Chapter 12: He comes

2.5K 276 20
                                    



Hendery adalah pria Asia yang baru dipromosikan menjadi police officer tak lama setelah ia bergabung di Yard. Semula ia hanyalah pria biasa yang menggeluti dunia berita—sebut saja seorang jurnalis. Berawal dari ia yang gemar menulis, dan selalu suka menuangkan apa yang menjadi keluh kesahnya dalam sebuah buku. Sebuah awal yang baik karena mengantarkan karirnya menjadi naik melonjak.

Sebuah artikel yang ia tulis di harian London beberapa bulan lalu membuat pimpinan kepolisian tertinggi saat ini menjadi tertarik akan sosoknya. Segera saja pada pertemuan kedua, dirinya direkrut menjadi karyawan Yard yang bertugas di bagian analisis, hingga berujung pada posisinya saat ini.

Untuk kasta darah campuran seperti dirinya, pencapaian seperti ini sudah termasuk tinggi. Britania termasuk tanah yang didominasi oleh para bangsawan. Setidaknya dengan kehadirannya disini ia tak menjadi duri di tengah jalan.

Namun, sesukses-suksesnya anak manusia, tentu Hendery pernah dihadapkan oleh duduk perkara yang menyebalkan.

"Tuan Hendery terlalu lama termenung dalam lamunan. Apakah ada sesuatu yang mengganggu?"

Ucapan William seperti bola yang menerjang dirinya cepat. Sorot mata pria itu memandangnya lekat dengan senyum tipis menghiasi wajah. Meremehkan..

"A—ah tidak. Aku hanya butuh waktu lebih untuk berpikir." Ucapnya gugup.

Bodoh. Tak seharusnya ia berucap seperti itu. Benar saja ucapannya tadi langsung membuat si asisten Earl tersenyum semakin lebar.

Jujur saja posisinya sedang sulit..

Keterbatasan yang Hendery miliki membuat dirinya hanya beberapa kali bertugas menangani bangsawan. Itupun dengan tingkat kasus yang tak terlalu berat. Sekarang dengan posisi ia yang terhimpit diantara manusia jajaran tinggi membuat dirinya tak berkutik.

William terus melemparkan alibi, tak membiarkan ia melakukan perlawanan dengan kata. Ditambah dengan si Earl muda yang sesekali turut membisikkan sesuatu pada si juru bicara. Mereka seperti tengah menyusun ucapan untuk disampaikan.

Jika seperti ini apa yang harus ia lakukan?

"Hendery, tunjukkan analisismu yang lainnya." Ucap Lord Randall.

Lantas ia mengangguk dengan kaku. Satu-satunya kantung yang terletak di ujung meja ia buka perlahan. Tangannya yang terbalut sarung tangan karet lantas mengambil sapu tangan yang masih terlipat rapi untuk ditunjukkan.

"Ini adalah barang lain yang kami temukan disana. Sapu tangan ini memang terlihat biasa. Tapi ada bekas darah yang mengering."

Dengan raut wajah gugup Hendery membuka sapu tangan itu di depan semuanya. Sekilas jika melihat dengan jeli, terdapat satu titik berwarna kecoklatan di tengah. Hanya sedikit, dan sebenarnya lebih seperti noda daripada darah.

"Sapu tangan ini tak terlalu kusut. Hanya terdapat noda tanah dan setitik darah di tengah-tengah. Asumsiku adalah pembunuh ini cukup rapi, karena ia tak melakukan aksinya dengan serampangan. Jika orang biasa yang melakukannya pasti ia akan terburu-buru hingga tak sempat melipatnya." Jelas Hendery panjang.

Tidak peduli bagaimana para bangsawan di depannya yang mentertawakan analisisnya, yang pasti disini ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan.

𝓐𝓭𝓸𝓵𝓮𝓼𝓬𝓮𝓷𝓬𝓮 | Nomin Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang