Shield Skill: Second Truth – Golden Chain. Mengekang lawan dengan rantai emas. Kekuatan kekangannya tergantung pada ikatan Inguan dan pemiliknya. Semakin kuat ikatan mereka, maka rantai akan semakin sulit dilepas. Tapi jika salah satunya lemah, maka rantai-pun akan lebih mudah terlepas.
Itulah tehnik kedua yang didapatkan Garuda. Sebuah tehnik baru dengan penjelasan tentang masalah ikatan yang masih belum kupahami. Mirip sepert tehnik pertamanya. Tapi jika aku bisa menemukan makna ikatan kuat dan mampu membuat Garuda menggunakannya, maka mungkin aku bisa mengekang Tigris si Pria Macan atau Komodo si Pria Beracun. Tapi sebelum itu, aku perlu menyelesaikan masalahku dengan Garuda. Sejak pertandingan kedua itu, dia jadi lebih susah dikendalikan. Aku selalu membawanya latihan. Tapi bukannya menurut, dia malah semakin bertindak seenaknya. Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi kepadanya, tapi aku tidak punya waktu untuk mencari tahu. Dengan keadaanku saat ini, bahkan melawan Elizabeth-pun akan sulit. Aku harus terus mengasah Garuda.
Aku keluar kamar pagi sekali, bahkan Elizabeth masih tertidur bersama dengan Inguan-nya, Warspite. Tidak biasanya aku begini, mungkin karena antusiasku untuk melatih Garuda agar bisa segera menyusul kedua pria itu.
“Apa kau ingin pergi ke hutan lagi, Elli?”
Seorang wanita berseragam putih dan rok pendek putih mendekatiku. Rambutnya yang pirang panjang menandakan jika dia bukan orang Asia. Sekilas dia nampak seperti seorang perawat jika saja dia mengenakan topi khas perawat, dan tanpa makhluk kecil itu di tubuhnya. Di bahunya hinggap seekor monyet kecil bewarna merah dengan ekor panjangnya yang melingkar di leher sang wanita.
“Kau siapa? Bagaimana bisa tahu namaku?”
“Namaku Ann. Soal bagaimana aku bisa tahu namaku, itu berkat teman manismu itu.”
Aku tidak tahu siapa teman manis yang dia maksud itu. Tapi jika kuingat-ingat, ada seseorang yang meneriaki namaku saat aku hampir menyerah di pertandingan kedua itu. Elizabeth. “Oh… lalu bagaimana kau tahu aku mau ke hutan?”
“Setiap hari aku selalu melihatmu berjalan menuju hutan itu, dan baru pulang jika hari sudah hampir gelap, atau bahkan bisa sampai larut malam. Aku tidak tahu apa yang selalu kau lakukan di dalam situ, tapi melihat kondisi elang-mu di pertandingan kemaren. Maka aku berasumsi bahwa kau berlatih keras disana.”
“Apa kau seorang perawat?”
“Calon dokter hewan sebetulnya. Bolehkah aku melihat Inguan-mu?”
“Baiklah.” Aku seharusnya tidak membiarkannya mengecek Inguan-ku begitu saja, mengingat dia bisa saja lawanku selanjutnya. Tapi entah kenapa aku merasa bisa mempercayainya.
“Hm. Apa kau belum pernah menyentuh Inguan-mu sendiri? Siapa namanya?”
“Garuda.” Aku mengingat-ingat kembali semenjak pertama kali bertemu dengannya, apakah aku pernah menyentuhnya. “Sepertinya belum.”
“Harusnya kau lebih dekat lagi dengan Garuda. Coba lakukan ini.”
Wanita itu mengarahkan tangan kirinya kebahu sebelah kanannya dan menjentikkannya. Aku mengikuti arahannya. Tapi tidak terjadi apa-apa. Dia kemudian bilang kalau harusnya aku mengarahkan tanganku dulu ke mata Garuda sebelum menjentikkannya. Aku tidak paham sebenarnya ini untuk apa, tapi kupikir tidak masalah jika dilakukan.
“Wa.” Saat aku menjentikkan jariku. Garuda tiba-tiba saja bertengger ke bahuku. Kupikir aku akan kesakitan dengan kuku-kukunya yang tajam itu, tapi tidak terasa apa-apa. Sekarang aku mengerti untuk apa jentikan itu.
“Kau juga bisa membuatnya bertengger di lenganmu dengan cara tadi, cobalah.”
Aku mencoba melakukan apa yang diakatan dan ya, Garuda kini bertengger di lenganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elli - The Adventure in Another World (END)
FantasyDikumpulkan dalam satu tempat. Satu keinginan yang sama. Tapi hanya satu orang yang bisa mendapatkannya. Ketika permainan yang sedang terkenal menjadi kenyataan, dan menjadi penentu nasib banyak jiwa. Sanggupkah sang pemain nomor satu menunjukkan ke...