13

14.7K 1.2K 75
                                    







Menantang seseorang seperti Jaehyun adalah sebuah tindakan bodoh sekaligus buruk yang akan berimbas pada dirimu sendiri. Itu yang ada dalam benak Renjun setelah menantang Jaehyun kemarin. Kini dirinya hanya mampu berada di atas ranjang karena tidak dapat melakukan hal lain selain berbaring.

Demi apapun, tubuhnya benar-benar remuk setelah mereka pulang dari liburan singkat di pantai kemarin. Ingatkan pada Renjun untuk tidak lagi menantang seorang Jung Jaehyun lain kali.

"Jae~" panggilnya mendayu.

Tidak lama dari panggilannya, pria berdimples tersebut datang memasuki kamar dengan wajah muram dan kesalnya. Terlihat beberapa kertas berada dalam genggaman tangan Jaehyun yang artinya pria itu sedang bekerja.

"Apa lagi?" tanyanya lelah menghadapi panggilan sang kekasih.

Bagaimana tidak? Ini kali keenam dalam pagi ini Renjun memanggilnya dan menyuruhnya melakukan sesuatu yang kini sedang tidak bisa dilakukan submissive cantik itu sendirian karena kondisinya. Namun hal itu juga sepertinya dimanfaatkan Renjun untuk mengerjai dirinya. Pagi tadi kekasihnya sempat memanggil hanya untuk mengambilkan air minum yang sudah jelas tepat berada di atas nakas samping ranjang.

"Kau terlihat tidak ikhlas ku panggil" sindir Renjun.

"Astaga, cepat sembuh jika seperti ini" keluh Jaehyun namun tetap kakinya mendekat ke arah Renjun dan duduk di pinggiran ranjang.

"Memang siapa yang membuatku seperti ini?"

"Siapa yang menantangku?" balik Jaehyun.

"Aku sudah bilang untuk berhenti, tapi telingamu mendadak tuli dan tetap menggempurku tanpa henti"

Pernyataan dari Renjun sukses membuat lawannya tersenyum dan timbulnya bercak kemerahan yang manjalar hingga telinga Jaehyun. Pria itu malu ketika harus mengingat kembali kegiatan mereka dua hari ini yang membuat Renjun berakhir di atas ranjang.

"Bagaimana aku besok harus menutupi ini semua?" keluhnya dengan memegang lehernya yang penuh dengan ruam merah bahkan sudah ada yang berubah menjadi keunguan. "Bahkan berjalan saja masih tertatih"

"Mau mencoba berjalan lagi?" tawar Jaehyun.

"Nanti saja" tolak Renjun. "Tolong bawa Mark kemari"

"Yakin? Jangan membuat dirimu lelah, ingat, besok kita menikah"

"Sudah tau besok menikah, masih saja kau menggempurku semalam!"

Renjun terkekeh kala Jaehyun berlari terbirit-birit meninggalkannya saat ia semakin memarahi pria itu. Tidak lama dari perintahnya, Jaehyun kembali dengan membawa Mark dalam gendongannya. Bayi itu langsung mengulurkan tangannya pada Renjun saat melihat ibunya yang berada di ranjang.

"Disini dengan mommy, ya? Daddy menyelesaikan pekerjaan sebentar" perintahnya pada sang anak kemudian membubuhkan kecupan pada kening Mark dan juga Renjun.

Beberapa saat setelah Jaehyun keluar dari kamar dan kembali pada ruang kerjanya, Renjun juga membubuhkan banyak kecupan pada wajah Mark. Setelahnya ia mengajak bayi dua tahun tersebut untuk berbaring, membawa Mark dalam dekapannya dan mengelus sayang punggung sempit disana.

Renjun menghela nafas ringannya, masih merasa tidak menyangka bahwa esok ia sudah menyandang status yang berbeda. Bukan hanya menjadi istri untuk seorang Jung Jaehyun, Renjun juga akan menjadi sosok ibu untuk Mark yang selama ini telah memanggilnya dengan sebutan mommy.

TUAN JUNG | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang