Ryuhei kini tengah menarik rambut Eunha kasar, lalu menghempaskan tubuhnya ke tembok. Gadis itu merasa kepalanya pusing, sekitarnya terasa berputar.
Ryuhei membuka celananya, memperlihatkan penisnya yang sudah menegang sejak tadi. Dia mencekram rahang Eunha dan memasukan paksa miliknya ke mulut mungil gadis itu. Penuh, itulah yang dia rasakan.
Rasanya rahangnya akan terbelah menjadi dua, mengingat penis Ryuhei besar. Dengan rambut yang dijambak, dia memaju-mundurkan kepala Eunha seenaknya membuat gadis itu menangis lagi.
"Ini terlalu besar, bahkan rasanya semakin membesar ketika berlama-lama berada di dalam mulutku!" batinnya.
"Aah! Ini nikmat ... Dalam mulutmu sungguh hangat, aku menyukainya."
"Ternyata kau memang pandai membangkitkan gairahku."
Eunha geli sekaligus jijik, mulut rasanya akan robek. Rahangnya sudah pegal, sungguh.
Author pun jadi linglung dan ngilu ngetiknya😭
Ryuhei merasa ia akan klimaks, lantas memasukan lebih jauh miliknya hingga ke tenggorokan Eunha dan mengeluarkan cairan putih kental hingga itu mengalir begitu saja menuju perut gadis tersebut.
Ryuhei melepas penisnya, melihat sisa-sisa spermanya yang menempel pada mulut gadis mungil itu. Eunha lelah, mengusap sperma itu ke bajunya. Baunya menyengat, ia benci itu.
Ia ingin muntah, tetapi dengan cepat Ryuhei menutup mulut gadis itu dan menatapnya nyalang. Aura mengintimidasi itu membuat gadis di depannya terdiam menatapnya takut.
"Jangan keluarkan, biarkan dia berada di dalam perut cantikmu."
Tak waras, Ryuhei harusnya dimasukan ke dalam rumah sakit jiwa.
"Sekarang saatnya kau memanjakan juniorku dengan lubangmu!"
Ryuhei menggendong Eunha dan menidurkannya di atas meja. Saat akan melawan, tentu saja ia tak akan menang.
Sekip lah woe kagak kuat sumpah...😁
Eunha duduk termenung, merasakan bagian bawahnya sakit, sangat amat sakit. Ryuhei tadi bermain dengan sangat brutal, tak membiarkannya beristirahat barang sejenak. Bahkan dengan rakus memberikan banyak tanda kissmark pada setiap tubuhnya. Kecuali wajahnya :)
Gue kutuk lo Ryuhei :)
Eunha pun bergegas mandi dan menutupi bagian-bagian terkena kissmark dari Ryuhei. Seorang perempuan menghampirinya, menatap gadis malang itu yang sudah berantakan.
"Eunha, kau baik-baik saja?" Ia menatap gadis itu dengan sendu, ikut merasakan sakitnya jadi gadis polos tersebut.
"Aku baik-baik saja," jawabnya sembari tersenyum.
Ia tak tahan, lantas memeluk Eunha bermaksud menyalurkan kekuatan pada gadis itu.
"Bora sudah selesai masa tahanannya, dia bilang akan menemuimu kalau kau sudah keluar. Dia tak mau bertemu dengan Ryuhei, laki-laki gila itu!"
Eunha tak bisa menahannya lagi, pertahanannya runtuh. Dia menangis tepat berada di dalam pelukan hangat gadis itu.
"Orang tuaku pasti kecewa karena anaknya gagal menjaga diri. Mereka pasti tidak mau melihat aku yang tidak suci lagi."
"Aku tidak tahu di mana letak kesalahanku hingga Tuhan menguhukumku begini. Dosa apa yang kuperbuat sampai kejadian mengerikan menimpaku!"
Beberapa orang melihat itu ikut sedih, mereka selalu berharap agar Ryuhei tak sampai tertarik pada mereka. Itu adalah mimpi buruk bagi para Tahanan. Sejujurnya setelah kematian yang menimpa seorang gadis akibat perbuatan dari Ryuhei, pria itu menjadi tak tahu aturan dan membiarkan para polisi menikmati tubuh tahanan lainnya.
Ini penjara bukan seperti penjara. Sungguh lebih mengerikan.
Setelah mandi, mereka kembali ke sel masing-masing dan duduk terdiam. Eunha tak senang, beberapa orang digabung dalam satu sel, dia juga mau agar ada teman mengobrolnya.
Dua minggu setelahnya...
Eunha yang sedang tertidur, tiba-tiba terbangun dikarenakan seorang petugas datang.
"Hei, bangunlah. Masa tahananmu sudah selesai!"
Ia masih linglung, mencoba memfokuskan penglihatannya. Tanpa aba-aba, petugas itu lantas menarik tangan Eunha dengan kasar hingga dia tak sengaja menabrak pintu sel, bunyi pun terdengar membuatnya seketika tersadar.
Setibanya di salah satu ruangan, ada Bora, bibi dan Yohan. Mereka menatap kedatangan Eunha dengan senyuman yang merekah.
Bibinya pun bangkit dan memeluk Eunha, menetaskan air mata bahagia.
"Sayang, kamu dinyatakan tidak bersalah. Kamu bebas!" ucapnya dengan melepas pelukannya.
Bora kini menatap Ryuhei remeh. Sayangnya pria itu tak mempedulikannya, ia menatap Eunha dengan tatapan intens.
"Serius?"
"Iya sayang. Ayo kita pulang, pelakunya ternyata tetangga kamu, anaknya iri dengan keharmonisan keluarga kalian."
Eunha meneteskan air matanya, ia senang akhirnya bisa terbebas dari neraka jahanam ini.
***
Eunha terlihat lebih sehat dan ceria belakangan ini, ia memilih untuk tidak kembali berkuliah lagi. Dia tengah sibuk mengurus cafe milik bibinya yang beberapa hari lalu baru dibuka.
"Eunha, bibi titip cafenya. Hari ini ada teman bibi yang datang ke rumah!"
"Okey bi!"
"Yohan sebentar lagi akan datang. Kamu tidak sendiri nanti!"
"Siap!"
Bibinya pun keluar, bunyi bel terdengar. Detik berikutnya datanglah Yohan, ia menyapa Eunha dan duduk tepat di sebelah gadis itu.
"Ibu mana?"
"Bibi pulang, katanya temen-temannya akan datang."
"Oh. Ambilin kue red velvet dong!" ucapnya, Eunha lantas menoyor kepala Yohan.
"Ambil sendiri, jangan manja."
"Ish, iya-iya."
Yohan berjalan menuju belakang, dia menemui Bora yang sedang menyusun pesanan pelanggan.
"Kue red velvet sebelah mana?"
"Kau ini. Bisa-bisa ibumu bangkrut karena kau habiskan kue-kuenya!" ocehnya.
"Hanya satu. Eunha juga mengizinkannya. Izin Eunha sama dengan izin dari ibu hehe."
Ting...
Bunyi bel dari pintu terdengar, Eunha lantas menyambutnya dengan penuh senyuman.
"Selamat dat-"
Ucapannya terhenti, tubuhnya membeku menatap pelanggan yang baru saja masuk. Rasanya seperti otaknya berhenti berpikir.
"Kita bertemu lagi."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prison - Ryuhei
FanfictionWARNING⚠️ CERITA MENGANDUNG UNSUR 1821++ ADEGAN KEMUNGKINAN BESAR AKAN DITULIS SECARA DETAIL, DI BAWAH UMUR DILARANG KERAS MEMBACA. Apa jadinya jika Eunha yang saat itu tertuduh menjadi pelaku pembunuhan keluarga masuk ke penjara yang berada jauh da...