18

14 1 0
                                    

Hari ini hari minggu, tapi kepala sekolah nyuruh seluruh warga sekolah buat datang dan meramaikan acara pameran seni budaya inter high school yang emang diselenggarain setiap 3 bulan sekali.

Seluruh karya yang dibuat oleh anak-anak inter bakal dipamerin di ajang ini dan memang anak-anak di sekolah gue kalo di bidang seni budaya bisa dibilang number one di banding sekolahan lain.

Sebenernya gue mager banget buat dateng di acara pameran. Tapi Bang Arka maksa, lagian gue juga ngga ada jadwal yang berarti di hari minggu yaudah deh gue ngikut.

"Ashleyya!"

Gue menoleh ke sumber suara. Itu Raissa dan Eris. Mereka langsung melambaikan tangannya.

"Bang, gue ke mereka dulu." Tanpa mendengar persetujuan Bang Arka, gue langsung ngacir pergi.

"Yeu bocah maen kabur aje," gumam Bang Arka.

"Mana Vivah?" tanya gue kepada mereka berdua.

"Ngga ikut, dia latihan renang hari ini," jawab Raissa. Dia sibuk memperhatikan etalase besar yang berisi miniatur-miniatur.

"Anak kelas ada yang nyumbang pameran ga sih?" gue menatap mereka berdua penasaran.

"Si Renjun tuh, katanya dia udah bikin lukisan. Tapi orangnya belom dateng."

Hmm, Renjun nyumbang lukisan? Gue jadi penasaran dia bikin lukisan apa.

Ngomongin soal lukisan, gue jadi keinget pas dia nunjukin lukisan yang ternyata muka gue. Asli, keren banget tapi gue heran kenapa dia malah naro muka gue disitu?

Pas gue nanya, dia ngga jawab dan nyimpen lukisannya di sudut ruang seni.

Chenle, Jaemin, Renjun, Jeno, kelakuan mereka selama ini bikin gue bingung.

"Eh tuh Renjun!" Eris menunjuk ke arah koridor. Renjun di bantu Jaemin dan Chenle, mendorong sebuah papan yang ditutup kain hitam. Papan besar yang gue yakini lukisan itu bikin gue makin penasaran.

Gue, Eris dan Raissa langsung nyamperin mereka bertiga.

"Wihh Njun, ini lukisan lo kan?" Raissa menatap Renjun semangat.

Renjun cuman tersenyum dan mengangguk, matanya langsung menatap ke arah gue yang terdiam di belakang Eris dan Raissa.

"Mau liat dong!" Eris berseru semangat.

"Nanti aja Ris, kan gue bakal pamerin nih lukisan di atas panggung. Bentar lagi kayaknya."

Gue memperhatikan interaksi mereka dalam diam. Mata gue teralihkan ke Jaemin yang sibuk membersihkan kain hitam itu.

Rencananya gue mau ngucapin terima kasih ke Jaemin karena dia udah ngasih gue makan siang gratis waktu itu. Tapi, ntaran aja deh.

"Bentar ya girls." Chenle, Renjun dan Jaemin langsung berlalu dari hadapan kami.

"Gede banget lukisan si Renjun, penasaran ngga sih dia ngelukis apa?"

"Palingan gunung, matahari dan sawah." Raissa manggut-manggut meyakinkan.

"Anjrit, itu mah gambar legend semua anak Indonesia woi!" seru Eris sambil menggeplak tangan Raissa.

"Tapi kan bagus dong kalo lukis gunung, matahari, sawah?" sela gue kebingungan. Emangnya gambar legend anak Indonesia kayak gitu? Bukannya bagus?

"Ah iya, lo SD ngga di Indonesia kan ya?" Eris terkekeh pelan.

Gue menggeleng. Raissa langsung mengajak kami berdua untuk mengelilingi pameran yang menurut gue bener-bener keren banget.

S7ORY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang