22. Gosippi

28 7 2
                                    

"Hello everyone, hot news, pengusaha ternama terciduk dengan selingkuhannya."
"Siapa sii yang keciduk itu?"
"Pengusaha kaya dong. Berikut ulasannya."

Dua presenter gosip tersebut sudah hilang, diganti foto dari suaminya dan perempuan yang wajahnya di sensor. Entah siapa yang memburamkan foto bagian wanita itu.

Sore - sore sudah banyak gosip saja. Justin pulang ke rumah, di susul suaminya juga sampai di rumah. Caca menekan tombol off pada remot. Dia masih berwajah datar.

BUGHH....

"Lo, maksud lo apaan ha!"
Justin terengah - engah setelah memukul wajah kakak iparnya itu.

Juna ga peduli sama perlakuan Justin barusan, dia segera berdiri dan ngampirin Caca. Orang pertama yang pingin banget dia jelasin salah paham ini ya istrinya, Caca.

"Ca, kamu ga kemakan berita sampah ini kan?"
"Siapa?"
Bukannya jawab, Caca malah balik nanya. Justin sama Juna sama - sama diem. Caca udah lipat tangan dia di dada, nunggu jawaban dari 2 orang di depannya.

"Salah satu staff aku."
"Ca, ini semua ga bener kok."
"Apa dia cantik?"
"Ca!" Juna frustasi sendiri. Caca masih santai, malah kesantaian Caca ini yang bikin Juna tambah frustasi. Mana mukanya kayak triplek, datar banget. Juna kan jadi bingung sama apa yang dirasain Caca.

"Selesain urusan kamu," setelah ngomong itu, Caca pergi dari ruang tengah. Dia masuk ke kamarnya dan kunci pintu kamar. Dia butuh waktu buat sendiri.

"Bang, kalo lo nyakitin kakak gue, gue habisin lo."
"Ya ampun Kav, lo tau sebucin apa gue sama kakak lo."
"Haaah, kok bisa lo keciduk?"
"Pertanyaan lo kayak gue beneran selingkuh aja."

Justin sama Juna udah pindah posisi duduk di sofa ruang tengah. Capek berdiri terus daritadi. Mana Juna abis kena tonjok si Justin lagi, nyut - nyutan boss.

Juna aja ga tau kapan dia jalan sama perempuan lain. Ga pernah malahan, tapi kok bisa ada foto - foto kayak gitu kesebar. Juna mikir keras, gimana dia bisa di kejadian itu.

"Bang, kok bisa lo sama karyawan gue keciduk kayak gini?"
"Ok, gue akuin gue beliin karyawan lo stelan baru," Juna pasang posisi siaga pas Justin mau nonjok dia lagi.
"Wait, tapi itu sebagai ganti gue ngelempar kopi ke dia," balas Juna.
"Terus?"
"Gue anterin dia pulang dan di lain hari kita ga sengaja ketemu di cafe, ya gue beliin cheesecake sekalian."

Justin liat mata Juna dengan ga selow. Ok, Juna ga bohong. Justin mau percaya buat sekarang. Tugas utama mereka nyari orang yang fitnah kakak iparnya ini. Dia sih udah curiga sama seseorang.

"Terus, di resto waktu itu? Kok bisa lo pelukan sama cewe."

Juna liat foto dia yang tangannya di peluk sama cewe. Foto itu dari belakang, tapi Juna mukanya lagi hadap samping makanya mukanya keliatan tapi si cewe ga keliatan.

Semua foto emang di blur muka cewenya. Tapi foto di restoran dari punggung si cewe, jadi emang ga keliatan. Tapi kok bisa karyawannya Justin kena.

"Fotonya kan blur Kav, gimana ceritanya karyawan lo kena?"
"Beritanya kesebar di kantor juga. Tapi ga ada yang di blur. Rey bilang udah urus media, tapi tetep kecolongan satu."
"Haaaahh," Juna menghela nafas berat. Pusing kepala dia, kemaren aja masalah belum kelar, ketambahan kayak gini.

"Lo curiga sama seseorang Kav?"
"Ck, siapa lagi kalo bukan si Nindi sama antek - anteknya."
"Jangan alihin pembicaraan, gimana ceritanya lo bisa pelukan kayak gitu?"

Justin pasang muka kaget dia,"Jangan - jangan lo lama waktu itu karna ini?" Dan sayangnya Juna ngangguk doang, bikin Justin geleng - geleng kepala doang.

"Kok bisa lo kayak gini? Waktu itu Bitha juga sama Rey. Atau dia ketemu lo duluan?"
"Bukan, bukan dia. Lo kalo goblok jangan keterlaluan. Jelas - jelas dia sama Rey ketemu lo sama Caca juga kan? Timing nya ga pas."
"Ck, terus siapa? Jangan bertele - tele kalo ngomong ngapa?" Justin mulai ngegas bestie.

Juna lagi - lagi menghena nafas berat. Lama - lama oksigen di rumah ini habis gara - gara Juna yang hela nafas berat terus dari tadi. Juna nopang dagu dia pake tangan dan sikunya bertumpu di paha. Dia mikir keras, apa dia bilang aja ya ke Justin.

"Bang," panggil Justin.
"Hmmm, gue ga yakin ngomongin ini sama lo. Apalagi ini masih di rumah, gue ga mau Caca denger."
"Lo beneran serong ya?"
"Mulut lo lama - lama gue slempet ya Kav."

Juna berdiri dari duduknya, Justin juga ikutin kemana Juna pergi. Mereka masuk ke mobil Juna. Sengaja si, biar omongan mereka ga ada yang denger. Mereka akhirnya sampai di kantor Juna yang udah mulai sepi karna udah jam pulang kantor.

Justin masih diem ngikutin Juna. Juna ambil kotak yang awalnya ada di tempat sampah dan di taro di depan Justin.

"Apaan ini?"
"Buka aja."
"Iyuh amat dari tempat sampah."

Tapi Justin masih buka tuh kotak. Di dalamnya, ada foto - foto tadi sama surat 1 lembar. Inti isinya, kalo Juna ga ngikutin kemauan si pengirim, dia bakal sebar tuh foto.

"Siapa yang kirim?"
Juna naikin bahunya ga tau, "gue ga ambil pusing awalnya, malah kayak gini."
"Gue ga hapis fikir, kenapa orang - orang pingin lo pisah sama kakak gue."
"Namanya juga iri dengki Kav."

Kava inget sesuatu, ada yang belum Juna jawab,"lo belum bilang soal di restoran itu. Ga mungkin lo ga tau itu siapa kan?"

"Lo juga tau siapa orangnya kan Kav."
"Ck, ada masalah apa sih tuh orang, nyari ribut mulu."

Juna nyenderin badan dia di kursi empuknya, "gue juga ga tau."

Mereka hening beberapa saat, dengan fikiran masing - masing. Juna udah merem, tapi ga tidur, cuma merem aja. Badannya pegel, kepalanya pusing dan masih cenut - cenut abis ditonjok Justin tadi. Heran, kok masih berasa cenat - cenutnya.

"Karyawan lo gimana Kava?"
"Bitha? Ga tau, yang pasti ga aman di kantor."
"Kasian, dia bakal dibenci tapi ga ngapa - ngapain," lanjut Justin.
"Rencana lo apa Bang?" Tanya Justin.
"Gue ga tau."

Juna sama Justin akhirnya ga pulang ke rumah. Caca mau nelfon Juna tapi ga jadi, nelfon Justin ga diangkat. Dia dekem aja di kamarnya.

"Kemana tuh dua orang," gumam Caca.

Caca keluar kamarnya, makan malam sendirian. Ga selera rasanya, makanannya ga dimakan sampai habis. Caca galau kok, tapi dia masih percaya kalau itu hoax. Ya kali suaminya selingkuh. Minta disunat 2 kali kalo beneran.

Caca buka ipad dia, liat - liat perkembangan butik sama toko perhiasannya. Liat saham juga, dia cuma gabut ga ada Juna sama Justin.

"Nyonya, ada tamu."

Tanpa banyak tanya, Caca berdiri jalan ke ruang tamu. Pas udah ketemu, dia pasang muka datar andalan dia.

"Eh Ca, suamimu ga di rumah?"

Tbc

My Ganteng BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang