Soyu tidak pernah mengira dirinya akan di jebak oleh keluarganya dan tanpa sengaja menikah dengan seorang bocah SMA polos bernama Park Jisung.
Awalnya semua berjalan baik-baik saja, sampai Soyu sadar kalau dia telah salah menilai Jisung. Bocah itu...
Semua dimulai dengan sederhana. Sebuah kisah klise tentang seorang wanita yang terlambat menikah di usianya yang menginjak angka 29 tahun.
Yoon Soyu namanya. Seorang lulusan psikologi dengan reputasi baik dan kecerdasan luar biasa. Sosok hangat nan ceria yang menjadi primadona di kantor kementrian pendidikan karena kesabarannya.
Di berkahi fisik mungil yang cantik dan cukup manis untuk wanita dewasa seusianya. Semua tampak sempurna mulai dari karir gemilang, reputasinya yang baik, dan status sosialnya yang luar biasa namun tidak untuk perjalanan cintanya.
Bisa di bilang Soyu tidak memiliki hasrat untuk membina hubungan dengan siapapun meski usianya sudah matang.
Orang tua Soyu yang merupakan pasangan dokter spesialis bedah otak dan spesialis penyakit dalam terkenal tampak begitu gemas dengan putri jenius mereka. Juga tatapan miris yang selalu ibunya perlihatkan setiap melihat Soyu melakukan apapun sendirian atau saat berkumpul dengan teman-temannya yang sudah menggendong bayi sementara dirinya masih melajang.
Mereka membesarkan seorang putri luar biasa, dengan di tanamkan bibit pendidikan yang kuat tapi justru membuat putri mereka lebih jatuh cinta pada ilmu pengetahuan daripada seorang pria.
Sebuah dorongan aneh dari keluarga besarnya dan karena tersiksa pada cibiran tetangga juga beberapa kerabat, kedua orang tua Soyu akhirnya memilih untuk menjodohkan gadis itu. Bukan perjodohan yang di awali dengan pertemuan dan pertunangan. Asal kalian tau saja ini lebih ekstrim.
Soyu menemukan dirinya terduduk di sebuah ruangan make up dengan janji awal ibunya yang akan mengajak Soyu untuk sarapan di luar tapi wanita itu justru mengajaknya ke sebuah gereja.
Mendudukkannya di depan meja rias dengan wajah linglung. Soyu mendadak bodoh dan menurut saja saat 2 orang wanita asing memakaikan gaun pengantin padanya dan gadis itu mulai memprotes saat dia tersadar.
"Apa-apaan ini mah??"
"Hanya sebentar Soyu, anggap aja lagi shooting iklan." Jawab wanita paruh baya itu. Wanita itu melemparkan tatapan mencurigakannya sejak tadi dan membuat perasaan Soyu tidak enak.
"Sudah waktunya." Seorang pria ber jas hitam dengan ear set di telinganya memberi aba-aba dan membuat Soyu semakin bingung.
2 wanita asing menggandeng tangannya keluar dan mengacuhkan kebingungannya.
"Waktunya apa? Hey... !!"
"Soyu, kamu harus menghafal dialogmu okey... Cuma 2 kata 'aku bersedia'. Simple kan..."
'hah ?? Bersedia apanya? Kenapa semua orang tampak mencurigakan.'
Ibunya tertawa bahagia mengabaikan kerisauan putrinya yang merasa sedang terjebak dalam situasi yang salah.
"Ma.. jelaskan.." Soyu masih memberinya nada menuntut dengan wajah yang mulai panik karena dia digiring mendekati aula.
"Kita sedang shooting sayang.. ingat dialogmu okey.."
'Shooting?? Shooting apanih maksudnya??? Sejak kapan gue alih profesi jadi artis?' Soyu mengangkat sebelah alisnya bingung.
Soyu yang berjalan kaku di gandengan ayahnya tampak kesal karena tidak seorang pun yang mau menjelaskan situasinya.
Dia juga terlihat bingung sekaligus canggung ketika beberapa pasang mata yang duduk di kursi gereja menatapnya dengan senyuman, juga seorang bocah laki-laki tampan yang mengenakan tuxedo hitam dan sedang memandangnya dengan segenap rasa ingin taunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenapa bisa menyebutnya 'bocah laki-laki' ?
Ya.. karena hanya dengan melihat wajahnya saja sudah pasti bisa menebak kalau dia masih bocah.
'Ini lawan main gue? Ga salah nih mereka milih bocah ingusan buat di pasangin sama tante-tante kayak gue ?'
Bodohnya Soyu benar-benar berpikir dia lagi shooting.
Soyu berjalan lambat dan kelambatannya itu memberinya kesempatan untuk mengecek ke sekeliling dan mencari letak kameranya. Tapi tidak ada apapun selain fotografer. Soyu jadi bertanya-tanya,
'ini beneran lagi shooting kan? Gue ga lagi di bohongin kan?'
Sesuai arahan ibunya, Soyu mengucapkan dialognya dengan canggung. Dia ber-akting sebagus mungkin meskipun dia masih ragu jika ini sedang syuting atau semacamnya.
Dan kebingungannya akan keadaan ini tak memberinya jalan keluar ketika tiba saat anak laki-laki tadi menghadapnya dan menatapnya dengan wajah tegang. Dia semakin mendekatkan wajahnya ke arah Soyu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'anjir mau ngapain nih bocah??'
Umpat Soyu dalam hati. Dia membeku ketika merasakan ujung hidung bocah itu yang bersinggungan dengan miliknya.
Soyu reflek memejamkan mata ketika bocah itu mengecup bibirnya perlahan lalu menjauh.
'waahh gila.. apa-apaan yang barusan itu? ga ada yang bilang ada adegan ciuman di skrip. '
Persetan dengan shooting atau semacamnya, Soyu merutuki dirinya yang tidak bisa menahan debaran jantungnya yang menggila.
Para tamu bersorak dan memberinya selamat dan beberapa orang kerabat sangat ia kenal baik. Dari situ Soyu mulai sadar kalau dirinya di bohongi. Sebuah kebohongan keji yang merubah status lajangnya menjadi wanita bersuami.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.