04

223 36 7
                                    

Sweet Apartemen
- 09.15 -

TERDIAM dalam hitungan detik, tatapan Jungkook yang mengintimidasi dengan pertanyaan yang ia lontarkan. Memalingkan wajahnya kemudian guna berpikir jawaban atas pertanyaan Jungkook yang terkesan dingin tak seperti biasanya.

"Apa kau marah atas kejadian kemarin?" Tanya Jieun menatap Jungkook..

"Hanya sedikit kesal.."

Mengulas senyumannya dengan wajah polos, Jieun membalas dengan nada hangatnya. "Aku minta maaf sebelumnya, tapi jika boleh aku boleh berkata jujur. Aku juga sama seperti mu..." Jedanya membuat Jungkook terkejut dalam diamnya. "Ya memang aku akui, aku sering minum dan juga tidur bersama teman laki-laki masa kecilku setelahnya. Tapi, aku baru pertama kali tidur dengan laki-laki yang hanya aku kenali sehari dan mengambil first kiss miliknya tanpa sadar. Dan aku berusaha bersikap biasa saja meskipun itu sulit sama halnya seperti dirimu..." Imbuhnya menjelaskan.

"Lalu?" Tanya Jungkook singkat.

Menautkan alisnya kebingungan atas jawaban yang malah bertanya atas kelanjutan penjelasannya. "Lalu? Ya, begitu. Memang apa yang harus aku lakukan agar meredakan amarahmu?"

Menatap jam dinding diruang tamu milik Jieun, memainkan ponsel miliknya guna memasang timer lima belas menit namun belum ia tekan untuk di pasangnya. Menatap wajah gadis yang bingung atas tingkahnya, Jungkook kembali bersua dengan suara datarnya. "Jadi apa kau ingat tentang kejadian kemarin?"

Jieun menggeleng pelan. "Tidak semua. Tapi yang aku ingat, aku hanya keluar dari club dan mencium aroma parfum milikmu. Hanya itu.." balasnya dengan wajah polos.

Memasang timer setelah memencet tombol mulai di ponselnya, Jungkook mendekat ke arah Jieun dan mendaratkan bibir miliknya tanpa basa-basi dengan Irisnya terpejam. Tubuh Jieun langsung terkejut saat itu juga, ia hanya diam tak berkutik saat bibir tipis itu memagut bibir ranum miliknya dengan sangat lembut. Tak ada pemberontakan, seolah Jieun paham akan sentuhan Jungkook yang memintanya untuk mengingat kejadian kemarin atas apa yang ia lakukan saat ia tak sadarkan diri kemarin. Matanya hanya terpejam menikmati bibir tipis itu mendominasi dengan kepala keduanya bergerak ke kiri dan ke kanan menikmati sentuhan bibir mereka yang lembut.

Hingga saat ponsel milik Jungkook berbunyi, tepat saat itu juga Jungkook menghentikan ciumannya dan menekan tombol berhenti pada layar ponselnya. Tatapan keduanya langsung bertemu, Jungkook yang memalingkan wajahnya malu langsung berdehem dan merotasikan tubuhnya memunggungi gadis yang masih menatapnya hangat itu. "Aku hanya ingin kau mengingat kejadian itu dan tidak menganggap ku sebagai laki-laki lain di bar yang dengan mudah menghapus ingatan manis mereka.."

Terkekeh atas tingkah polos Jungkook yang terkesan malu-malu, Jieun lantas menatap punggung kekar itu tengah melangkah ke arah pintu dan menggunakan sepatu miliknya. "Jadi maksudmu ingatan kemarin saat kita tidur bersama kau menyukainya begitu?" Tanya Jieun sedikit antusias dengan nada manis.

Tak membalas, ia malah melangkah ke arah pintu dan membuka pintu besi itu, serta menghilang dari balik pintu yang membuat Jieun buru-buru mengikuti laki-laki bermarga Jeon itu. Berdiri di lorong, tepatnya disampingnya pintu apartemen Jieun dengan wajah terlihat malu sambil memegang dadanya; dengan detak jantung abnormal tak karuan itu. Lantas merotasikan tubuhnya ketika gadis bermarga Lee itu muncul dari pintu besinya dengan wajah imut gemasnya melihat tingkah laki-laki bermarga Lee itu.

Melangkah kemudian menyusuri lorong apartemen menuju lift ke dan menekan tombolnya. Jieun yang mengikuti Jungkook dan merangkul tangan laki-laki itu kemudian, lantas mengukir senyumnya sumbriah. "Kalau begitu kita pacaran saja bagaimana? Bukankah kita sudah tidur dan menghabiskan malam bersama?" Tanya Jieun gamblang membuat laki-laki itu enggan membalas.

Corner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang