05: far

330 38 4
                                    

Can you help me to click vote below??

“Nana, Do you miss me?” ucap Dior setengah mendesah karena lega bisa bertemu dengan Nananya.

“Nana,” 

“Nana” Natha masih memproses informasi yang diberikan dari otaknya dan tubuhnya juga freeze seketika. Otak dan hati Natha serentak menyerukan untuk dia melepaskan dan lari dari ruangan tersebut. 

“NANA!” orang penuh ketidaksabaran itu menariknya untuk berhadapan dan mencekik Natha. Kesadaran Natha seakan akan ditarik paksa ketika merasakan kesulitan bernafas.

Natha menghitung beberapa detik yang berjalan melambat. Ketika dia sudah merasakan bahwa dia akan hilang kesadaran dia berusaha untuk berkata. 

“I-I mi-ss you to-o, Dior” setelah mendengar perkataan tersebut cengkraman tersebut sedikit melonggar. Karena hal itu, Natha meraup banyak udara. 

“S-stop it! you’re good boy, right?” lanjut Natha lirih. Seketika Dior melepas cengkramannya dan memeluknya dengan erat. 

“Sorry, I’m make you hurt again” Dior menatap mata indah Natha. Dior heran dengan sifat Nananya berbeda, tapi dia sangat suka dengan Nananya sekarang. 

Natha membalas tatapan dengan sedikit mengandah. Melihat apa yang dilakukanya Dior merasa gemas. Dior segera mendudukkan dirinya di kursi dengan memangku samping Natha dan memeluknya pinggangnya erat.

Awalnya, Natha tidak nyaman dengan posisi tersebut dan bergerak bergerak gelisah. Tapi setelah mendengar geraman Dior, dia menghentikan tindakannya dan mengalungkan salah satu tangannya ke pundak Dior. Dan pada akhirnya mereka berdua menikmati kegiatan orang orang di lapangan di balik kaca film.  

“Nana” 

DulcetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang