Minggu 4

21 14 2
                                    

Aku terbangun dikala aku masih merasa sangat ngantuk. Ini bukan karena Elizabeth yang sering membangunkanku jika aku masih belum bangun, ataupun Inguan-nya, Warspite yang suka sekali menghembuskan nafasnya di dekat mukaku. Bahkan Elizabeth dan Warspite tidak terlihat di dalam kamar itu ketika aku terbangun. Aku sendirian. Apa yang menggangguku itu berasal dari luar kamar, dari suara kegaduhan yang ditimbulkan oleh satu suara yang sama, suara yang bisa kutebak berasal dari siapa.

    Aku tidak peduli. Aku tidak ingin keluar. Satu-satunya yang kupedulikan saat ini adalah… apa yang didapatkan oleh Garuda setelah pertandingan ketiga itu. Apakah itu adalah tehnik ketiga?

    Yap, memang tehnik ketiga. Shield Skll: Third Truth – Banian Tree. Meningkatkan kekuatan penggunanya, dan ketahanan mereka yang ada di sekitarnya.

    Tehnik peningkatan kekuatan, tapi dilihat dari efek keduanya, tehnik ini lebih tepat termasuk ke dalam tehnik untuk kelompok. Aku tidak tahu untuk apa efek keduanya itu mengingat ini adalah pertandingan satu lawan satu. Tapi lumayan bagus kurasa. Aku bisa menggunakannya sebelum Golden Star untuk menambah daya rusak Garuda.

    Sekarang aku sudah tahu tehnik apa yang Garuda dapatkan, aku bisa mulai memikirkan cara bagaimana menggunakannya untuk menghadapi Inguan yang lainnya. Tapi sebelum itu, aku ingin melanjutkan istirahat—

    Tidak bisa. Tidak dengan suara berisik ini. Aku harus keluar dan memaksa wanita yang terlalu bersemangat itu untuk diam.

    Dan setelah aku keluar… aku mengurungkan niatku. Walaupun penampilannya seperti laki-laki, aku sama sekali tidak takut membentaknya jika dia memang salah. Aku tidak suka dibuat risih oleh orang yang menjengkelkan, bahkan jika itu adalah seorang pelanggan di tempatku bekerja, walaupun pada akhirnya aku tidak melakukannya karena aku masih memerlukan uang. Wanita berambut merah itu bukanlah pelangganku, jadi aku tidak perlu takut untuk memarahinya. Hanya saja… aku tidak bisa melakukannya jika ada banyak orang seperti ini.

    “Elli!”

Elizabeth memanggilku sambil melambaikan tangan. Dia duduk sendirian di atas rerumputan pendek di pinggir lapangan yang menjadi arena pertandingan kami. Aku sebenarnya ingin kembali ke kamar, tapi karena dia sudah memanggilku, aku terpaksa harus ikut kesana, karena jika tidak, dia pasti akan merengek seperti gadis yang kukenal di dunia nyata.

“Apa yang sedang Gadis Kambing itu lakukan?” Sebenarnya aku tidak perlu menanyakan itu. Aku sudah bisa menebaknya dari teriakan-teriakannya yang sangat jelas itu.

“Dia mengajak semua orang untuk berlatih tanding. Tapi karena tidak ada yang mau, dia jadi marah-marah begitu.”

“Oh…” tentu saja tidak ada yang mau. Yang tersisa disini pastinya adalah orang-orang yang sudah berpengalaman dengan Inguan. Selain itu, ini adalah pertandingan antara hidup dan mati. Dan hanya ada satu pemenang, yaitu dia yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya yang lain. Dengan kata lain, kami perlu memikirkan cara untuk meningkatkan keberhasilan Inguan kami untuk menang, dan meminimalisir kemungkinan untuk kalah, dan informasi adalah senjata yang sangat penting. Menunjukkan cara bertarung dan tehnik yang dimilki Inguan akan membuat orang lain memikirkan cara untuk mengalahkannya. Dan semua yang ada disini berpotensi menjadi musuh. Ikut serta dengan latih tanding dengan si bodoh itu sama saja dengan meminta para serigala untuk mengamati pergerakanmu sebelum menerkammu.

“Aku mau aja sih ikut. Tapi aku ragu bisa menang jadi kuurungkan niatku, he.” Aku tidak tahu apakah Elizabeth ini sebenarnya sangat polos atau memang sama bodohnya dengan gadis itu.

Aku mencoba menghitung orang-orang yang berkumpul di sekitar lapangan ini. Jika ditambah denganku, maka ada lima belas orang, bahkan si Pria Macan itu juga ada. Satu-satunya yang tidak ikut adalah… Si Pria Beracun.

Elli - The Adventure in Another World (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang