"Dinda" teriak El memanggil nama nya ketika jam pelajaran selesai.
"Hai," sahut Dinda yang mana El cukup lama menunggu nya di depan kelas bersama Vera dan Anya.
"Yuk cabut!" seru El mengajak mereka bertiga pergi menuju parkiran.
"Lo berdua naik mobil, biar gue sama Dinda naik motor. Kita ke rumah gue sekarang"titah nya yang membuat mereka bertiga saling pandang.
" Ngapain El?"tanya Vera.
" Kita make over Dinda, biar gak cupu. Kuy lah jalan"ujar El kemudian menaiki kendaraan masing-masing.
"Tapi aku nggak bawa helm El, gimana?" tanya Dinda.
"Nih pake helm gue" seru nya sembari menyerah kan helm pada Dinda.
"Kamu gimana?" tanya Dinda.
"Tenang, polisi lewat!" senyum nya sembari menyala kan motor nya.
Brommmmm..
Tak ingin menunda waktu dengan segera El pun menancap gas dan bergegas menuju rumah nya, yang mana tak sampai 25 menit mereka semua tiba di rumah El.
"Rumah kamu gede banget El, aku jadi minder. Aku pulang aja ya" lirih Dinda menahan tangan El untuk masuk.
"Kita udah sampe, kalo lo gak mau lo bisa balik. Tapi jangan harap gue bakal bantu lo lagi" ujar El yang membuat Dinda terdiam.
"Udah lah Din, lo nurut aja apa yang di bilang El" senyum Vera.
"Betul tuh, lagian kita udah nyampe. Masa balik lagi" timpal Anya.
"O-oke deh" putus Dinda dan kemudian mereka berempat masuk.
Klek
"Eh, anak mama udah pulang. Ada acara apa nih kok rame-rame" tanya Tante Lydia.
"Hallo Tante Lydia" sapa Vera dan Anya.
"Ada Anya dan Vera juga, terus ini siapa?" tanya Tante Lydia mencoba akrab.
"Saya Dinda Tante" senyum Dinda menyalimi tangan Tante Lydia.
"Ya udah yuk! Kita ke atas sekarang"seru El tidak ingin berlama-lama.
" Kalian bertiga naik aja ke kamar El, Tante mau ngomong sama El sebentar. Nanti tante suruh bi marni buat antar cemilan ke atas"ramah Tante Lydia yang kemudian mereka bertiga pun naik ke atas.
"Kamu kenapa sih benci banget sama mama? Sebenar nya apa yang membuat kamu marah?" tanya Tante Lydia menggenggam tangan El dengan mata berkaca-kaca.
"Gak usah sok peduli, aku tau Tante Lydia cuma mau uang nya papa kan? Dan El gak akan pernah bisa lupain gimana Tante nyakitin mama waktu itu" seru El menahan amarah.
"Kamu salah paham sayang" tutur Tante Lydia.
"Terus kenapa saat kematian nya, mama justru nunjuk Tante Lydia. Pasti ada sesuatu kan?" tanya El dengan air mata yang tertahan dan seketika dia pun mengingat hari dimana mama nya meninggal.
Flasback on
"mama jangan tinggalin El ma! El gak mau mama pergi" tangis nya sembari menggenggam tangan mama nya yang dingin dan terbaring lemah.
"Ma-maafin mama sayang, sebenar nya d-dia itu-"
Tittttttttt
Belum sempat mama nya menyelesai kan perkataan nya, tangan nya pun berkulai lemas yang mana sebelum itu dia menunjuk Tante Lydia.
"Mamaaaaaaa"tangis nya pecah yang kemudian papa nya pun memeluk nya.
"Sabar ya sayang, ini udah takdir. Kamu harus bisa menerima semua ini" ucap papa nya yang membuat El melepas pelukan nya.
