SORRY FOR SOME TYPOS!
***
Charlotte mengikuti dari belakang dengan perlahan menyetir mobilnya. Ia benar-benar ingin tahu siapa sebenarnya yang membawa Vannesa. Di lihatnya mobil yang mempunyai nomor dan warna seperti punya pemerintah. Tapi, ia baru sadar jika mobil pemerintah milik keluarga Presiden dan Wakil Presiden tidak ada yang abal-abal, mungkin?
Semakin lama, mobil yang membawa Vannesa semakin jauh dari hiruk pikuk kota di malam hari. Ia semakin curiga saat mobil Vannesa memasuki sebuah jalan untuk masuk ke hutan.
Saat Charlotte ingin masuk juga, dua buah mobil langsung menghadang mobilnya. Charlotte yang tidak ingin ketahuan langsung mengerem mobilnya secara mendadak dan menyetir mundur.
"Sialan, sialan, sialan! Mereka benar-benar mengganggu!" Maki Charlotte sambil melihat ke belakang agar tidak menabrak.
Lebih sialnya lagi ia tidak bisa melawan karena hanya sendiri. Meskipun ia selalu membawa senjata di dalam mobilnya, akan tetapi susah jika tidak ada seseorang yang membantunya.
Saat jembatan yang ia lewati sudah terlihat, ia langsung memutar mobilnya agar tidak perlu bersusah payah lagi menyetir mundur. Ia langsung menginjak pendal gas penuh dan mobilnya langsung melaju dengan cepat.
Charlotte mengambil ponselnya dan menghubungi teman yang pasti bisa membantunya.
"Ada apa menelfonku malam-malam?!" Ujar kesal seseorang di sebrang telfon.
"Bangun dan pakai pakaianmu sekarang! Bantu aku! Aku di kejar oleh dua mobil van saat mengikuti Vannesa." Kata Charlotte cepat.
"Baik-baik, posisimu dimana sekarang?"
"St. Fern Avenue nomor dua puluh tiga."
Setelah Charlotte memberikan alamat dimana ia berada sekarang, Lous langsung memutuskan telfon sebelah pihak. Charlotte makin menambah kecepatannya saat sebagian badan seseorang keluar dari kaca salah satu mobil yang mengejarnya dan mulai menembaki mobilnya.
"Astaga! Louis lama sekali! Benar-benar tidak membantu." Gerutu Charlotte kesal. Ia membuka dashboard mobilnya dan mengambil satu postol dengan amunisi penuh.
Charlotte menurunkan kaca mobilnya dan sebagian badan keluar dari kaca mobil. Ia mulai menembaki kedua mobil di belakangnya secara asal karena ia tidak bisa membidik dengan begitu benar. Tangan kanannya harus menyeimbangkan mobil yang ia kendarai.
DOR DOR DOR
Tembakan secara beruntun datang kepada Charlotte. Ia langsung masuk ke dalam mobil kembali dan menyetir mobilnya dengan pola agar tidak terkena tembakan.
Ponselnya tiba-tiba berbunyi ada panggilan masuk. Ia segera mengangkatnya tampa melihat ID Caller nya dahulu.
"CEPAT LOUIS KAU LAMA SEKALI! LEBIH CEPAT!"
"Maaf?"
Charlotte sedikit kaget saat ternyata bukan Louis yang menelfonnya di saat yang genting seperti ini. Ia melihat layar telfonnya dan menampilkan nomor yang tidak ia kenal.
"Ini siapa ya? Jangan membuang-buang waktuku!" Ujar Charlotte kesal. Ia benar-benar dalam situasi yang tidak memungkinkan dan ada yang menelfon.
"Maaf jika aku menganggu kegiatanmu, nona Tomkins."
Charlotte langsung memaki dalam hatinya saat mengetahui suara di sebrang telfon. Hanya ada satu orang yang memanggilnya dengan nama keluarganya, Harry Styles. Apalagi, tadi dosennya itu mengatakan kata-kata yang menurut Charlotte cukup ambigu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIMADONA
Fanfiction❝Guns, Missions and Passion are My Expertise.❝ Charlotte is an intelligence agent who receives a mission to protect the American Vice President's daughter. Disguised as a student and get some messages of terror smelling things nasty and vulgar. Sen...