13

18 1 0
                                    

Arka dan temannya yang lain sedang bermain game online bersama. Teriakan serta makian yang menjadi satu membuat suasana kelas makin ramai.

"Ar, itu dia di atas genteng bego!!"

"Mana anjim kaga keliatan gue?!!"

"Yeu mata lo picek sih ngeliatin janda mulu."

"Heh gajah duduk, lo tuh yang sering ngintilin bocil deket rumah. Pedopil lu."

Yuta dan Arka tak henti-hentinya saling mencaci.

"Yong, belok sini."

"Pipp! Pip! Abang gojek sudah sampaiii."

"Yong, minggir! Biar gue yang nyetir."

"Silahkan paduka Arkanna~"

Johnny yang sedaritadi menelungkupkan kepalanya di atas meja, bergumam malas.

"Berisik banget deh."

Dahi laki-laki itu tiba-tiba mengernyit. Sayup-sayup dapat mendengar percakapan anak-anak kelasnya yang sedang duduk di depan kelas. Kebetulan Johnny saat ini duduk di dekat jendela yang terbuka lebar.

"Eh, itu Ashleyya yang cantik itu bukan sih?"

"Eh iya bener, gila jago banget main basketnya."

Johnny mendengus pasrah. Ahh, kenapa juga dia harus jatuh hati dengan adik dari sahabatnya itu. Ia rasanya ingin menyerah, ingin mencoba biasa saja menghadapi semua ini, tapi dia bahkan belum sempat memulai.

"Oh my god?! Eh itu bolanya kena siapa tuh?"

"Si Tiara bukan sih?"

"Iya! Astaga si Ashleyya ngga hati-hati."

"Eh, dia di dorong!"

Dahi Johnny semakin mengernyit dalam, ingin rasanya berlari keluar untuk melihat keadaan gadis kesayangannya, tapi hatinya saat ini tidak bisa diajak kompromi.

"Ashleyya pingsan!"

BRAK!

Johnny menggebrak meja dengan kuat membuat teman-temannya yang lain terkejut.

"Woi, lo kenapa?" Arka mengelus dadanya sabar. Ia memperhatikan Johnny yang terlihat emosi.

"Turun Ar, si Leya pingsan."

"HAH?!"

***

Gue mengerjapkan mata beberapa kali. Mencoba beradaptasi dengan suasana saat ini. Aduuuhhh, puyeng cok.

Setelah dapat melihat dengan jelas, pandangan gue mendapati sosok Eris dan Raissa, juga Chenle yang duduk di samping kiri gue. Mereka nungguin gue daritadi? Uh, terharu.

"Ley, minum dulu."

Gue mencoba untuk duduk, dengan hati-hati si Chenle bantuin gue.

"Udah mendingan?" tanya Chenle perhatian. Gue mengangguk pelan.

"Lo... kenapa Ley? Lo bisa cerita sekarang kalo lo mau."

"Gue...,"

"Ashleyya!"

Perhatian gue teralihkan ke arah pintu UKS. Nice, Bang Arka dan kawan-kawannya malah nyusulin gue ke sini.

"Dek, lo kenapa? Kenapa bisa sampe pingsan?" Bang Arka menangkup pipi gue pelan kemudian mengelusnya. Bang Arka mode khawatir tuh sweet banget parah.

Tiba-tiba, Chenle menghempas kuat tangan Bang Arka. "Lo siapa? Lancang banget megang-megang si Leya." Chenle menatap tajam Bang Arka.

"Gue abangnya, apa lo?" ucap Bang Arka membuat Chenle terkejut.

S7ORY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang