Di taman sekolah
"Eh,itu bukan nya Arkan ya?" tunjuk Dinda pada tiga sekawan yang tengah tersender di sebuah bangku.
"Iyah itu Arkan" jawab Vera dan Anya kompak.
"Kalian tunggu di sini, gue mau nyamperin target gue. Semoga aja dia gak kabur" senyum El sembari menarik tali rambut nya yang membuat nya terurai bebas dengan sangat indah.
"Tunggu" seru Dinda yang membuat El menghenti kan langkah.
"Kenapa?" tanya El menaut kan alis.
"Lengan baju sama seragam lo benerin dulu" jelas Dinda yang membuat El memaling kan wajah.
"Gue lebih nyaman kaya gini" seru El melanjut kan langkah nya untuk menghampiri Arkan yang tengah duduk di sebuah bangku sembari membaca buku bersama Reza dan juga David.
"Sayangggg" panggil El sembari menyender kan kepala nya di bahu Arkan.
"Apaan sih lo! Jangan sok deket deh" ketus nya sembari melepas kan diri dari El.
"Apa lo" omel El pada kedua teman Arkan yang tengah tertawa pelan.
"Hehe sorry" sahut Reza menampil kan deretan gigi nya yang rapi.
"Lagian lo ngapain sih ngedekatin Arkan, tau sendiri kan romur tentang dia?" ucap David dengan suara keras.
Setelah David berkata seperti itu, para murid di sekeliling mereka pun menoleh ke arah El. Yang mana kini dia tengah di kelilingi tiga cogan di sekolah ini.
" Terus menurut lo gue peduli?"ucap El menatap mata David dengan tajam.
" Cabut yuk!"seru Arkan seraya berdiri dari duduk nya.
Tak ingin gagal dalam tantangan, dengan cepat El pun menggandeng tangan Arkan.
Deg
"Kenapa rasa nya begitu nyaman" batin El bersorak.
"Lepas" Bentak Arkan menghentak kan tangan El.
"Gak!" balas El sembari mempererat pegangan tangan El di tangan nya.
"Mau lo apa?" singkat nya menatap mata El tajam.
"Gue mau lo jadi pacar gue" sahut El cepat.
"MIMPI!" jawab nya singkat.
"Kalo lo gak mau, gue gak bakalan lepasin tangan lo. Sampe lo bilang iya" ucap El.
"Eh anak baru lo tuh gak tau apa-apa soal Arkan. Dia gak bakalan suka sama lo walau pun lo cantik" timpal Reza yang mana saat ini dia tampak sangat menyebal kan di mata El.
"Lebih tepat nya lo itu bukan tipe nya dia" ucap David pelan.
"Gue gak peduli" seru El.
"Lepas! Gue risih sama cewek bar-bar kaya lo" tandas Arkan menarik tangan nya sehingga membuat El hampir terjatuh jika saja David tidak menahan nya.
"Rese lo jadi manusia" teriak El pada Arkan yang tengah berjalan menuju kelas.
"Sabar yaaa" senyum David yang terkesan manis.
"Lo juga! Jangan sok peduli sama gue" ketus El menjauhi nya dan kembali ke tempat di mana sahabat-sahabat nya berada.
Glek
"Gue kan udah bilang, Arkan itu lebih suka sama cewek yang disiplin dan juga anggun. Lo sih buru-buru aja" ucap Dinda yang membuat El menoleh ke arah nya.
"Kalo gue berubah itu sama aja gue nggak nerima diri gue apa ada nya. Males banget gue harus berubah demi Arkan. Ini kan cuma tantangan" ucap El mengikat kembali rambut nya.
