Di sekolah.
"El!Muka lo kenapa biru gitu?" tanya Vera ketika El sudah sampai di kelas.
"Abis berantem ya? Sama siapa?" tanya Anya sembari menyentuh pipi El.
"Arghhhh, sakit ogebb!" rintih El memegang pipi nya pelan.
"Hehe, sorry El. Panik gue tuh" cengir Anya memamer kan gigi nya.
"El,lo belum cerita, itu kenapa muka lo?" tanya Vera yang begitu penasaran.
"Kemarin gue liat Arkan lagi di keroyok"ucap El mengingat kejadian kemarin sore.
"Jangan bilang lo bantuin dia" seru Anya mengangkat sebelah alis nya.
"Ya bantuin lah, kan gue calon pacar yang baik. Ya walau pun gue sedikit dongkol sama tu orang" jelas El yang mana kemarin Arkan telah mengusir nya dari klinik.
"Soal yang di taman kemarin"tanya Vera yang mana dia hanya mengingat perlakuan Arkan pada El di hadapan David dan juga Reza di taman sekolah.
"Bukan, tapi yang di klinik! Masa iya gue udah bantuin dia tapi balasan dia ke gue gitu banget" ketus nya melirik Arkan yang ada di dua bangku di depan El.
"Lo kayak gak tau aja El, dia emang gitu orang nya. Selain cuek dia juga gak berperasaan" tandas Anya memeluk El dari samping.
"Kayak nya perasaan dia udah mati" timpal Vera mendelik kesal ke arah Arkan.
"Bye the Way lo kenal gak siapa Alexa?" tanya El pada mereka.
"Alexa?" ulang Vera dan Anya saling pandang.
"Iyah Alexa" tandas nya menurun kan suara agar tidak di dengar oleh Arkan.
"Atau jangan-jangan dia itu nama teman masa kecil nya Arkan" terang Anya yang mana rumor tentang Arkan sudah menyebar kemana-mana.
"Bisa jadi tuh!" timpal Vera menyetujui apa yang Anya jelas kan.
"Ehh!Sttttt," seru Anya tiba-tiba karena Arkan yang datang menghampiri mereka.
"Jangan-jangan dia denger lagi obrolan kita" bisik Vera yang membuat mereka mematung seketika karena ketahuan mengghibahi dia.
"Nih buat lo! Thanks buat yang kemarin" ucap Arkan memberi kan sebuah salep.
"Wah! Bagus nih, kayak nya Arkan mulai peduli sama gue. Gue harus bertindak dengan baik sekarang" gumam nya dalam hati.
"Ambil El, kok malah ngelamun?" ucap Vera menyenggol tangan El pelan.
"Aaaaaa so sweett banget sih sayang" jawab El sembari berdiri dan bergelayut manja di lengan Arkan sehingga satu kelas pun menonton kemesraan mereka.
"Lo apa-apaan sih?" ketus Arkan menarik tangan nya.
Cup
"Lo?" tunjuk Arkan tepat di wajah El ketika El mencium pipi nya.
Prok Prok Prok
"Ciye!!!!!" Seru teman-teman sekelas nya yang membuat wajah nya memerah karena menahan marah.
"QUELLA RHIANA. KAMU KE RUANGAN SAYA SEKARANG JUGA" teriak bu Sarah di ambang pintu kelas.
"Shitt" maki nya pelan.
"Mampus!" smirk Arkan meremeh kan sebelum akhir nya senyuman itu menghilang.
"Begitu juga dengan kamu Arkan" ucap Bu sarah yang kemudian berlalu.
"Kayak nya kita jodoh!" tawa El pelan.
"Najis banget," singkat Arkan yang kemudian Arkan pun meninggal kan El menuju ruangan Bu Sarah.
"Sayang tunggu!!!!"kesal nya yang kemudian mengejar Arkan.
