PRIMADONA | 1

20.8K 1.2K 228
                                    

Charlotte mengetuk beberapa kali pintu kantor Mr. Maxwell sebelum masuk ke dalam. Setelah mendapatkan izin masuk, ia melangkahkan kaki nya masuk ke dalam ruangan yang di dominasi dengan aroma cokelat dan tembakau. Untung nya Charlotte sudah tau kebiasaan buruk Mr. Maxwell saat di kantornya. Mr. Maxwell menyuruh Charlotte duduk di kursi di depan meja nya, Charlotte pun menuruti nya dan duduk dengan tenang di kursi tersebut.

"Apakah ada misi lagi untuk ku, sir? Padahal misi penangkapan mafia Rusia itu sudah selesai minggu lalu. Seharusnya aku mendapatkan libur." Kata Charlotte membuka percakapan sambil melipat kedua tangan di depan dadanya.

Charlotte melihat Mr. Maxwell menghela nafas nya. "Aku tahu, Charlotte. Tapi misi mu sekarang benar-benar penting. Wakil Presiden Amerika langsung yang bertemu dengan ku kemarin lusa." Mr. Maxwell menatap Charlotte lekat. Charlotte mendengar dengan apa yang dia katakan.

Mendengar Mr. Maxwell mengucapkan 'Wakil Presiden Amerika' Seperti nya ada misi yang benar-benar penting.

"Memang nya misi nya apa, sir?" Tanya Charlotte penasaran. Belasan misi sudah ia jalankan dengan sukses, termasuk saat penaruhan sepuluh bom teroris di White House sekitar dua tahun yang lalu. Charlotte salah satu agen intel senior di CIA.

"Kau benar-benar akan menerima misi ini dengan segala resiko nya?" Entah, kenapa Mr. Maxwell yang bertanya balik pada Charlotte.

Charlotte mengangguk mantap. "Yes, sir!" Katanya lantang.

"Kau sudah berkata seperti itu, baik akan aku jelaskan. Wakil Presiden Amerika meminta mu untuk menjaga Putri nya dari pembunuh bayaran yang sedang mengincar nyawa putri nya."

Charlotte membulatkan matanya penuh. Misi Charlotte hanya menjaga seorang Putri manja dari seorang terkemuka di Negara ini?! Dia tidak menyangka sama sekali. Jika ada pembunuh bayaran yang mengincar nyawa Putri nya, kenapa tidak sewa beberapa bodyguard untuk selalu mengawasi Putri nya itu, kenapa harus agen CIA yang harus langsung turun tangan untuk masalah sekecil itu. Padahal organisasi CIA di buat untuk melaksanakan misi rahasia yang mengancam Negara.

"Kenapa kau menerima misi itu, sir?" Tanya Charlotte dengan suara rendam menggeram tidak percaya. Dia sudah menjadi agen intelejen senior, dan harus menjalankan misi se-sepele ini?

"Be Proffesional, Charlotte." Charlotte mati kutu saat Mr. Maxwell berkata seperti itu. Dengan berat hati, Charlotte memang harus menerima misi ini, jika ia menolak misi ini, bisa-bisa dia di berhentikan menjadi agen intelejen CIA dan seluruh ingatannya selama di CIA akan di hapus.

Charlotte mengangguk mengerti dan mulai berdiri dari tempat duduknya, hendak permisi untuk keluar.

"Tunggu, aku lupa memberimu tahu mu satu hal lagi. Mulai besok kau sudah bisa menyamar sebagai mahasiswi di Universitas Columbia jusursan bisnis, aku sudah membuatkan data diri mu yang baru ke Universitas tersebut."

Charlotte mengangguk patuh dengan lemah. Dia tidak begitu bersemangat dengan misi kali ini, sama sekali tidak memancing adrenalin nya, apalagi ia harus menyamar sebagai mahasiswi lagi. Dewi batin nya berteriak tidak senang dengan rencana ini. Sama sekali tidak ada senjata api atau tajam yang bisa dia bawa kemana-mana, pihak Universitas pasti tidak mengijinkan.

"Kalau begitu saya permisi untuk keluar, sir."

Mr. Maxwell mengangguk dan mempersilahkan Charlotte untuk keluar.

"Bersikaplah dengan baik, Charlotte."

Itu kata-kata Mr. Maxwell yang terakhir Charlotte dengar sebelum ia menutup pintu kantor Mr. Maxwell penuh.

PRIMADONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang