O3 ; date ur fada

2.8K 364 18
                                    

Hyunsuk terus saja menggerutu, pasalnya sedari dua jam yang lalu pacarnya tidak kunjung datang. Padahal pemuda itu sudah berjanji akan menjemputnya. Puluhan pesan sudah ia kirimkan, namun tak ada balasan satupun. Juga panggilan yang tak kunjung ada jawaban.

Dibawah atap halte yang lumayan membuatnya kepanasan, Hyunsuk terus mengibaskan tangannya pada wajahnya yang memerah.

Setelah kesekian puluh panggilan telepon, akhirnya dijawab juga oleh Jaehyuk diseberang sana.

"Halo, kamu jadi jemput aku gak, Jae?" Tanya Hyunsuk tanpa basa-basi. Ia sudah kepalang kesal.

"Ya ampun, maaf kak, aku lupa. Kayaknya aku gak bisa deh, ada urusan soalnya." Jawab Jaehyuk diseberang sana dengan enteng.

Nada bicara Jaehyuk yang terkesan santai dan biasa-biasa saja seolah tidak ada rasa bersalah membuatnya menunggu dua jam lebih itu sukses membuat Hyunsuk kesal bukan main. "Brengsek. Gue udah nunggu dua jam disini, sialan."

Setelah mengumpat, Hyunsuk langsung mematikan panggilan tersebut tanpa mendengar respon dari Jaehyuk. Emosi jiwa dia. Bayangkan saja, dua jam nunggu, eh tiba-tiba yang jemput dengan tidak berdosa nya cuma bilang lupa.

Hyunsuk jadi pengen nangis. Terpaksa dia harus menunggu bus selanjutnya. Beruntung hari masih sore. Dengan ditemani oleh rasa kesal, Hyunsuk duduk menunggu bus datang.

Dan sore itu Hyunsuk pulang dengan perasaan gondok dalam hatinya.



***



Dua hari berlalu, Hyunsuk tidak lagi bertegur sapa dengan Jaehyuk, apalagi mengiriminya pesan.

Sore ini Hyunsuk sedang berleha-leha di atas kasurnya. Dia tidak ada kegiatan apapun. Dari pagi Hyunsuk hanya menonton Netflix setelah ia membereskan apartemennya. Dan untuk Mashiho, si manis itu lagi kencan bersama pacarnya dari pagi.

Lagi-lagi Hyunsuk hanya mendengus kesal dan menatap layar laptopnya tidak minat. Ia bosan sekarang.

Baru saja Hyunsuk ingin beranjak dari tempatnya, sebuah notifikasi dari ponselnya sukses mengurungkan niatnya. Kembali pemuda manis itu merebahkan tubuhnya sambil berguling-guling di atas kasur. Tangan lentik bergulir dan mengklik ikon message untuk melihat siapa gerangan yang mengiriminya pesan tersebut.

Ternyata itu Mashiho, pemuda manis itu mengirimkan sebuah gambar padanya. Setelah gambar tersebut terunduh, betapa kagetnya ia melihat sang kekasih bersama seseorang yang bukan dirinya di dalam bioskop sedang bercumbu ditengah-tengah menonton film tersebut.

Sialan.

Mata Hyunsuk membulat menatap tak percaya pada gambar tersebut. Ia kemudian bangkit ingin menyusul Mashiho di bioskop. Tapi langkah kakinya terhenti ketika sebuah dering telepon terdengar dan menampilkan nama kontak Mashiho tertera. Tanpa pikir panjang Hyunsuk langsung menjawab panggilan tersebut.

"Kak!!" Suara pekikan Mashiho menyapa indera pendengarannya. "Kak, dimana sekarang?? Jangan kesini, mereka udah balik soalnya." Lanjutnya lagi.

"Mashi, Lo seriusan itu Jaehyuk sama Asahi?" Nafas Hyunsuk tercekat, ia mencoba untuk menahan emosinya.

"Iyaa kak, tanya Junkyu kalo gak percaya, ini gue lagi ngikutin mereka. Gue antara percaya gak percaya, soalnya mereka berdua tepat di bangku set depan gue, kak." Jelas Mashiho panjang lebar.

"Sekarang mereka mau kemana Shiho?" Tanya Hyunsuk.

"Bentar kak," terdengar suara grasak-grusuk di seberang sana dan suara Mashiho yang bertanya pada Junkyu yang sedang menyetir.

"Kak, mereka menuju gedung apartemen kita.." jawab Mashiho, ia agaknya tidak percaya apa yang dilihatnya, pasalnya pemuda manis yang sedang bersama Jaehyuk itu adalah tetangga apartemen sekaligus temannya.

"Oh, oke Mashi, gue tutup dulu telepon nya. Makasih banyak ya.." ucap Hyunsuk akhirnya. Lalu ia segera bergegas menuju basement apartemennya untuk menghampiri Jaehyuk seperti yang Mashiho katakan.

Tangannya menekan tombol lift dengan tidak sabaran. Dan masuk harap-harap, entah kenapa Hyunsuk rasa lift berjalan terasa sangat lambat hari ini. Sambil menggigiti kukunya Hyunsuk menatap angka yang berganti seiring lift tersebut turun menuju lantai dasar.

Bertepatan lift berhenti dan pintu terbuka Hyunsuk langsung berlari menuju keluar gedung, dan sialnya dia melupakan sandalnya. Iyaa, Hyunsuk tidak pakai sandal.

Netra hitamnya menangkap eksistensi Jaehyuk dan Asahi yang baru saja keluar dari mobilnya. Tatapan marah Hyunsuk layangkan pada keduanya. Hyunsuk berjalan cepat menuju mereka sambil mengepalkan tangannya.

Tatapan mereka bertemu, mata Jaehyuk sedikit terkejut dan Asahi menegang ditempat. Namun tak lama raut wajah Jaehyuk menjadi melunak dan ia kemudian tersenyum ke arah Hyunsuk. "Oh, sayang." Panggilnya.

Hyunsuk tak menjawab, ia berhenti tepat satu meter didepan mereka. Matanya masih menatap keduanya bergantian.

"Kalian—"

Sebelum menyelesaikan ucapannya, lebih dulu Jaehyuk menyela. "Ohh tadi kita ketemu dijalan, dan kebetulan aku mau ke apartemen kamu jadi kita sekalian aja." Jelasnya, lalu kemudian Jaehyuk memeluk Hyunsuk yang terdiam menatap keduanya bergantian.

Hyunsuk melepaskan pelukan sepihak itu dan berkata, "okay." Ucapnya menatap Asahi sekilas yang berada di samping kekasihnya.

"Kamu kenapa gak pake sandal?" Tanya Jaehyuk menatap heran Hyunsuk.

Hyunsuk mengalihkan pandangannya. "Mm tadi aku abis buang sampah, aku lagi buru-buru jadi aku lupa." Ucapnya berbohong, dia tertawa hambar diakhir kalimat.

Jaehyuk mengangguk kemudian merangkul bahu Hyunsuk dan mereka langsung berpamitan pada Asahi yang menatap mereka dengan kesal.



***




"Saya pesan Americano dua shot."

Suara seseorang terlontar saat Hyunsuk yang sedang sibuk pada kegiatannya di meja kasir.

Kemudian Hyunsuk mendongak melihat siapa gerangan yang memanggilnya. Dilihatnya Jihoon yang tengah berdiri di hadapannya sambil menatapnya kaget. "Eh?"

"Lho, Hyunsuk?" Ucap Jihoon kaget.

Hyunsuk menggaruk tengkuknya tak gatal. "Eh, om."

Suasana canggung menyelimuti mereka beberapa saat. Namun Hyunsuk langsung tersadar bahwa pria didepannya ini memesan sesuatu. "Eh iya, om Jihoon tadi pesan apa?"

"Oh itu, saya pesan Americano dua shot." Ucapnya.

"Okay." Hyunsuk kemudian mengklik ikon pesanan pada tab nya.

Hyunsuk mendongak kemudian kembali bertanya. "Ada lagi?"

Pria tiga puluh delapan itu kemudiaan melihat menu yang didepannya. "Boleh kamu rekomendasiin, Hyun?" Bukannya menjawab, Jihoon malah berbalik bertanya pada Hyunsuk.

Hyunsuk mengangguk. "Mungkin Red Velvet cake cocok untuk sore ini." Ucapnya.

"Yasudah itu saja." Ucap Jihoon lagi. "Oh, Hyun ngomong-ngomong kenapa tidak pernah kerumah lagi?" Tanya Jihoon melanjutkan ucapannya.

"Gakpapa, om. Soalnya saya juga lagi sibuk banget akhir-akhir ini. Jaehyuk juga, dia sibuk banget." Balas Hyunsuk seadanya.

Pria tiga orang delapan tahun itu mengerutkan keningnya saat mendengar penuturan Hyunsuk. "Loh bukannya kemarin lusa kalian camping bareng ya?"

"Ah, camping?"

Jihoon mengangguk.

Hyunsuk tidak tahu harus merespon seperti apa, pasalnya dua hari kebelakang dirinya tidak kemana-mana selalu bekerja untuk part time nya. Dan Jaehyuk juga hanya membalas beberapa pesannya mengabari bahwa dirinya ada kepentingan keluarga.

Dengan terpaksa Hyunsuk mengangguk mengiyakan dan sedikit terkekeh, lalu berdeham kemudian.

Setelah membayar bills nya, kemudian Jihoon berlalu dari hadapan Hyunsuk menuju mejanya meninggalkan Hyunsuk dengan pemikiran negatifnya tentang Jaehyuk.






***

date ur fada ; hoonsuk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang