⚠️WARNING⚠️
ADEGAN DEWASA 21++Matahari kini hampir tenggelam di ufuk barat, seorang gadis dengan wajah khawatir kini sedang duduk di dalam selnya. Sekarang Bora sudah tidak bersama mereka, dia dipindahkan ke sel khusus untuk orang-orang yang masa tahanannya akan berakhir.
Tanpa ia sadari, sebuah kamera kecil terpasang di sudut ruangan Eunha, seseorang sedang memperhatikannya dengan wajah mesumnya. Dia tak tahan, ingin melakukannya sekarang juga.
Hari semakin gelap, seorang petugas kembali dan menyuruh Eunha mengikutinya. Sudah pasti Ryuhei yang menyuruhnya.
Yaps, sekarang dia berdiri di depan pintu ruangan pria itu. Eunha gemetar, takut dan cemas secara bersamaan. Jantungnya berdegup kencang, firasatnya buruk kali ini. Dia tak bisa apa-apa, maju atau pun mundur. Pilihan yang sama-sama membahayakan dirinya.
Gagang pintu mulai dia pegang dan menekannya ke bawah, pintu terbuka menampilkan sosok Ryuhei yang dengan anggun menunggu Eunha sembari menopang dagunya.
Setelah menutup pintu, Eunha mau maju, tetapi pria itu menyuruhnya untuk berhenti.
"Berhenti saja di situ!" ucapnya membuat Eunha kebingungan, tetapi dia tetap berhenti.
"Berjalanlah ke arah tembok dan dan angkat kedua tanganmu. Wajahmu harus menatap tembok!"
Eunha tak mengerti, tetapi tetap mengikuti ucapan pria gila itu. Begitu sudah berada di posisi yang Ryuhei inginkan, pria itu berdiri dan berjalan mendekati Eunha. Tiba-tiba tangan Eunha ia pegang dengan kuat dan menempelkannya ke tembok.
"A-anda mau apa?" tanya Eunha panik. Tubuh Ryuhei terlihat lebih besar dari Eunha.
"Ssst, diam dan nikmati saja."
Tangan Ryuhei mulai bergerak mengunci pintu ruangan, lalu beralih memegang dua gundukan milik Eunha.
Gadis itu terkejut dan berniat memberontak, tetapi tidak bisa. Ryuhei terlalu kuat untuknya.
"Jika kau berusaha memberontak, aku akan melakukannya secara kasar."
Tangan Ryuhei perlahan membuka satu persatu kancing baju Eunha dan memasukan tangannya ke dalam celana gadis itu. Eunha dibuat shock, tubuhnya menegang saat merasakan sesuatu mulai mengacak-acak area kewanitaannya.
Ryuhei tak sungkan menjilat telinga Eunha dengan sensual, lalu jari satunya memasuki vagina Eunha dan memaju-mundurkan jarinya. Gadis itu lantas menangis, dis tak bisa apa-apa. Seseorang tolong dia!
Jari berikutnya masuk hingga tiga jari milik Ryuhei berada di dalam vagina Eunha. Gadis itu menahan dirinya agar tak bersuara, tetapi Ryuhei semakin gencar hingga satu desahan lolos begitu saja.
"Aah ... "
Mendengar itu Ryuhei menjadi berapi-api, dia melepas tangannya dan mulai melepaskan seluruh pakaian Eunha. Gadis itu semakin malu, kalau begini jadinya dia memilih untuk mati saja.
Ryuhei membuat Eunha membungkukan badannya, lantas mulai menjilati vagina Eunha. Gadis itu menahan diri agar tidak mengeluarkan suara aneh lagi. Lidah Ryuhei sangat mahir, hingga membuat Eunha basah.
Ryuhei memainkan klitoris Eunha, membuatnya jelas semakin terangsang. Tubuh Eunha menolak untuk berhenti. Sekarang otaknya dipenuhi dengan pikiran hal-hal kotor saja. Dia tidak boleh begini.
Begitu orgasme, Eunha tumbang dan cepat ditangkap oleh Ryuhei. Pria itu tersenyum penuh kemenangan saat melihat mangsanya kini tak berdaya.
"You're mine!" bisiknya.
Ryuhei membawa Eunha dan meletakan gadis itu di kursinya. Detik berikutnya pria itu menunjukan juniornya yang di mana Eunha mendelik terkejut. Ukuran milik Ryuhei besar, membuat gadis itu ingin kabur saja.
Ryuhei lantas mengangkat tubuh Eunha dan menggendongnya seperti bayi besar. Kemudian dia mulai memposisikan Eunha dan penisnya masuk dengan sempurna ke dalam Eunha.
Gadis itu tersentak dan memeluk Ryuhei dengan erat, merasakan sakit yang teramat dan rasanya seperti itu sobek. Darah segar mengalir dan mengotori lantai. Ryuhei tahu, dia orang pertama yang merebut keperawanan Eunha.
Dia masih membiarkan Eunha beradaptasi dengan adiknya, sesekali dia tersenyum dan menciumi pipi gadis itu dengan mesum.
Setelah Eunha tenang, ia mulai menggerakan pinggulnya. Ukuran yang besar membuat gadis itu menahan sakit yang teramat.
"Ini sangat sakit!"
Ryuhei pun menidurkan Eunha pada mejanya dan mulai memaju-mundurkan pinggangnya. Eunha tak tahu harus bagaimana, ini sangat sakit sungguh!
Dia meremas apapaun yang bisa dia pegang, sementara Ryuhei hanya tersenyum puas melihat ekspresi kesakitan pada Eunha.
"Dia sangat cantik ketika sedang kesakitan. Ah, rasanya aku tak mau melepaskannya!" batinnya dengan menjilati bibir bawahnya.
Ryuhei yang sama sekali tak mendengar suara desahan Eunha pun lantas semakin brutal, gadis itu terkejut ketika merasa penis Ryuhei seperti semakin membesar.
"He-hentikan, ku mohon!" pintanya dengan wajah memelas.
"Kau sangat manis!"
Tiba-tiba ada yang mengentuk pintu, Eunha spontan menutup mulut dengan kedua tangannya. Tak mau jika ada yang tahu.
"Ada apa?" tanya Ryuhei yang masih aktif di bawah sana.
"Pak, salah satu tahanan sepertinya demam. Apa kita harus membawanya ke rumah sakit?"
"Lakukan saja."
"Baik pak!"
Setelah dirasa hening, Ryuhei menarik kedua tangan Eunha dan mengunci pergerakannya. Pria itu mengecup bibir Eunha, bahkan memaksa masuk ke dalam mulut gadis tersebut.
Eunha sekuat tenaga melepaskan cengkraman ketua polisi itu, tetapi sulit. Dia terlalu kuat, sedangkan Eunha hanyalah gadis yang kekuatannya tak seberapa.
"Tuhan, tolong aku."
Sepertinya Tuhan tak ingin menolongnya. Menjelang subuh, Eunha nampak sangat kelelahan bahkan dia sama sekali tak memiliki tenagan untuk sekedar mengangkat tangan.
Ryuhei memakaikan gadis itu baju dan menggendongnya, membiarkan Eunha tertidur di atas pangkuannya.
Pagi harinya, Eunha kesulitan berjalan jadilah Ryuhei menggendongnya ke kamar mandi. Tidak ada yang tahu, karena semua tahanan mandi di tempat yang berbeda.
Hari ini Eunha tidak boleh melakukan aktivitas apapun, dia hanya duduk diam di dalam sel dan selama itu, dirinya menangis mengingat kejadian semalam.
"Aku sudah kotor. Pasti bibi kecewa padaku!" batinnya dengan menatap kecewa ke arah tembok.
Ia menarik rambutnya sendiri, memukul kepalanya dan menangis tersedu-sedu. Eunha tak mau lagi tinggal di tempat terkutuk ini, dia ingin melarikan diri.
"Lebih baik mati saja kalau nasibku begini!"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prison - Ryuhei
FanfictionWARNING⚠️ CERITA MENGANDUNG UNSUR 1821++ ADEGAN KEMUNGKINAN BESAR AKAN DITULIS SECARA DETAIL, DI BAWAH UMUR DILARANG KERAS MEMBACA. Apa jadinya jika Eunha yang saat itu tertuduh menjadi pelaku pembunuhan keluarga masuk ke penjara yang berada jauh da...