MW 2

7 1 0
                                    

Alice mempersiapkan semua keperluaan dirinya untuk berangkat ke Jakarta besok pagi. Dalam 1 bulan untuk mempersiapkan semuanya setelah berkompromi bersama ibunya akhirnya Alice berangkat ke Jakarta.

Ia sedang memasukan baju baju yang harus dia bawa ke dalam koper yang besar.

Tok...Tok...Tok
"Masuk ma, tidak di kunci"
Ucap Alice sedikit berteriak.

Ibunya membuka pintu dan langsung menghampiri anaknya.

"Riga, ada yang perlu mama bantu?"
Ibunya menawarkan bantuan.

"Tidak usah ma, ini sudah mau selesai kok"
Tolak Alice supaya ibunya tidak lelah untuk membantunya.

Ibu Alice duduk di tepi kasur dan melihat anakny sedang sibuk memilah milih barang yang harus dibawa.


"Sayang, mama disisi lain senang kalo kamu mau belajar mandiri dan disisi lain juga mama sedih harus berpisah dari kamu"
Ucap ibu Alice sambil mengelus tepi kasur. Alice hanya mendengar saja.

"Mama sedih harus pisah dengan anak semata wayang mama"
"Maaf ya sayang, mama 10 tahun dari kamu SMP sampai kamu sekarang sudah dewasa seperti sekarang mama sibuk dengan pekerjaan mama"
"Sehingga mama tidak tau tumbuh kembang kamu dan mama jarang dirumah ninggalin kamu sendirian"
Tak terasa air mata Alice mulai keluar saat mendengar dan mengingat apa yang ia alami setelah ayah meninggal. Memang Ibu Alice jarang berada dirumah itu pun kadang dalam 1 minggu dirumah cuma bisa 3 hari ataupun setengah hari karena harus berangkat lagi.

Tetapi 2 tahun semenjak pandemi ibu Alice mengurangi kegiatannya dan mempunyai waktu luang untuknya walaupun 1 minggu sebulan sekali harus berangkat lagi.

Alice memberhentikan aktifitasnya dan mendekat ke arah ibunya.

"Sttt..."
"Udah ma yang berlalu biarlah berlalu ma"
Air matanya mulai berjatuhan.

"Tapi nak, begitu cepat waktu mama sia siakan"
Penyesalan ibu Alice.

"Tidak ma, semua demi Riga kan"
"Supaya Riga bisa sekolah setinggi mungkin dan bisa sama dengan teman teman yang lain"
"Riga berterima kasih kepada mama, karena mama selalu bekerja keras untuk Riga"
"Jangan pernah menyesal dengan apa yang terjadi karena semua ada alasan" Jelas Alice agar ibunya tidak terus menyesal dengan semua yang mereka alami.

Ibu Alice langsung memeluk Alice dan menangis.

"Sudah ma, Riga hanya tidak ingin mama dihina orang terus karena status mama yang tidak punya suami tidak bisa menghidupi anaknya"
"Mama berhasil ma membuktikan omongan orang orang jahat itu, jadi mama tenang saja"
"Sekarang serahkan saja kepada Riga"
Alice menenangkan sang ibu. Menurut Alice, ibunya berhasil membesarkan dirinya dengan seorang diri dan mendidiknya menjadi orang yang kuat.

****
Di gedung apartemen mewah yang terletak di Jakarta. Di sanalah tempat tinggal Chandra apartemen mewah dengan lokasi strategis. Chandra tinggal di apartemen dengan ruangan yang sangat luas dan besar yang dimana hanya Chandra yang tinggal disana.

Chandra baru saja pulang dari kantor yang berada tidak terlalu jauh dari apartemennya itu juga menjadi alasan mengapa ia memilih tinggal di apartemen dibanding mansionnya. Chandra juga mempunyai mansion dengan halaman yang luas seperti di luar negeri tetapi ia hanya menempati disana saat ingin menyendiri jauh dari ibukota yang berisik.

"Huftt"
Chandra menjatuhkan tubuhnya ke sofa besar di living room.
Ia meletakan tangannya menutupi matanya. Merasakan lelah dengan aktivitas hari itu, banyak sekali laporan-laporan yang harus ditanda tangan.

Chandra mengerjap matanya sebentar untuk menghilangkan lelahnya.
Selang 5 menit Chandra mengambil posisi duduk dan mengambil selembar kertas foto yang ia simpan di kantong jas.

Flashback on

"Bro, gue punya teman cewek cantik"
Sheno memberikan foto wanita cantik kepada Chandra.

"Terus?" Tanya Chandra

"Ya Tuhan Chan, lo itu bodoh beneran atau cuma pura-pura sih"
"Ya kenalan lah masa di santet" Sheno sudah capek dengn sifat cuek sahabatnya tersebut.

Chandra hanya melihat dan menaruhnya dimeja kerja.

"Lo harus kenalan"
"Namanya Rosaline Sanjaya, lulusan Bussiness management di Harvard"
"Nanti gue atur semuanya dari pertemuan pertama"
"Ya kalo cocok gaskeun bro"
Sheno berubah jadi makcomblang antara Chandra dan Perempuan bernama Rosaline Sanjaya tersebut.

Flashback off

Chandra menarik nafas dan menaruh foto itu di meja didepannya.

****
07.30 WIB

Di bandara Alice menunggu keberangkatannya jam 8 pagi. Ia diantar oleh ibu dan adik dari ibunya alias paman Alice menggunakan mobil.

Ibu Alice memeluknya sebelum anaknya masuk.

"Hati-hati ya nak disana"
"Kalau sudah sampai hubungi mama"
Ucap ibunya sambil mencium Alice.

"Iya ma, mama jaga diri juga ya"
"Doain anakmu ini bisa dapat kerjaan dan bisa ajak mama tinggal disana"
Alice meminta doa kepada ibunya.

"Iya pasti nak"
Ibunya membelai rambut Alice.

"Om tolong jaga mama ya"
"Kalo ada apa apa sama mama kasih tau Riga ya"
Alice salim kepada pamannya.

"Iya kamu hati-hati ya disana" Ucap pamannya.

"Yasudah Riga masuk dulu"
Alice mengambil kopernya dan masuk ke dalam.

Dan ia tidak lupa melambaikan tangan kearah ibunya.

Sangat berat memang meninggalkan ibunya sendiri, tetapi bagaimanapun walaupun anak perempuan tidak wajib memberikan nafkah kepada orang tua tapi dengan kesadaran sendiri untuk membalas budi dan membahagiakan orang tua karena setiap tahunnya umur mereka tidak muda lagi.

Setelah Alice masuk ia menunggu sekitar 20 menit lagi untuk masuk Alice mengeluarkan buku diarynya dan menulis isi hatinya. Teman curhat Alice ya buku Diary tetapi kadang juga ia curhat dengan ibunya karena mereka memang dekat. 

Walaupun Alice juga memiliki sahabat kecil, teman sekolah yang sering hangout bareng tetapi Alice tidak begitu mudah untuk menceritakan keluh kesahnya selama ini.

Alice saja tidak pernah menceritakan tentang seorang pria kepada temannya. Ya, karena tidak ada yang dekat dengannya dan de fact Alice belum pernah pacaran seumur hidupnya. Disaat teman Alice curhat tentang pasangan mereka Alice hanya mendengarkan cerita mereka. Banyak yang mengajak Alice bertemu tetapi dirinya belum siap untuk hal itu bertemu dengan orang baru.

Jika dengan teman-temannya Alice dikenal Pecicilan dan banyak bicara tetapi jika ia dengan seorang pria ia akan menutup diri dan sedikit menjadi sosok yang kalem.

Alice sendiri suka bertanya tanya apakah ia akan menikah?
Apakah akan ada yang menyukainya?

Karena ada alasan mengapa Alice menutup diri dengan seorang pria. Bukan berarti Alice tidak suka pria. Hanya saja Alice tidak mau cintanya bertepuk sebelah tangan lagi. Teman prianya banyak dan Alice juga pernah menyukai temannya sendiri semasa SMA. Untuk itu Alice belum memikirkan ingin mempunyai pacar saat ini.

"Attention. Flight 56K76 to Jakarta is now boarding. Would all of passengers please pass on to gate A12. Thank you."

Pengumuman untuk melakukan boarding, begitu cepat 20 menit. Alice bergegas menuju ke gate A12 dan memasukan diarynya kembali kedalam tasnya. Ini adalah pertama kalinya Alice naik pesawat. Perjalanan memakan waktu 1 jam an.






****Bersambung****



Target 1 ribu view and 100 like untuk awal.
Thanks for reading ☺️
Don't forget to Like+Comment + Share
Love you guys 🥰
Keep support for my stories 🫶🏻

Minimal WarmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang