Aku terbangun dari tidurku. Ini adalah bangun paling awal yang pernah kualami. Sejak pertandingan itu, setiap kali aku teringat akan Saras dan Ann, aku jadi susah untuk tidur. Ini tidak baik. Aku tidak boleh begini. Setidaknya aku harus bisa terlihat tenang seperti gadis disebelahku, yang masih tidur dan tidak pernah lepas dari memelukku semenjak Inguan-nya berubah. Aku bukannya suka dia memelukku, jika ada orang lain yang lihat, mereka pasti akan berpikir yang tidak-tidak. Aku hanya tidak peduli, asalkan dia tidak mengangguku. Lagipula aku suka baunya. Dan selain itu, tidak mungkin ada orang lain juga yang akan melihat ini. Hanya tersisa empat orang, dan kami akan bertanding lagi untuk memperebutkan dua tempat. Dua orang akan bertahan, dua orang yang kalah akan lenyap.
Aku menatap Elizabeth. Kenapa dia bisa masih tenang? Apakah dia tahu kalau mungkin saja aku yang akan menjadi lawannya selanjutnya? Apakah dia akan masih bisa tersenyum kepadaku seperti biasanya? Ini tidak benar. Dia harus bisa menganggapku sebagai musuh.
“Elli?” Elizabeth terbangun dan menatapku. Apakah dia bisa melihat kerisauanku? Tidak. Aku tidak boleh terlihat risau. Aku harus mengatakannya dengan muka datar.
“Elizabeth… sebaiknya untuk sementara ini kita tidak bersama dulu.”
Dia bangkit. “Kenapa?”
“Kita mungkin saja akan bertarung nanti. Saat itu terjadi, kau tidak boleh melihatku sebagai teman. Kau harus memikirkan keinginanmu juga. Kau harus menganggapku sebagai lawan yang harus dikalahkan.”
“Ah… jadi kau memikirkannya ya. Terimakasih Elli, kau memang temanku yang baik. Tapi kau tidak perlu memikirkan itu.” Dia kemudian memanggil Inguan-nya, lalu berbicara dengannya. “Warspite, jika nanti kita akan melawan Elli. Kau harus mengalah ya?” Anjing itu menggonggong seolah paham.
“A-Apa yang kau lakukan!? Apa kau tidak ingin hidup lagi!?”
“Jikapun aku hidup lagi… Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi disana. Orang tuaku sudah meninggal. Semenjak aku kecil, aku memiliki fisik yang lemah dan mudah sakit. Aku tidak pergi ke sekolah, apalagi punya seorangpun teman. Mungkin teman yang kumiliki adalah buku, dan juga seekor anjing yang kuberi nama Warspite, sama dengan nama sebuah kapal perang dari buku yang kubaca. Setelah orang tuaku meninggal, aku dititipkan ke tempat nenekku. Nenekku adalah orang yang sangat tegas, mungkin karena dia masih keturunan langsung kerajaan, dia jadi berpikir bahwa semua orang itu punya peranannya masing-masing. Dan peran yang hanya bisa dilakukan oleh orang lemah sepertiku adalah… menjadi hadiah untuk memperkuat hubungan keluarga kami dengan bangsawan lain.”
“Maksudmu… menikah?”
“Sayangnya orang itu bukanlah pangeran muda dan tampan seperti yang kuharapkan, he. Dia hanyalah pria tua yang hanya memikirkan kekuasaan dan harta. Tapi aku masih perawan loh, soalnya pria itu tidak mau, bahkan tidak pernah menyentuhku sama sekali. Dia bilang bahwa dia tidak ingin memiliki keturunan dari orang lemah sepertiku, dan alasannya mau dijodohkan denganku hanyalah agar dia mendapatkan perhatian dari kerajaan. Baginya, aku hanyalah pesuruh tambahan yang akan terus dihukum jika melakukan kesalahan, maupun karena lamban. Hal yang paling sedih buatku adalah, dia tidak mengizinkanku membawa Warspite. Aku juga jadi sangat jarang menyentuh buku karena harus mengerjakan apa yang pria itu perintahkan. Untungnya masih ada yang baik denganku. Mereka adalah para pelayan, kadang saat pria itu pergi, mereka menyuruhku untuk istirahat. Mereka juga memberiku smartphone agar aku tidak merasa bosan. Mungkin karena itulah aku jadi tahu dunia luar dan juga Inguan.”
Itu cerita yang sangat menyedihkan. Aku tidak tahu bahwa orang yang selalu ceria dan tersenyum kepadaku ini punya masa lalu yang seperti itu. Itu bahkan lebih buruk daripada yang kualami. Lantas… apakah dia bisa bertahan? Masih ada satu pecahan yang belum dia ceritakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elli - The Adventure in Another World (END)
FantasíaDikumpulkan dalam satu tempat. Satu keinginan yang sama. Tapi hanya satu orang yang bisa mendapatkannya. Ketika permainan yang sedang terkenal menjadi kenyataan, dan menjadi penentu nasib banyak jiwa. Sanggupkah sang pemain nomor satu menunjukkan ke...