03

166 33 0
                                    

Sweet Apartemen
- 08.40 -

SUASANA tak karuan yang sulit dijelaskan oleh laki-laki berbadan kekar itu, ia terus menunduk malu menunjukkan wajahnya atas kesalahan yang telah ia lakukan pun berani mengangkat kepalanya saat tiba-tiba gadis yang sedari tadi terisak itu mulai tertawa tanpa sebab yang membuat Jungkook kebingungan melalui raut wajah yang ja tunjukan.

Tawa Jieun menggelar memenuhi ruangan, tangannya yang perlahan mengusap air mata di pipinya itu lantas bangkit dari ranjang dengan kancing kemejanya yang terbuka. Melangkah menduduki dirinya di meja rias dan mengancingkan baju kemeja miliknya, mengikat surainya asal berotasi diatas kursinya yang menatap Jungkook yang masih menautkan wajah bingung di wajahnya atas tawanya yang menggelar.

"Tenanglah, santai saja. Aku tidak marah dan menuduh mu sudah menanam benih di rahimku. Aku sudah biasa.." ucap Jieun dengan gelagat santainya menjelaskan.

Menautkan dahinya menelaah perkataan Jieun dengan wajah bingung menggemaskan. "Sudah biasa? Maksudmu?"

Jieun mengangguk membenarkan. "Iya, sudah biasa. Aku mabuk pulang ke apartemen, bajuku terbuka setengah, dan untungnya tidak ada yang memanfaatkan kesempatan saat aku mabuk.." kata Jieun sangat santai membalas.

"Lalu kau juga sudah biasa melakukan itu?" Tanya Jungkook sedikit ragu yang berhasil menimbulkan tawanya menggelegar keras kemudian.

"Ah tidak! Mana mungkin terjadi. Aku selalu diantar pulang oleh kakak sepupuku Minji yang apartemennya dekat dengan minimarket tempat kau bekerja paruh waktu. Dia yang selalu mengantar aku pulang dan menjagaku dari laki-laki.." balas Jieun setelah mengakhiri tawanya.

Hanya terdiam tanpa membalas, Jungkook mengedipkan matanya mencerna setiap perkataan Jieun.

"Intinya kau jangan merasa bersalah oke? Aku selalu mempunyai kebiasaan membuka baju saat sedang mabuk. Lagi pula aku yakin kau tidak melakukan hal seperti yang kau pikirkan tadi, buktinya aku tidak kesakitan pada bagian intim. Biasa saja.." jelas Jieun dan bangkit melangkah menuju dapur membiarkan Jungkook yang masih diam mencerna situasi.

Terdiam dengan pikiran melayang akan kejadian semalam saat ciuman pertama Jungkook di renggut oleh teman gadisnya itu, pun buru-buru melangkah mengambil pakaiannya yang masih tergeletak di lantai. Berjalan sambil membenahi pakaiannya dan mengedar pandang guna mencari jam dinding, pun Jungkook mengukir senyumnya tipis saat ia menatap gadis itu tengah meminum air putih di meja dapur dengan wajah santainya memandang ponsel. Lantas setelah melihat jam dinding dan senyuman Jungkook yang terulas, Jungkook berucap dengan nada canggungnya guna pamit kepada gadis dihadapannya yang menatap datar dirinya.

"Baiklah jika begitu, aku pamit. Maafkan aku..." Katanya langsung bergegas meninggalkan sang gadis yang hanya diam tak membalas hingga teman laki-lakinya itu menghilang dari balik pintu besi itu.

Menghela nafas dan memegang tengkuknya sambil menatap ke arah kamar dengan ranjang yang masih berantakan itu, nafasnya berhembus berat dengan ponselnya yang ia taruh. Telunjuknya mengetuk dan menatap jam dinding yang masih menyisakan waktu tiga puluh lima menit lagi sebelum kelas pagi mata kuliah miliknya dimulai.

"Apakah Jungkook akan sama seperti teman-temanku yang lainnya setelah mengetahui sifatku ini?" Gumamnya bertanya pada diri sendiri.

.

Universitas GoonChan
Busan, Korea Selatan
- 09.15 -

Corner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang