double up! mau au jaywon ga?
——————————
Jungwon merasa lega dapat menyelamatkan Jihan hari ini. Ia merasa sudah melakukan hal besar karena telah di tendang oleh penculik kelas kakap itu. Entahlah, pokoknya sekarang dirinya merasa dua kali lipat lebih keren.
Jungwon membanting tubuhnya ke atas kasur kemudian menghela nafas panjang. Terhitung sejak hari ini, ia diberi cuti tiga hari ke depan karena pemilik penitipan hewan tidak dapat memberinya gaji bulan ini. Sudah biasa, tapi Jungwon benar-benar bingung bagaimana caranya membayar uang kost bulan ini dan bulan kemarin.
"Apa yang harus aku jual? Barang berharga yang aku punya cuma ponsel sama gelang dari nenek. Mana yang punya kost-an galak banget. Kalau nagih pasti pake preman. Bisa-bisanya aku ngontrak disini. Mau gimana lagi? Disini udah paling murah."
Jungwon menggaruk kepalanya yang tak gatal kemudian membuka ponselnya. Ia menggulir ruang pesan hingga ke bawah. Terdapat nama Sunghoon di paling bawah pesan masuk. Ah, seingatnya ia sudah mengarsipkan pesan Sunghoon. Ia menutup ponselnya kemudian melemparkannya ke sembarang arah.
"Sunghoon.."
"Sunghoon."
"Sunghoon.. kita mau kemana?"
Sunghoon mengulas senyumnya dibalik helm full face miliknya kemudian menambah laju motornya. Ia melirik Jungwon melalui kaca spion lalu berteriak sedikit. Deru angin membuat telinga mereka menjadi minim pendengaran. Kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu mau tak mau harus mengeraskan suaranya.
"Kita mau jalan-jalan."
"Tapi aku harus pulang? Nanti Nenek nyariin aku gimana? Kamu mau tolongin aku kalau aku dimarahin?" Jungwon berusia 18 tahun itu menatap Sunghoon penuh khawatir melalui kaca spion.
"Pacarin orang selucu kamu aja aku berani, meskipun taruhannya mental aku. Kadang aku gak kuat liat kamu gemes banget. Apalagi temuin Nenek kamu, calon Nenek aku juga, kan?"
Jungwon menggigit bibirnya menahan senyum, ia mencubit perut Sunghoon lalu memeluk pinggangnya erat. Menyadarkan kepalanya pada bahu Sunghoon sembari menikmati semilir angin yang berhembus kencang.
"Habis lulus langsung nikah, mau?"
"Apa?" Tanya Jungwon sedikit berteriak karena tak mendengar ucapannya.
"Habis lulus sekolah, mau nikah atau gimana?"
Jungwon tersenyum jahil, "aku gamau nikah."
Sunghoon menghentikan motornya kemudian melepas helm full face miliknya, ia memutar badannya menghadap Jungwon kemudian menangkup pipi yang lebih kecil.
"Kamu gamau nikah? Kenapa?"
"Gamau nikah kalau bukan sama kamu."
Sunghoon tertawa kecil lalu memeluk Jungwon erat, memberi kecupan ringan pada pucuk kepala Jungwon lalu menatapnya gemas. "Sayang, ada orang lain yang bisa pacarin kamu selain aku? Gak ada yang berani. Apalagi nikah sama kamu. Aku ini petarung, mereka harus maju ke aku kalau mau ambil kamu. Aku punya Tuhan, aku punya kamu. Jelas aku jauh lebih unggul dari mereka."
"Lagian pertanyaannya aneh banget, belajar dulu yang bener baru bahas nikah. Lulus aja belum, kamu mau ngasih makan aku pakai apa emang?"
"Kita jualan pop ice gimana?"
Jungwon tertawa kemudian menyentil dahi Sunghoon. "Kamu mau kasih makan aku pakai uang hasil jualan atau pakai pop ice-nya?"
"Haha, pokoknya gampanglah. Urusan tanggungan biaya hidup bakal jadi tanggung jawab aku nantinya. Kamu tinggal duduk manis di rumah, layanin aku, dan urus anak-anak kita. Aku janji, pokoknya kita bakal nikah."
"Sunghoon.."
![](https://img.wattpad.com/cover/314156247-288-k974081.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE
FanfictionMasa lalu dan masa depan Yang Jungwon bermarga Park, kok bisa? start : 23/06/22