Minggu 0

83 44 13
                                    

Kriririring…

Bunyi berisik dari jam weker bergambar Doraemon itu membangunkanku lagi. Tapi mau bagaimana lagi, tanpa itu aku sudah pasti akan bangun kesiangan. Kuambil smartphone dan membuka pesan yang mungkin masuk sambil masih rebahan, tapi tidak ada pesan apapun. Sebenarnya bukan seperti aku meharap suatu pesan, aku HANYA mengeceknya. Dan kemudian satu lagi hal yang harus kuperiksa pagi ini, atau lebih tepatnya setiap hari, yaitu Inguan.

Inguan adalah game yang saat ini sedang populer. Inguan mengusung tema binatang peliharaan atau di dalam game-nya disebut Inguan, yang bisa diadu dengan Inguan pemain lain dalam pertempuran. Inguan sendiri mengambil rupa seperti hewan-hewan yang ada di dunia nyata, dengan tambahan kekuatan dari element yang menjadi sumber kekuatan Inguan itu. Seperti biasanya, aku mengambil reward untuk login hari ini, memeriksa event yang mungkin akan hadir, serta yang paling penting, memeriksa apakah ada pemain lain yang berhasil mengalahkan Inguan-ku, dan seperti yang kuduga, TIDAK ADA. Hal itu cukup untuk menjadi mood booster-ku untuk hari ini.

Akhirnya aku bangun dari singgasana empukku untuk kemudian mencuci muka dan menggosok gigiku di kamar mandi. Sarapanku pagi ini tidak berbeda dari kemaren, kemarennya kemaren, dan minggunya kemaren, yaitu secangkir susu dan dua lapis roti dengan mentega dan susu kental. Bukan berarti aku tidak suka makan nasi, hanya saja aku sedikit berbeda dengan perempuan lain dalam perihal urusan dapur. Setelahnya aku mengenakan rok pendek bewarna abu, seragam bewarna merah, serta scarf bewarna abu di leher seragam merahku. Dan dilanjutkan dengan hal yang paling merepotkan dan menurutku buang-buang waktu, yaitu berdandan. Tapi akan tetap kulakukan, mengingat aku masih membutuhkan uang. Aku mengikat rambut hitam sebahuku membentuk sanggul, dan memasang pin emas di atasnya. Setelah memastikan penampilanku sudah siap, kuambil tas yang hanya berisi dompet dan smartphone untuk kemudian berangkat pergi keluar rumah dengan motor biruku.

   

Perlu dua puluh menit bagiku untuk sampai di tempat tujuanku yang berada tepat di antara kota tempatku tinggal dan kota sebelahnya, atau yang biasa kami sebut batas kota. Aku bekerja di Surya, salah satu retail terbesar yang ada di negri ini, walaupun sebenarnya hal itu sudah terlihat jelas dari seragam dan dandanan yang membuatku merasa lebih tua lima tahun. Dan seragamku juga menunjukkan posisi yang kutempati disini, seorang karyawan biasa. Bekerja sebagai karyawan biasa, tidak terlihat lebih menonjol dari yang lain, apalagi dengan mencari muka di hadapan para atasan, serta bukan tipe yang akrab dengan semua orang. Begitulah aku, seorang perempuan biasa berumur dua puluh empat tahun yang menjalani hidup seperti orang biasa lainnya, dan tidak memiliki kelebihan dalam hal apapun. Memikirkan hal itu membuat mood-ku menurun, setidaknya hingga jam istirahat makan siang tiba.

Seperti yang diharap dari orang yang tidak suka bergaul, aku makan siang hanya bersama dengan bayanganku sendiri di atas atap toko. Mungkin hanya beberapa toko yang menggunakan atap toko-nya sebagai tempat santai karyawannya, dan aku suka disini. Merasakan angin segar yang bukan berasal AC, serta jangkauan pandanganku yang lebih luas karena aku berada di tempat tinggi. Aku memang tidak punya teman makan, tapi sebenarnya aku agak bersyukur, karena dengan itu aku bisa bermain Inguan tanpa diganggu. Sebuah tempat dan suasana yang sempurna untukku. Hingga seekor makhluk mengalihkan pandanganku.

Seekor elang tiba-tiba saja datang dan bertengger di atas pagar pembatas. Burung itu seolah menatapku. Mungkin sebagian orang akan ketakutan melihat binatang pemakan daging itu, tapi entah kenapa aku tidak merasakannya. Aku tidak bergeming, dan seolah elang itu tidak berhasil mendapatkan apa-apa dariku—entah itu rasa takut atau sesuatu lain dariku—elang itu pergi. Aku memperhatikannya terbang berputar-putar di udara, dan aku merasa tidak senang. Aku tidak terlalu suka burung, cara mereka terbang seolah mengejek kehidupanku. Mereka bebas, sedangkan aku terjebak di dalam kota ini. Mereka bisa pergi kemanapun dan melakukan apapun, sedangkan aku masih terus bekerja untuk memenuhi kebutuhanku. Mereka bebas, sedangkan aku… Tunggu, apakah aku benar-benar tidak suka dengan burung? Ataukah sebenarnya aku hanya…

Elli - The Adventure in Another World (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang