:)
Jangan Bosan ya...!

Kritik dan sarannya teman-teman:)

****
Braakk..!!

Suara deprakan meja, dan membuat seorang gadis kaget dan lasung bangun dari tidurnya baru beberapa jam yang lalu.

" Ooooo disi rupanya kau aaaa..." Suara bentakan dari paruh baya yang sudah berdiri didekatnya. Itu adalah sinta- neneknya

Matanya mulai terbuka dan melihat neneknya sudah berdiri didekatnya dengan tatapan datar.

" Nek, maaf Nayla ketiduran disini.." sambil mengumpulkan jawanya. Sebelum dia berdiri tangan nenek sudah ada di atas kepalanya dan menarik rambutnya dengan keras dan dia meringis kesakitan. "Ya Allah Nek, kenapa Nayla di jambak?" Ujarnya sambil berusaha melepaskan tangan neneknya dirambutnya tapi sia-sia.

"UDAH.. JAM BERAPA INI AHHH.... KAMU TIDAK SEKOLAH, MAU JADI ANAK PEMALAS, MEMANG BAPAK KAMU YANG KASIH UANG BUAT BIAYA SEKOLAH" bentak neneknya

" Nek, Nay baru tidur tadi. Nay lelah Nek, ini aku bangun tapi tidak usah kaya gini." Jawab nya dengan pelan walaupun nenek nya selalu saya begitu dia tetap sabar menerima cacian, hinaan seperti saat sungguh hatinya hancur.
Padahal dia benar-benar lelah dari kemarin, dan tubuhnya lemas.

"APA KAMU BILANG AAA LELAH... EMANG APA YANG UDAH KERJAKAN AAAA.. DIBANDING DENGAN SAYA BATING TULANG BUAT KAMU" bentakkannya semakin kerastangan yang belum terlepas dari rambut Nayla

" Ya Nek ini aku mau siap-siap sekolah, lepas dulu tangannya" jawabnya dengan lembut agar neneknya tidak semakin marah, karena dia tau tidak akan memperdulikannya walaupun dia bekerja seharian pun.

"Ya udahhh sana" sambil melepaskan tangan dari rambut sang cucu.

Nayla berjalan menuju kamarnya dengan air mata jatuh yang membasahi pipinya, hatinya sungguh sakit mendengan cacian dari neneknya. Sungguh dia tidak tau kesalahannya apa sampai semua neneknya membenci dirinya.
Sampai dikamar dia berjalan menuju kaca yang ada di meja riasnya dan melihat bayangan yang sangat kacau, dia tau orang tuanya tidak peduli dengannya tapi mengapa itu harus kepadanya apa kesalahanya. Tangan mengepal sungguh sakit, hatinya sesak menerima cacian.

" Aaaaaaa...... Bundaa... Ayah Sakit... Sakit Yah, Bun bantu Nay. Tuhan apakah kau tidak mau menyemput ku sekarang" suara isakanya pelan agar tidak terdengar oleh orang diluar.

Padahal hanya hal sepele tapi neneknya sungguh berlebihan. Dan dia berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap untuk sekolah.

Dia udah rapih dengan seragam putih abu-abu dan keluar menuju meja makan yang sudah ada nenek dan bibiknya.

" Udah mau berangkat kamu" ujar nenek tanpa melihat ke arah Nayla

"Ya Nek, Nay berangkat dulu ya." Sambil menyalami nenek dan bibiknya.

"Ni uang jajan kamu, jangan terlalu boros cari uang susah" neneknya sambil menyodorkan uang lima belas ribu dia pun menerimanya.

" Namanya juga Anak tidak tau diri" ujar bibi sambil memakan sarapannya dia tidak memperdulikan perasaan keponakanya.

Tapi Nayla tidak menghiraukan kata bibiknya dia lasung keluar setelah menerima uang dari neneknya.

Sambil menunggu kendaraan umum dijalan dia terus melamun memikirkan nasibnya yang teramat pedih dengan penuh cacian, siksaan. Sampai dia tidak sadar ada yang perhatikanya dari samping.

" Emm.. emm.. hati-hati kerasukan.." suara orang yang disampingnya.

Dan itu membuat dia tersadar dari lamunannya dan mengoreh ke sumber suara.

"Lo" dengan raut wajah bingung kenapa orang ini ada disini.

****

Ayooo siapakah dia..?

Sampai disini dulu ya:)
Jangan lupa komentar ya setelah baca dan tolong klik bintang dibawah:) biar semangat lanjutin ceritanya.🌹

Nayla Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang