FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA🤝
WAJIB VOTE, KALO KOMEN ITU BONUS DARI KALIAN. SAMA-SAMA SALING MENGUNTUNGKAN.
SELAMAT MEMBACA...
••••••••••••••••
Pukul 06.10 pagi.
Keluarga Rasi sedang berada di meja makan. Rasi, Sierra, dan Andrean sedang sarapan. Kebetulan makanan sudah dihidangkan sejak pukul 06.00 pagi.
Rasi duduk di samping istrinya dengan pakaian rapi ala kantoran. Kan emang mau berangkat ke kantor. Ya kali pake baju tidur.
Laki-laki itu sudah rapi dengan kemeja biru muda, serta jas hitam polos. Meskipun umurnya sudah tak muda lagi, tapi Rasi masih kelihatan tampan dan bugar. Mungkin saja efek sering olahraga rutin. Bisa dibuktikan dari badan atletisnya.
Rasi selalu bisa membuat Sierra jatuh cinta berkali-kali. Sierra menaruh nasi goreng ke piring Rasi. "Kamu ganteng banget." Pujinya pada suaminya sambil tersenyum manis. Senyum mak mak yang uang bulanannya dua digit.
Rasi tertawa kecil. Masih aja suka malu-malu. Padahal udah hidup seatap bertahun-tahun. "Kamu juga makin cantik." Ujar Rasi.
Sierra tersenyum salting. Perempuan itu bahkan belum sempat mandi tadi pagi. Sierra masih menggunakan daster rumahan, dengan gaya rambut di cepol jadi satu diatas kepala. Definisi makin tua makin cantik.
"Ekhemmmm!!"
"Mohon maaf, ini konsepnya apa ya?" Ujar Andrean."Diem kamu, ganggu orang pacaran aja." Balas Rasi.
Andrean duduk di depan Papanya. Cowok itu sudah lengkap dengan seragam osisnya. hari senin, hari dimana ia akan mulai sekolah lagi selama enam hari. Bukankah itu hari yang paling menyebalkan?
"Kalo pacaran tau tempat Pa, ini meja makan." Balas Andrean sambil mengunyah nasi gorengnya.
"Iri bilang bosss!!"
Nasib Andrean gini amat punya Papa rada sedeng. Tiap hari ada aja drama di keluarga mereka. Sepertinya mereka tak pernah berhenti meributkan sesuatu sekecil apapun.
"Besok kamu ikut Papa ke kantor." Ujar Rasi pada Andrean.
Andrean mengerutkan keningnya. "Ngapain?" Tanyanya bingung.
"Besok Papa kenalin kamu ke orang-orang kantor, biar mereka sudah kenal kamu duluan, sebelum kamu jadi pimpinan utama di sana."
"Ya nggak bisa gitu lah Pa. Ngga ngga, Andrean ngga mau." Ucap Andrean penuh penolakan.
"Nggak ada penolakan, sekali nolak uang jajan dipotong setengah." Ancaman Rasi membuat Andrean menganga tak percaya.
"Lah? tega amat sih Pa sama anak sendiri. Jangan gitu lah Pa, masa uang jajan Andrean mau dipotong." Ucap Andrean dengan tampang melas, berharap belas kasian dari Papanya.
"Kalo nggak mau dipotong, besok kamu ikut Papa. Beres kan?"
"Pa, Rean kan masih sekolah Pa, masa iya mau disuruh ngurusin kantor."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet 18 Andrean
Teen Fiction•SQUEL DARI (ARASI) •helo Pabi, baca Arasi dulu, baru baca ini ya. •vote dan komen di setiap part. •••••••••••••••• "Umur cuma angka." -Andrean- Ini bukan perihal percintaan remaja SMA yang penuh lika-liku kegalauan remaja. ini adalah cerita Andrean...