6

11 9 0
                                    

Di toilet.

"Gara-gara di hukum gue jadi keringatan!​ Tapi gapapa deh yang penting di temenin sama Arkan," cengir nya sembari mengering kan rambut nya yang basah karena habis mandi.

Setelah menyisir dan mengering kan rambut, dengan segera El langkah kan kaki nya untuk kembali menemui teman-temannya yang berada di lapangan untuk menonton pertandingan futsal.

Brugh

Baru saja hendak membuka pintu toilet tiba-tiba saja tubuh nya terdorong oleh cewek jadi-jadian, siapa lagi kalau bukan Siska and the genk.

"Shittt!​ Berani banget lo ngedorong gue,"marah El sembari menghampiri Siska dan teman-temannya.

"Karena itu pantes buat lo!" ucap Siska​dengan nada tinggi.

"Lo punya masalah apa sama gue?" tanya El sembari menyilang kan tangan di dada nya.

"Lo gak sadar kalo selama ini lo ngintilin Arkan huh?" tandas Monica yang berada di samping Siska.

"Asal lo tau Arkan itu cuma milik Siska,"timpal Reva yang membuat El  ingin sekali menjambak mereka bertiga, bagaimana tidak? Mereka berani sekali melabrak seorang Quella Rhiana Alexander.

"Milik Siska? Emang kalian udah pernah pacaran?" tawa El sembari memegangi perut nya karena harus menahan tawa.

"Lagi pula mana mau Arkan sama cewek bar-bar kayak lo" lanjut El sembari menyungging kan senyum nya.

"Eh! Ngaca dong, emang lo pikir Arkan mau sama cewek urakan kayak lo" sahut Siska dengan wajah memerah karena menahan emosi.

"Tapi seenggak nya gue gak pernah ngklaim dia sebagai MILIK Gue, nggak kayak lo yang kepedean. Ternyata selain bodoh lo juga gak punya IQ," senyum El meremeh kan ketiga perempuan yang berada di hadapan nya.

"KURANG AJAR!!!​ GUYS PEGANGIN DIA" titah Siska memerintah Reva dan juga Monica.

Dengan langkah hati-hati El pun mengambil ancang-ancang untuk bersiap menerima serangan dari mereka, sembari menarik handuk lembab yang tadi El kalung kan di leher nya sehabis mengering kan rambut.

Slebet

"Awwww!!!!!"

"Mamam tuh sabetan dari gue," tawa El menggema ketika melihat Reva dan juga Monica yang tengah merintih ketika El menyambet wajah mereka hingga memerah dari handuk El guna kan.

"Sialan!!" maki Siska yang kemudian berlari menghampiri El.

Slebet

"Shitt," teriak Siska yang mana El pun menyabet wajah nya mengguna kan handuk yang sama.

"Gue baik kan! Dapet satu dapet semua!"tawa El renyah sembari  berlalu meninggal kan mereka bertiga yang tengah memegangi pipi.

"El!!," seru Anya​ dan Vera yang berada beberapa puluh meter dari El dengan tangan yang melambai.

"Woyy!" sahut El membalas lambaian dari mereka.

Dengan segera El pun bergegas menghampiri kedua sahabat nya, namun baru saja hendak melangkah tiba-tiba saja langkah El terhenti ketika seseorang menarik pergelangan tangan nya dengan kencang.

"Urusan kita belum selesai, lo mau kemana hah?" tandas Siska yang tak ada kapok-kapoknya mengganggu El.

"Mau lo apa sih?" tanya El yang sudah muak meladeni tiga ekor curut ini.

"MAU GUE LO JANGAN PERNAH GANGGUIN ARKAN LAGI! " teriak Siska yang membuat El harus menutup telinga nya, yang mana teriakkan nya membuat semua murid lain yang berada di sini menoleh bahkan menonton aksi mereka.

QUELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang